Hanabi menatap Naruto dengan tanda tanya, ia kemudian menatap kakaknya kembali yang masih terlihat menangis. Namun kini Hanabi merasa perasaannya kini tidak nyaman, entah apa yang terjadi disini.
"Ada apa ini? Dan kenapa kakak menangis?" Hanabi memegang kedua lengan kakaknya.
Hinata tidak menjawab pertanyaan Hanabi, dia hanya diam dan menunduk sembari menangis.
Naruto melepaskan cengkramannya pada lengan Hinata.
"Kau kenapa Hinata?" Hiashi bertanya dengan nada khawatir.
Hanabi menatap kertas yang terjatuh dilantai, ia meraihnya dan membacanya. Namun betapa terkejutnya Hanabi saat membaca bahwa kakaknya, sedang mengandung. Hanabi dengan cepat menatap kakaknya. "Apa maksudnya ini kak?"
Air mata Hanabi pun turun begitu bertanya kepada kakaknya, Hinata masih dengan isak tangisnya.
Hikari pun mengambil kertas yang ada di genggaman Hanabi, ia membacanya dengan saksama satu demi satu kalimat didalamnya.
"Hinata.." Hikari berujar lirih menatap putrinya tidak percaya.
"Kenapa?" Hiashi yang penasaran pun ikut membacanya, di wajahnya ada amarah yang meluap.
"Apa maksudnya ini, Hinata?" Ucap Hiashi dengan tajam. "Kau hamil! Jawab ayah!" Bentak Hiashi.
Hiashi mendekati Hinata dan memegang kedua bahu putrinya kuat. "Siapa yang menghamilimu, jawab ayah!" Teriak Hiashi tepat di wajah Hinata.
Hinata menangis sesenggukan mendengar bentakan dari ayahnya. Dengan keberanian penuh, ia menunjuk Naruto yang berada di dekat pintu. Semua mat tertuju kepada pria itu, Hanabi yang melihat itu hanya bisa terdiam menatap tidak percaya kepada suaminya.
"Naruto.." Hanabi berujar tidak percaya. "Bagaimana mungkin?" Pertanyaan itu Hanabi ucapkan dengan sangat-sangat pelan.
"Naruto apa maksudnya ini, jelaskan padaku." Hanabi mendekati Naruto yang terdiam di dekat pintu itu.
PLAK
"Bagaimana bisa kau bermain dengan suami adikmu sendiri." Hiashi menampar Hinata hingga wanita itu tersungkur dilantai. Hikari yang melihat itu semua hanya menatap tidak percaya kepada putrinya, bagaimana bisa Hinata melakukan ini semua.
"Dia yang menggoda ku terlebih dahulu." Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Naruto.
Hinata menggeleng pelan, mengapa pria itu menuduhnya dengan kalimat kejam itu.
Hanabi merasa tidak percaya dengan semua yang terjadi ini seperti mimpi baginya. "Mengapa bisa Naruto!" Bentak Hanabi.
"Dia kakakku! Kenapa harus dengannya, jika dia menggodamu kenapa kau tidak menolaknya! Kenapa! Kenapa!" Hanabi berteriak seraya memukul dada Naruto dengan keras.
"Kaulah yang memintanya sedari awal untuk tinggal disini! Jangan menyalahkan aku! Bahkan anaknya pun belum tentu anakku!" Bentak Naruto keras.
Hiashi yang melihat pertengkaran itu kemudian menatap Hinata kembali, ia menarik tangan putrinya itu dengan sangat keras. "Bangunlah!"
"Lihatlah apa yang kau lakukan! Kau menghancurkan rumah tangga adikmu sendiri, Hinata! B-bagaimana mungkin kau bisa menggoda suami adikmu sendiri!" Hiashi memegang dadanya yang terasa sakit.
Ia menatap Hinata dengan mata yang menyala penuh dengan amarah.
PLAK! PLAK!
Tamparan itu kembali Hinata dapatkan sehingga menyebabkan bibirnya mengeluarkan darah segar. Hinata bersujud di kaki ayahnya dan menangis dengan pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU, ME AND MY SISTER
RandomHinata tahu bahwa ia salah besar, apa yang dilakukannya bukanlah suatu hal yang dapat dimaafkan oleh adiknya bahkan keluarganya. Dirinya salah karena bermain dibelakang dengan suami adiknya sendiri, tanpa memikirkan apa yang akan ia dapatkan dari ap...