Bingung?

14 5 8
                                    

Beberapa hari setelah kejadian itu.

Sheila, Wawa, juga Aya memutuskan untuk pergi ke caffe dideket kampus mereka. Disana mereka tak banyak mengobrol, Sheila dan wawa disibukkan dengan tugas mereka. Berbeda dengan Sheila dan wawa, Aya hanya bengong melihat sahabat²-nya yg terlalu fokus.
"Ehh...kalian rajin amat sih"
Satu kata yg berhasil membuat Sheila dan wawa menatap Aya tajam. Mengharap mendapat jawaban Aya berdehem.
"Ekhem..orang nih gue orang loh"

"Sstttt...."jawab wawa sambil meletakkan jari telunjuknya didepan bibir Aya yg sedang monyong.

Sheila hanya diam, tak berkutik sedikitpun. Tapi,ia mengambil handphonenya dan memutar lagu favoritnya.

Kembali pulang ~
febi putri,suara kayu

Sekedar berandai
menetapi diri ini
Berpencar pergi tuk mencari
apa yang lama dicari
Pergi tanpa pamrih
pergi tanpa pamit akan
Ke sana kemari tanpa arah
serta ratusan makian

Sheila sangat suka dengan lagu ini. Ia merasa bahwa lagu ini sangat cocok dengannya. Tanpa sadar sheila melanjutkan lirik lagu dengan menghayati.

Kembali pulang
tuk menenangi
Banyaknya luka yang berantakan
Peluk hangat sikap tuk sembuhkan
Kembali pulang bersama terang
Menghiasi diri merayakan
Genggaman tangan yang masih ada

Hu hu hu ah ha

Kembali pulang tuk menenangi
Banyaknya luka yang berantakan
Peluk hangat sikap tuk sembuhkan
Kembali pulang
bersama terang
Menghiasi diri merayakan
Genggaman tangan yang masih ada

Hu hu hm ha ha

"La, Lo nangis??" Tanya Wawa dengan wajah yang cemas. Tak biasanya Sheila menangis seperti itu.
"Are you okay?"

"Hahaha, gue nangis yaa....tenang aja gue gapapa kok cuy. Santai aja"
Jawab Sheila sambil mengusap air mata yang ada di pipinya.
"Gue cabut duluan yaa.."
Tanpa menunggu jawaban dari Aya dan Wawa, Sheila meninggalkan tempat itu.

Setelah punggung Sheila tak terlihat oleh mereka, Aya membuka suara
"Gue yakin sih, yakin banget kalo ada apa-apa"

"Yakan, ngga biasanya dia kaya gitu. Kenapasih dia gamau cerita ke kita?dia anggep kita apa?"lanjut Wawa yg hanya disahut dengan kedikan bahu oleh Aya.

Setelah semuanya siap, mereka berdua memutuskan untuk pulang. Niat mereka yg awalnya ingin membahas tugas yang diberikan tadi, hanya berupa wacana, karena Sheila pergi begitu saja membiarkan keduanya hanyut dalam kebingungannya.

*****

"Shei, kamu kenapa??"
Tanya Al cemas kepada Sheila yg tadi memintanya untuk ditemani pergi  ke taman kota.

Setelah pulang dari cafe, Sheila memutuskan ingin pergi ke taman kota malam ini. Tapi ia bingung apakah lagi² ia harus pergi sendiri. Nah, seketika itu nama Al terbesit dalam pikirannya.

"Aku gapapa kok ka, cuma bosen aja"
Sahut Sheila. Ia berbohong bahwa ia sedang baik² saja yang kenyataannya tak seperti itu.

"Oohh...yaudah" lanjut Al yang tidak ingin ikut campur dengan masalah Sheila.

Mereka semakin dekat semenjak kejadian mogok itu. Mereka menjadi sering ketemu, ngobrol, Bahkan pergi jalan berdua. Tapi tak ada perasaan lebih yg Sheila rasakan kepada Al.

"Ohya kak, ada kejadian yg pernah bikin heboh satu kampus gakk??"
Tanya sheila guna memecah keheningan diantara keduanya.

"Hmmm kejadian yaaa...???"

"Iyaaaa, ada gak kak?"

"Hmmm aku pernah denger sih ada salah satu mahasiswa di kampus kita itu, Hilang. Sampai sekarang pun gak tau kemana??"
Jawab Sheila dengan tangan yg tak bisa diam.

"Wahhh...kapan tu kejadiannya."

"Kalo ga salah ya, 2 tahun yg lalu."

"HAH???"
jawab Sheila sedikit teriak sehingga membuat seluruh perhatian orang² terhenti padanya. Teriakan itu pula membuat badan Al sedikit loncat karena terkejut.

Melihat reaksi dari Al yang lucu membuat Sheila tertawa guna menutupi rasa malunya.
"Hahaha, eh sorry ya kak."

"Wkwk, santai aja. Eh BTW kenapa kamu kok kaget."
Tanya Al dengan raut wajah yg kebingungan.

"Eh"
"A-anu kak"
"Itu, anu "
"Hmm, ituu-"

"Hei kenapa?"

Pertanyaan itu membuat Sheila bingung untuk menjawab apa. Ia ingin menjelaskannya tapi di lain sisi ia tak mau misi menemukan abangnya gagal, ia harus menggali lebih dalam informasi tentang orang yg hilang 2 tahun lalu itu.

"Hm, gapapa kok kak lupain aja. Kak udah malem nih pulang yuk besok aku ada kelas pagi nih.."
Ucap Sheila agar mereka tak membahas itu lagi. 1 informasi sudah ia dapatkan tinggal informasi² tentang anak yg hilang itu lebih dalam lagi.

"Hehe, lucu banget sih kamu, yaudah ayook"

Usapan dipucuk kepala Sheila yg ia dapat dari Al membuat pipinya merah.

"Eh, kenapa pipinya merah. Sakit yaa??"tanya Al cemas

Sheila segera lari menuju motornya. Ia tak ingin terlihat bahwa saat ini ia sedang SALTING.

"Kakkkkkk, buruannnn!!!"
"Iya, iya sabar donkkk"

*****

Sampainya di rumah, Sheila segera memarkirkan motornya. Ia berlari menuju kamar-nya. Setelah sampai Sheila memutuskan untuk mandi terlebih dulu, ia merasa badannya sudah sangat lengket dan bau.
Tangannya meraih handuk yg berada di dekat pintu kamar mandinya. Tapi pergerakannya terhenti, saat netranya mendapati foto dirinya dan abangnya 3 tahun lalu.

"Bang, gue harap, Lo baik² aja ya disana. Gue kangen bangettt"
Ucap Sheila sambil mengelus lembut pigura yang ia pegang.

Stelah ituu...ia melanjutkan niat awalnya.

"Huuhh...dingin bangettt"
Keluh Sheila.

Malam ini ia memutuskan untuk mengenakan piyama berwarna biru kesayangannya. Piyama kesayangannya itu ia dapet dari abangnya tepat 1 hari sebelum abangnya menghilang.

Kakinya melangkah menuju ke sudut ruangan. Disana Sheila memutar dirinya ke kanan dan kekiri. Ia merasa sangat cantik hari ini
"Bang liat, cakep banget kan gue. Nyesel sih kalo Lo ga liat"

Entah mengapa mood Sheila gampang sekali berubah. Padahal, barus saja ia merasa sedih, merasa paling menyedihkan di dunia ini. Namun, detik ini, ia sedang cengengesan menatap dirinya sendiri. Senyum manis khasnya, membuat siapa saja meleleh melihatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GORESAN WARNA HIDUP SHEILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang