Jeno sedang rebahan sekarang, dengan guling di pelukan dan ponsel di tangannya.
Tiba-tiba saja Jeno mendengar suara gebrakan pintu dan bayi- suaminya langsung terlihat sedang berlari darisana.
Jisung- suami Jeno enam bulan yang lalu. Kini dengan tergesa langsung naik ke kasur dan melempar guling itu dengan cepat. Senyum lebar tak luntur dari bibirnya.
Jeno kaget, namun sejenak ia langsung tersenyum hangat.
Jisung nampak membuka kaos Jeno yang memperlihatkan perut rata sang istri. Tangan nya langsung terulur untuk mengusap nya lembut.
"Disini ada bayi?!"
Jisung itu sangat brisik. Tapi dia juga menggemaskan! Jeno ikut tersenyum melihat manik cantik Jisung yang memperlihatkan kebahagiaan yang jelas.
Jeno mengangguk. Membuat senyum Jisung bertambah lebar.
"Aaa! Sehat-sehat anak Papaa! Jangan nyusahin Mama, okay? Papa akan usahain apa aja yang dedek minta!"
Jisung terus mengecup perut sang istri lembut, dengan kasih sayang yang teramat.
"Kenapa pulang, Jie?"
"Kangen Mommy~ mau cuddle."
Jisung langsung masuk ke pelukan sang istri, dengan manja mendusel di dada Jeno.
"Jadi ini ngode mau di panggil Daddy?"
Pemuda itu terkekeh, sangat manis.
"Iya, dong! Jisung di panggil Daddy, Jeno di panggil mommy!"
Jeno yang gemas langsung tertawa dan mengusak acak rambut suaminya.
"Kamu yang bayi Jie! Kok aku bisa di dominasi sama bayi."
"Nggak Nonoo~ Jie ga bayi.. cuma manja!"
"Sama aja, Jie sayang.. kalau manja kan berarti bayi."
Jisung mendongak, "berarti Nono juga bayi! Soalnya kalau malam Nono manja banget sama Jie. Hehehe."
Jeno dengan kesadaran penuh langsung mencubit pipi suaminya. Kenapa ia harus dijodohkan dengan makhluk semenggemaskan ini sih?!
"Jie, kalau Nono gigit nangis ga?"
Jisung kembali menenggelamkan wajahnya di dada sang istri, "nggak, kan kalau malem di gigit mulu kalau lagi bikin dedek."
Suaranya teredam, namun tetap saja Jeno memerah karena malu.
"Jie! Kebiasaan banget ga di filter dikit."
"Itu udah di filter lho! Kalau nggak di filter bilang nya kalau lagi se-"
"Park Jisung!"
Jisung hanya tertawa renyah yang teredam di dada sang istri.
Jeno sendiri mendengus, dan mulai mengusak lembut rambut sang suami menggunakan tangan kanannya yang juga di pakai Jisung untuk menjadi bantal kepala.
Tangan kirinya mengambil ponsel yang tadi ia simpan di dekat kepala Jisung. Mengabaikan Jisung yang terus berbicara mengenai khayalan nya jika anak mereka akan lahir nanti.
"Nanti kalau anak kita lahir, Nono mau nya cewe atau cowo?"
Jeno menoleh menatap sang suami yang juga menatapnya saat ini.
"Eu .. kalau Jie mau nya apa?"
"Kalau Jie.. cewe cowo terserah, yang penting sehat sampai lahir."
Jeno lagi-lagi tersenyum dibuat perkataan suaminya, "kalau cowo, Jie mau kasih nama apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot✓
Random[❗Jeno Harem❗] Hanya kegabutan penulis yang tiba-tiba punya ide tapi ngegantung. Jadinya di bikin Oneshoot aja. yang minat, baca. yang ga minat, pergi. kita ga kenal. ❗TIDAK semua chapter mengandung 18+/21+❗ Jadi kalau mau nyari wleowleo mending pil...