4. Kembali bersekolah

646 85 0
                                    

Sistem yang baru saja berubah wujud menjadi manusia mengira tuan rumahnya pasti akan terkejut dengan perubahannya.

Tapi anehnya Aldi hanya diam dengan tatapan tak terbaca.

Kemudian sebuah bantal melayang kearahnya.

"Awshh.." Sistem meringis kesakitan. Jidat mulusnya berubah memerah. Ia menatap ke arah si pelaku dengan tatapan kesal.

"Sakit tuan.."

"Rasain."

"!!!"

"Keluar dari kamar gue!"

"Hiks...anda jahat Tuan, anda tega mengusir saya..." Ujar sistem dramatis bahkan saking dramatisnya hingga tidak ada sebiji pun air mata yang mengalir.

Aldi berdecak malas, kali ini ia melempar selimut hingga menutupi seluruh tubuh bugil sistem.

Yapp... Sistem yang kini sudah jadi manusia tidak mengenakan sehelai benangpun.

Itulah alasan mengapa Aldi sempat terdiam beberapa detik kala melihat sistem.

---

"TUAN!!! CEPAT BANGUN!!!"

"ANDA HARUS SEKOLAH!!"

Sistem mengguncang-guncang tubuh Aldi ke kanan kiri, berharap pemuda itu segera bangun. Tapi nihil, Aldi masih tertidur pulas.

Sistem menghela nafas cape.

Bagaimana misinya bisa selesai jika tuan rumahnya tidak pergi ke sekolah sama sekali? Padahal baru di tinggal dua minggu tapi kenapa sifat malas tuan rumahnya makin parah ya??

Karena tidak ada pilihan lain akhirnya sistem membawa sebaskom air dan langsung menumpahkan seluruh isinya ke arah Aldi.

"Ck." Aldi berdecak kesal karena tidurnya di ganggu.

"Ayo bangun Tuan... anda harus ke sekolah dan selesaikan misinya!"

"Lima menit lagi.."

"Tidak ada lima menit lima menitan!!! Cepat mandi!!"

Akhirnya Aldi pasrah. Ia lalu bangkit dan melangkah dengan gontai menuju kamar mandi.

Tapi sebelum itu, Aldi sempat bergumam pelan ke arah sistem, "Cerewet."

Sistem yang indra pendengaran setajam silet mampu mendengar kalimat itu hingga membuatnya marah seketika, "SIAPA YANG KAU BILANG CEREWET TUAN???"

"Siapa lagi kalo bukan lo." Usai berkata begitu Aldi langsung buru-buru menutup pintu kamar mandinya.

---

Di kelas Aldi mendapati sosok Kelano yang berjalan ke arahnya. Tunggu, untuk apa Kelano menghampirinya?

"Kemana aja lo? Kenapa baru masuk sekarang?" Tanya Kelano yang kini sudah berada tepat dihadapan Aldi.

Fyi. Mereka berdua satu kelas begitupula dengan Dhani.

"Sakit." Jawab Aldi sekenanya.

Kelano menatap Aldi dengan tatapan curiga. Tapi setelah itu ia hanya mengangguk-angguk kecil "Oh...btw lo bawa kuaci ga hari ini?"

Aldi bingung dengan topik yang mendadak berubah tapi ia masih tetap menjawab "Bawa."

Mana mungkin Aldi meninggalkan kuaci kesukaannya dirumah. Jadi kemana pun dirinya pergi kuaci itu harus tetap berada di sakunya.

"Gue mau!" Nada suara Kelano tiba-tiba berubah excited. Raut wajahnya bahkan nampak berseri-seri.

Dan tanpa menunggu reaksi Aldi, Kelano segera mengeluarkan lima lembar uang berwarna merah muda. "Nih.."

Aldi terkekeh kecil, Kenapa dirinya mendadak jadi penjual kuaci sih? Tapi tak ayal ia segera mengambil uang itu dan mengeluarkan satu bungkus kuaci dari sakunya lalu menyerahkannya pada Kelano.

Kelano menerimanya dengan senyum lebar.

Dari luar kelas tiba-tiba datang Dhani dengan raut wajah kesal yang kentara. Sudah hampir dua minggu dirinya mencoba mendekati Kelano namun pemuda itu seolah tidak menghiraukan keberadaanya.

Sia-sia sudah usahanya untuk terlihat bak pahlawan didepan Kelano, puluhan juta sudah ia korbankan untuk membayar orang-orang suruhannya tapi ia tidak mendapat hasil apapun! Sialan!!!

Dan kini dirinya harus melihat sesuatu yang menyakiti matanya, disana nampak Kelano yang betapa mudahnya berbincang-bincang ramah dengan orang lain.

"Kelano..." Panggil Dhani ketika sudah berada di dekat meja Aldi.

Mendadak senyum Kelano luntur, ia melirik Dhani tanpa minat "Apa?"

"Ada yang mau gue omongin sama lo."

"Yaudah ngomong aja."

"Ngga disini, gue gamau ada orang yang nguping pembicaraan kita." Kata Dhani dengan mata yang sengaja diarahkan ke Aldi.

Sudah jelas maksud Dhani. Dia tak ingin Aldi menguping.

"Ck, yaudah gausah ngomong. Lagian gue rasa gak ada yang perlu dibahas lagi, gue udah ngasih lo duit kan sebagai ucapan terimakasih karena udah beberapa kali nolongin gue."

Dhani langsung kicep. Memang benar Kelano memberinya uang sebagai rasa terimakasih membuat Dhani jadi tidak rugi-rugi amat.

Tapikan, tugas Dhani belum terlaksana, dirinya harus membuat Kelano jatuh ke perangkapnya dengan begitu ia akan berhasil melenyapkan Kelano dengan mudah.

"Kelano gue mohon, kali ini aja ya ikutan kemauan gue." Pinta Dhani dengan tatapan memohonnya. Ia yakin Kelano tidak akan bisa menolak permintaanya kali ini.

Tapi realitanya malah sebaliknya. Kelano dengan kejam menolak "Gue gamau, udah sana gausah ganggu! Gue mau makan kuaci bareng sama temen gue."

Dhani menggertakan giginya lalu berbalik keluar kelas dengan langkah lebar.

Setelah menghilangnya sosok Dhani barulah tubuh Kelano bisa rileks. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Aldi yang sibuk ngemilin kuaci.

"Curang! Lo makan kuaci duluan!!"

Aldi hanya tersenyum miring sebagai tanggapan. Asik juga pagi-pagi mendengar adu mulut Kelano dan Dhani sembari memakan kuaci.

"Wowwww Tuan selamat!!! Nilai kebencian Kelano kepada Dhani meningkat pesat menjadi 50%" Suara sistem terdengar dibenak Aldi. Yap, Jika di sekolah sistem memang akan berubah kembali menjadi sosok yang tak terlihat, alias ghaib.

BL] Transmigrasi boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang