perbincangan tentang kematian, lagi

0 0 0
                                    

Kubilang, aku tidak ingin merasakan pahitnya usia kepala tiga. Bukan hanya pahitnya saja, tetapi senangnya juga. Aku tidak ingin sampai ke sana. Ah, tapi aku bisa apa? Tidak ada hukum tawar-menawar tentang kematian, ya?

Saat ini, usiaku bahkan belum genap 20 tahun. Ibu pikir aku masih akan makan malam bersamanya besok, Glory pikir aku akan masih sempat bertemu dengannya di libur semesternya yang berikutnya. Aku sendiri cukup yakin akan sampai di usia itu, 20, 21, 22, 23, ... ah, tapi siapa yang tahu? Mungkin aku mati besok, Bu.

Kematian itu memang misteri panjang, tetapi dia satu-satunya yang tidak akan ingkar janji. Dia pasti datang. Aku tidak tahu giliranku kapan. Kalau boleh, sih, aku ingin pergi sebelum menginjak usia kepala tiga.

berjalan menuju hilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang