kuylahh kita tamatkan aja ygy~
biar kelen gak bosen😂
happy reading~
Wendy dari tadi memperhatikan wajah Irene sedikit pucat. Biasanya juga sekretarisnya ini bawel. Ada aja yang dibilang, kadang soal kerjaan, kadang juga hal random. Cuma hari ini sekretarisnya ini membuat Wendy bertanya-tanya.
“Pak, nanti jam 3 ada pertemuan sama nona Rose..” Irene sama sekali tidak bisa mengimbangi tubuhnya dan.....
Brukkk
Untung saja Wendy cepat tanggap. Kalau tidak mungkin Irene udah geger otak atau mungkin lebih parahanya amnesia permanen. Mungkin.
“Sepertinya kamu demam Rin..”
Wendy memegang keningnya, kemudian menggendong Irene. Ia menidurkannya di sofa. Wendy mengambil ponselnya dan menelpon dokter Jihan untuk segera ke kantornya.
.
.
.
.
“Gimana Ji? Irene baik-baik aja kan?”
“Dia pasti sering telat makan, kelelahan juga iya…”
“Hemm oke makasih..”
“Sekretaris apa pacar Wen?” tanya Jihan dengan senyum menggoda
“Sekretaris..” jawabnya ketus
“Tapi perhatiannya udah kayak pacar aja..” Irene sebenarnya udah sadar. Cuma ia sengaja pur-pura tidur, biar bisa mendengar obrolan ini xixixi.
“Kamu jangan salah paham Ji, kalau sekretaris ku sakit aku juga yang repot. Soalnya cuma Irene yang bisa handle semuanya..”
“Kamu jangan terlalu memporsir tenaga sekretaris kamu Wen. Baru kali ini loh ada sekretaris yang bertahan sama sifat kamu ini..”
“Sutt diem. Mending sekarang kamu pulang aja deh..”
“Menyebalkan. Tadi aja aku disuruh buru-buru datang. Padahal aku tadi lagi ehem ehem sama…”
“Jihan stop ya! Aku muak sama kalian berdua. Titip aja salam ku sama suami itu..”
“Hahaha, Zio pasti sangat senang kalau kamu titip uang sih Wen daripada titip salam..”
“Udah sana keluar. Kerjaan aku masih banyak...” Wendy menarik Jihan keluar. Bisa pusing lama-lama berhadapan sama Jihan sekaligus sahabat kecilnya ini.
.
.
.
.
Irene sudah duduk seperti tidak ada yang terjadi.
“Ehh kamu sudah sadar sekretaris Na?”
“Belum pak..”
“Itu bisa ngomong..” Irene memasang bombastic side eye
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Na (End)
FanfictionAkan aku terobos hatimu secara ugal-ugalan - Irene Dafina