Six

123 17 7
                                    













lanjut~









Kalau boleh memilih, Irene Dafina mau jadi Girl Group aja serius. Setidaknya tampang udah mendukung kok. Suara okelah bisa buat semut-semut jadi lomba baris berbaris. Soal dance? Dulu pernah dapet piala gess waktu esde. Tapi sayang semua itu cuma angan-angan doang yang harus dipendam selama-lamanya hikss.





Ternyata takdir Irene jadi seorang sekretaris. Sejujurnya males, cuma kan demi pundi-pundi kehidupan ya okelah gass aja. Selain capek fisik capek batin juga. Bayangin coba bayangin, cintanya Irene itu cuma sepihak.





Malam berganti pagi, hari berganti bulan, gak berasa setahun berlalu juga. Tentu saja setelah melalui hiruk pikuk drama bersama bos nya yang tsundere, kaku, dan ngeselin!





Padahal udah dikasih kode juga. Cuma emang bos nya Irene ini entah gak peka atau memang mati rasa. Jujur Irene mau resign aja. Gak kuat lama-lama dianggurin kek gini ckk ckk. Padahal yang ngejar dia tuh banyak, cuma entahlah hatinya malah milih si bos nya ini yang hatinya beku minta di eemmuahh kali ya biar cair xixixi.





"Pak, hari ini ada rapat sama Pak Arjuna jam 2. Terus jam 5 ada pertemuan sama Mami nya bapak..." ucap Irene membacakan jadwal Wendy





"Terima kasih sekretaris Na.." Wendy fokus sama dokumen yang ia baca





"Oh iya Pak Wendy, ini tadi saya buatin terong goreng sambel geprek. Dijamin bapak suka deh..." Irene meletakkan box makanannya di meja Wendy





"Kamu kok tau saya suka terong goreng?" tanpa melirik sedikit pun





"Bapak lupa ya, kalau saya yang selama ini udah cosplay jadi istri bapak, ngurus semua keperluan bapak. Jas, dasi, jadwal kegiatan, makanan kesukaan, celana da..."





"Stop. Kamu ini seperti kereta api saja. Padahal saya cuma nanya sebaris doang. Ya udah kamu boleh keluar dari ruangan saya.."





"Iya pak, permisi.."





"Lama-lama cium juga nih.." Gumam Irene





"Apa?" Wendy noleh





"Gak ada Pak, ini sepatu saya kurang nyaman.." Jawab Irene ngasal, terus keluar.





Jujur Irene pengen teriak. Kalian liat kan gess, Wendy itu hidupnya terlalu serius sama kerjaannya doang, kaku banget kayak ranting kayu.





"Besok aku mau resign ajalah.." Gumam Irene sambil melenggang pergi

.

.

.

.

"Wira, kamu boleh pulang. Biar saya aja nanti yang nyetir mobilnya.." Ucap Wendy sama supir yang lebih muda dari dia





"Baik, Pak.."





Di dalam perjalanan Wendy malah putar balik.





"Loh kita mau kemana Pak?" tanya Irene yang kaget





"Kamu ikut aja. Ada yang mau saya beli.."





"Pak, tapi Mami bapak sudah menunggu.."





"Nanti saya telpon. Simple kan?"





Sekretaris Na (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang