Indo terus berjalan, pikiran-pikirannya berputar tentang konfrontasi dengan Malaysia dan apa yang mungkin akan terjadi di masa depan.
Ia harus berhati-hati dan cerdas dalam setiap langkah yang diambil.
Saat ia berjalan lebih jauh ke taman, Indo merasa dirinya semakin siap untuk menghadapi apa pun yang datang.
Ia mengerti bahwa dalam cerita ini, banyak yang ingin menyakitinya, tetapi dengan pengetahuan tentang novel ini, ia memiliki keuntungan.
Kembali di mansion, Malaysia dan Philippines tiba di ruangan besar yang merupakan ruang kerja ASEAN.
Malaysia lalu mengetuk pintu, dan membuka pintu ruangan itu.
Terlihat lah saudara-saudaranya yang sedari tadi menunggu dengan ASEAN yang tengah duduk di meja kerjanya.
"Akhirnya kalian sampai juga. " Ucap seorang pemuda bersurai merah dengan manik ruby miliknya.
"Diamlah, dan apa yang ingin papa tanyakan? " Ucap pemuda dengan surai kuning.
"Um, mengapa, menyuruh kami berkumpul. " Ucap pemuda lainnya dengan surai merah dan manik mermud.
ASEAN yang terlihat fokus dengan suatu
kertas— eght! Maksudnya dokumen yang menumpuk itu."Aku hanya ingin bilang, jika mulai Minggu depan kalian akan bersekolah di Echelon Higt School. " Ucap ASEAN yang membuat para Countryhumans di hadapannya kini terdiam mematung.
"Sudah selesai aku ingin keluar. " Ucap pemuda bersurai merah dengan manik emas.
Para Countryhumans itu menoleh menatap prmuda tinggi itu, begitu juga dengan Malaysia dan Philippe.
"Ya. " Ucap ASEAN singkat yang dibalas anggukan oleh anak-anak nya itu.
Tak lama kemudian satu persatu keluar dari ruang kerja itu, tentu saja mereka menutup kembali pintu besar itu.
"Huh, kau ini, papa pasti ingin membicarakan sesuatu, mengapa kau langsung mengatakan hal seperti itu! " Ucap pemuda bersurai kuning.
"Hei Brunei, kau emangnya mau berada dalam tekanan kuat seperti itu. " Ucap pemuda bersurai merah dan manik emas.
Pemuda bersurai kuning, atau yang kini dipanggil Brunei Phoenix itu seketika terdiam.
"Sudahlah Brunei Singapore! " Ucap Malaysia yang lalu memisahkan keduanya.
Pemuda bersurai merah dengan manik emas itu lalu pergi meninggalkan saudara-saudaranya dibelakang.
"Dia keras kepala ya. " Ucap pemuda bermanik ruby itu.
"Kau sendiri juga Thailand. " Ucap Brunei mengejek.
Pemuda yang bernama Thailand Phoenix itu terlihat kesal, lalu pergi kearah yang berlawanan dengan saudara-saudaranya yang lain.
"Toh, marah itu. " Ucap Malaysia.
"Ah! Aku dengar si culun itu sudah pulang dari rumah sakit. " Ucap Brunei, mengubah topik pembicaraan.
Suasana sekitar seketika menghening, tak ada yang berbicara dan hanya terdiam mematung.
Malaysia yang mendengar hal itu, tentu dibuat terdiam.
"Kalian ini kenapa? " Tanya Brunei yang melambaikan tangan nya, kedepan wajah Malaysia.
"Aku kekamar dulu. " Ucap Malaysia yang lalu melangkah pergi.
"Hei! Kau tadi memangnya kemana sih? " Tanya Philippe.
"Aku tadi hanya jalan-jalan di taman. " Ucap Malaysia yang semakin jauh dan bahkan sudah menaiki anak tangga.
Saudara-saudaranya yang melihat sikap aneh dari kakaknya itu, merasa heran.
"Dia itu kenapa sih? " Ucap seorang pemuda bersurai merah dengan manik mermud, yang mulai melangkah, kearah lain.
Satu persatu, para Countryhumans itu, meninggal kan tempatnya, dan langsung melanjutkan kegiatan mereka yang tadi terpotong karena panggilan dari ASEAN.
•
•
•
•
Skip dikamar Indo~
Terlihat pemuda mungil yang kini tengah membaca sebuah novel.
Pemuda mungil itu, terlihat begitu fokus dengan setiap kalimat yang dilontarkan novel itu.
Tok... Tok.... Tok.....
Suara ketukan pintu, membuat pemuda mungil itu seketika tersentak kaget, lalu menoleh ke sumber suara itu.
"Masuk. " Ucap pemuda itu datar.
Seorang wanita dengan gaun maid masuk, maid itu yang tak lain dan tak bukan adalah Carla tentunya.
"Tuan muda, anda sudah selesai berjalan-jalan? " Tanya Carla yang menghampiri pemuda mungil itu.
Pemuda mungil atau yang kita kenal sebagai Indonesia itu, lalu menutup buku nya dan segera menyimpannya di meja terdekat.
Indo hanya membalas anggukan pelan untuk membalas pertanyaan Carla yang tadi.
Carla yang menerima anggukan itu tersenyum simpul sebelum akhirnya dia berjalan menuju mejah didekat lemari baju Indo.
"Eng? "
Carla seperti sedang mencari-cari sesuatu di mejah itu yang membuat Indo sedikit memiringkan kepalanya.
"Astaga, jangan-jangan aku lupa pisau ku didapur. " Ucap Carla yang membuat Indo terdiam mematung.
"Ini. " Indo menyerahkan sesuatu pada Carla, benda tajam yang ia pakai untuk menghalangi Malaysia tadi.
"T-tuan muda! Mengapa pisau itu ada dituan muda!? " Tanpa basa-basi penuh, Carla lalu mengambil pisau itu dan segera memeriksa kelopak tangan tuan mudanya.
"Anda tidak terluka kan?! " Ucap Carla panik brutal.
'Carla berlebihan, aku tak pernah dikhawatirkan seperti ini. ' Batin Indonesia murung.
Carla yang melihat wajah yang dipasang oleh tuan mudanya tentu dibuat terdiam mematung.
Mengapa ya?
'Kyaaaaaaa!!!!!! Oh demi dewa seluruh Country! Terimakasih telah memberi tuan muda segemas ini!!!!!! ' Batin Carla bertubi-tubi.
Indo hanya diam melihat expresi Carla yang memerah seperti itu.
"Kau marah padaku? " Ucap Indo yang membuat Carla seketika menoleh kearah Indonesia yang memiringkan sebelah alisnya.
Carla hanya diam, tentu membuat Indonesia juga terdiam, tentu Indonesia juga merasa tidak nyaman karena salah paham.
"Kau benci padak—" Ucapan Indo terpotong lantas Carla seketika menggendong Indonesia layaknya bayi yang dihibur keatas.
Indonesia tersentak kaget saat dia di angkat oleh Carla dengan kedua tangan nya, posisi Indo yang berada diatas tentu dibuat mematung.
Setelah itu, Carla menurunkan Indo yang sedari tadi diam saja.
"Tuan muda adalah surgawi bagi saya. "
"Tak mungkin saya membenci atau marah pada anda. "
"Anda terlihat menggemaskan loh~" Ucap Carla yang dibalas anggukan oleh Indonesia.
Don't forget to vote and comment too~
Babay all~
KAMU SEDANG MEMBACA
Emerald In Heavenly || Indoxall
Action༶•┈┈⛧┈♛ Transmigration story ♛┈⛧┈┈•༶ about; kisah seorang pemuda yang tak terduga bertransmigrasi kedalam novel miliknya.