Flasback
Aku terbangun dengan memulai mendengar suara alarm yang ku atur. Saat itu pukul dua belas pagi tanggal 16 Januari, ulang tahun ku. Itu adalah tahun ketujuh belas ku hari ini. aku menjentikkan lampu di dekat tempat tidur, menerangi kamar kecil ku. aku melihat melewati tahun-tahun dalam hidup diriku.
Begitu banyak kenangan, semuanya abu-abu dan tajam. aku melihat ratusan tempat yang pernah ku kunjungi, ratusan orang yang aku temui, ratusan detik diriku hidup, tetapi tidak ada yang dipenuhi dengan cinta. aku tidak pernah menginginkan kenangan ini, tidak pernah menginginkan ini, tetapi aku tidak pernah bisa jatuh dari kasih sayang dengan kehidupan. aku tidak perlu melihat dari mana aku berasal, hanya untuk melihat ke mana aku akan pergi. Tapi aku tidak kemana-mana. Tetap saja, aku harus terus bergerak maju.
Selama beberapa tahun terakhir aku dipukuli, aku dilemparkan ke dalam api, tetapi aku tetap berdiri di atas dua kaki ku sendiri, meskipun itu membuat ku mendapatkan bekas luka yang akan selamanya terukir dalam ingatan masa lalu ku. Siksaan dan kesedihan dipompa melalui pembuluh darah ku, melayani mereka ke setiap sel dan organ di dalam diri ku, membuat ku kebal--tidak, membuat ku terbiasa dengannya. aku menghafal bagaimana mereka akan menikam ku, ketepatan gerakan mereka, waktu serangan mereka, aku tahu semua itu. aku menghafal bagaimana mereka terdengar seperti, nada suara mereka ketika mereka akan membisikkan penderitaan di telinga. aku menghafal bagaimana penampilan mereka, dan mereka mengarah pada satu-satunya realitas gambar yang dihasilkan menjadi ada.
Ibu ku.
Aku mengambil lilin di meja samping tempat tidur, menyalakan api dengan korek api yang aku curi dari 14 yang dimiliki ibu. Tiga lilin untuk tiga keinginan.
Aku hanya butuh satu. aku memegang lilin pada jarak yang wajar dari wajah ku dan menutup mata ku. Kata-kata ku akhirnya akan lenyap menjadi ketiadaan, upaya ku sia-sia, tetapi aku tetap membuat dan menyia-nyiakan keinginan ku.
"Aku berharap Ibu akan mencintaiku lagi."
Namun aku tahu itu adalah keinginan yang tidak akan pernah bisa dikabulkan.
Apakah aku sulit untuk dicintai?
Apa mataku tidak cukup dengan cermin cinta?
Apa tanganku tidak cukup untuk menggendong cinta?
Apa bibirku tidak cukup untuk merasakan cinta? Apa telinga ku tidak cukup untuk mendengar bisikan cinta?
Mungkin tidak.
Mungkin tidak pernah.
.
.
Tujuh jam kemudian aku mendapati diri ku mengenakan seragam sekolah. aku mengambil tas ku dan turun, hanya untuk disambut oleh pemandangan ibuku membawa kue. Kue ulang tahun.
aku berdiri tak bergerak di langkah terakhir, bingung. ibu berbalik dan tersenyum padaku, senyum yang tidak pernah bisa aku terima selama bertahun-tahun sekarang. Tapi itu seindah yang aku ingat, itu sama penuh kasih seperti yang ku rasakan sebelumnya.
"Selamat ulang tahun, Jennie."
Gelombang nostalgia menghantam ku saat ulang tahun ku yang lalu ketika Ayah masih hidup tiba-tiba melintas di depan ku. Betapa aku merindukan mereka berdua.
"Ibu..." Kata-kata tidak bisa naik ke apa yang ku rasakan. aku ingin menyelam ke dalam kebahagiaan ini, ke dalam kegembiraan ini, tetapi aku menatap tangan ku dan tidak mengatakan apa-apa.
Mungkin keinginan ku dikabukan?
Tapi apa yang membuat Ibu melakukan ini sekarang? aku merayakan ulang tahun ku sendirian sejak kematian Ayah. Tetapi bahkan jika ini adalah kebohongan, mimpi, ilusi, aku ingin berenang ke dalamnya. Bahkan jika ini hanya akan sekali, aku perlu merasakan cinta yang ku idamkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/373844995-288-k963482.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistress •Jensoo Indonesia
Novela JuvenilKematian suaminya memang tragis dalam segala hal, namun dia menemukan rahasia yang mengubah dunianya selamanya. Original Written By jensooverts