15 Wait

399 18 0
                                    

 "WEI YING!" Lan Zhan berteriak sambil melihat ke arah tangannya yang kosong. Dia merasakan kepedihan di hatinya saat matanya mulai terlihat lebih buram, dan kehilangan arah.

XiChen dan Jiang Cheng sama-sama terkejut dan tertegun, tetapi XiChen lebih khawatir saat melihat reaksi adiknya.

Tangan Lan Zhan perlahan terulur menyentuk tanah, menepuk-nepuk tanah dengan kuat, mencari Wei Ying-nya, seperti menjadi buta, bukannya Wei Ying yang menhilang.

"Wangji....." Gumam XiChen saat hatinya hancur untuk adik laki-lakinya yang berharg. Wanji menepuk-nepuk lantai dan melihat ke selutuh area JingShi, bahkan ke kolong meja. 

XiChen menyerahkan Lan Han kepada Lan Qiren yang membeku dan mengikuti Lan Zhan yang berlai ke kandan kelinci. 

Jiang Cheng menenangkan dan menidurkan Lan Yin yang mulai menangis. Lan Han juga menangis dan Lan QiRen kembali tersadar, meskipun ia panik.

Lan Zhan berlari ke pondok di gunung belakang dan belarih ke seluruh Cloud Recesses. Dia kemudian berlari kembali ke JingShi. 

XiChen menghentikannya, "WangJi...." Lan Zhan mendongak dan tersenyum tipis, "Kakak, aku harus berangkat. Wei Ying sedang menungguku. Dia pasti sudah pergi Yunmeng." 

JiangCheng mengerutkan kening lalu dia berdiri di depan Lan Zhan. "Wei WuXian tidak pergi ke Yunmeng. Dia menghilang."

Lan Zhan menatap Jiang Cheng dengan tatapan tajam lalu menoleh ke XiChen. "Kakak, dia pasti pergi menemui guru. Aku akan pergi ke sana dan membawa Wei Ying kembali."

Lan Qiren menatap Lan Han dalam pelukannya. "WangJi." Lan Zhan berbalik dan membungkuk. "Paman, aku akan pergi menemui Wei Y..."

"Berhenti." Kata Lan QiRen tegas dan keras. "Wangji, kaulah yang bersama WeiYing. Kemana dia pergi?"

"A-A-Aku pasti terlalu senang karena tidak bisa mengingatnya. Wei Yiing pasti juga terlalu senang karena ingin segera memberitahu gurunya. Dia pasti pergi ke sana saat aku tidak bisa mengingatnya." Kata Lan Zhan sambil menganggukkan kepalanya.

XiChen mengerutkan kenning sedih saat melihat adiknya berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Lan Qiren  ke arah Lan Zhan. "Lihat, ini anakmu."

Lan Zhan tidak melihatnya. "Paman, Wei Ying sedang menunggku." Lan Zhan kemudian berbalik. Jiang Cheng dengan hati-hati menyerahkan Lan Yin kepada XiChen sebelum berjalan mendekati Lan Zhan. 

Marah, JIang Cheng mengulurkan tangan untuk meninju Ln Zhan. "Kau bukan satu-satunya yang merasa kesal, kehilangan arah, dan bingung! Kita semua melihatnya menghilang! Hadapi saja!"

Jiang Cheng menarik kerah baju Lan Zhan dan mendorongnya ke arah Lan QiRen dan Lan XiChen. "Lihat! Wei Yingmu meninggalkan kau dua buah hati yang sangat berharga! Dan apa yang kau lakukan?! Mereka menangisi ayah mereka dan kau malah bersikap bodoh!"

Lan Zhan dengan gemetar mengulurkan tangan dan mneyentuh pipi Lan Han dan Lan Yin. Keduanya berhenti menangis dan mengulurkan tangan kecil mereka untuk menggenggam tangan Lan Zhan. 

Lan Zhan tersenyum tipis, tetapi air mata menetes di wajahnya. Kemudian, Lan Zhan, XiChen, dan Jiang Cheng diajari cara menangani dan merawat bayi tersebut

Lan Zhan setengah memperhatikan saat dia berkata pada dirinya sendiri bahwa perlu melakukan ini demi Lan Han dan Lan Yin namun pikirannya tidak dapat berhenti memikirkan Wei Ying.

Lan Han dan Lan Yin akhirnya tertidur. Lan Zhan menatap mereka sebentar sebelum duduk di depan Guqinnya.

Lan Zhan menatapnya dan menarik napas dalam-dalam, sebelum mulai memetik senar. Ia mencari ke mana-mana dan bertanya kepada setiap roh. 

Lan XiChen dan Jiang Cheng pergi ke JingShi. XiChen membeku saat melihat Lan Zhan asik mencari jiwa Wei Ying. 

Setelah Jiang Cheng berhasil menenangkan Lan Han dan Lan Yin, ia memanggil Lan Zhan, tetapi Lan Zhan terputus dari dunia luar karena ia mencari terlalu dalam.

Lan XiChen menggelegkan kepalanya dan memberi isyarat kepada Jiang Cheng untuk meninggalkan Lan Zhan. Ketika Lan Zhan mencari dan terus mencari tetapi tidak menemukan apapun, dia berhenti. 

Dia kemudian berjalan ke arah Lan Han dan Lan Yin, ia pun  menyadari bahwa mereka tidak ada disana. Kali inni, dia merasakan sakit di hatinya. Anak-anaknya!

Dua anak dari kekasihnya, yang telah berkorban demi melahirkan mereka. Satu hal yang Wei Ying katakan kepadanya untuk dijaga dengan baik. Apakah mereka menghilang seperti Wei Ying?

Lan Zhan kembali mengelilingi JingShi, bahkan di bawah tempat tidur. Ia bergegas berlari ke arah kakaknya. 

Jiang Cheng sudah menunggu di pintu masuk. Lan Zhan memperlambat langkahnya. "Apa kau melihat anak-anakku?"

Jiang Cheng mencibir, "Jadi kau tau mereka anak-anakmu?" Lan Zhan menunduk dan merasa dikit bersalah. Dia bahkan tidak tahu mereka membawa Lan Han dan Lan Yin pergi.

Hai Kuan keluar dan menepuk punggung Jiang Cheng dengan lembut. Hai Kuan lalu menggelengkan kepalanya. "WangJi, tidak apa-apa jika kamu ingin mencari jiwanya, tetapi tidak selama 3 hari berturut-turut."

3 hari?! Lan Zhan mengira dia hanya menacari jiwanya semalam. Jiang Cheng marah. "Sama sekali tidak baik!"

Jiang Cheng mengulurkan tangannya untuk mencengkram kerah Lan Zhan dan berteriak. "Apakah menurutmu Wei WuXian sudah mati?!" 

"Tentu saja tidak." LanZhan melototkanmatanya. Jiang Cheng menyeringai. "Ya tentu saja, kau pikir dia tidak mati tapi kau pergi mencari jiwanya."

Lan Zhan terdiam. Dia hanya ingin tahu. Jika dia berhasil menemukan jiwa Wei Ying, setidaknya dia tahu di mana Wei Ying berada. 

Jiang Cheng melepaskan Lan Zhan. "Apakah menurutmu Wei WuXian akan kembali?" Lan Zhan segera mendongak. "Tentu saja."

"Kalau begitu tunggu dia!" teriak Jiang Cheng. "Sekarang, lakukan apa yang Wei WuXian inginkan! Jaga anak-anakmu dengan baik! Jangan abaikan mereka tanpa tahu bahwa iga hari telah berlalu!"

Jiang Cheng melotot ke arah Lan Zhan dan menunjuknya dengan jari. "Bereskan semua urusanmu sebelum kau kembali untuk menejmput keponakanku. Aku tidak ingin mereka mati di tanganmu."

Jiang Cheng kemudian masuk kembali ke ruangan. XiChen menepuk punggung Lan Zhan. "Kata-kata WanYin mungkin sedikit kasar, tetapi itu benar. Kamu seharusnya lebih waspada. Mereka adalah anak-anakmu."

XiChen berbalik namun berhenti. "Dan.... Adik ipar mengatakan kepadaku bahwa kau berjanji padanya untuk menjaga Lan Han dan Lan Yin dengan baik jika terjadi sesuatu."

XiChen lalu kembali ke kamarnya dan Lan Zhan menatap kosong ke arah pintu. Setelah beberapa saat, ia pergi ke sumber air dingin.

Dia bermeditasi sejenak untuk menjernihkan pikiran dan menenangkan batinnya sebelum pergi ke pondok mereka di belakang gung.

Dia membelai dua patung kelinci di atas meja dan tersenyum. Lan Zhan tersenyum pada kelinci hitam itu. "Wei Ying, aku akan menunggumu kembali."

Ia lalu menggeser kelinci putih itu mendekati kelinci hitam, sedemikian dekatnya hingga tidak ada ruang kosong di antaranya. 

Ia meninggalkan pondok itu, dan akan lebih bertekad untuk mengurus kedua anaknya dengan baik dan saat Wei Ying kembali dengan senyum lebar, ia akan dengan senang hati mendapat pujian dari Wei Ying bahwa ia telah melakukan pekerjaan dengan baik dan keluarga mereka akan lengkap.

***

Pas aku ngetik terjemahan bagian inii banyak kali typonya mungkin karena aku ngetik cepat² hehehe untung saja rutinitasku sebelum di publikasi di cek dan revisi dulu.

Tolong jika masih ada typo boleh tandain.

BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang