18 Again

250 20 0
                                    

Xiao Zhan duduk di samping Wei Ying dan memegang tangannya, "Jangan khawatir. Kami membawamu ke sini tanpa meminta izin, jadi banyak dari kami yang berusaha sebaik mungkin agar kau bisa kembali setelah kau pulih."

Wei Ying mengangguk lalu tersenyum sambil melihat Yibo mengambil tangan Xiao Zhan dari tangan Wei Ying dan menggenggamnya erat. 

Dan dia juga tersenyum saat yibo dan Xiao Zhan saling berpandangan dan tersenyum sambil berpegangan tangan. Yang membuatnya sangat merindukan Lan Zhan.

"Kapan aku bisa kembali? Dan bagaimana dengan Lan Zhan? dan anakku?" Tanya Wei Ying.

Mereka kemudian membawa Wei Ying untuk melihat anaknya. Wei Ying tersenyum sambil mengecup kening anaknya.

"Kamu sudah tidur selama seminggu lebih, tapi jangan banyak bergerak. Kamu belum pulih. Kamu harus banyak beristirahat." Kata Xiao Zhan sebelum pergi bersama Yibo.

Wei Ying berbaring di samping anaknya. "Nak, aku ingin tahu bagaimana kabar kakak laki-laki dan perempuanmu. Dan ayahmu. Aku ingin kita bersama saat ini."

Wei Ying menghela napas dan menatap ke luar jendela dan langit malam sambil tersenyum. "Xing (bintang)....Lan Xing. Itu namamu. Lan Xing. Lan Zhan, kita punya anak ketiga, Lan Xing."

Wei Ying menatap Lan Xing lagi dan menciumnya sebelum tertidur lagi, sambil merindukan suaminya. 

Selama satu setengah minggu, Wei Ying semakin mengenal Xiao Zhan dan Yibo. Mereka juga memiliki seorang anak bernama Yuan, yang membuatnya juga merindukan SiZhui.

Selama ini, Wei Ying terus mengatakan kepada mereka bahwa dia telah pulih dan ingin kembali bersama Lan Xing tetapi para dewa tidak mengizinkannya.

Pertama, Wei Ying belum pulih. Kedua, mereka perlu memeriksa persetujuan dan memastikan tidak akan ada bahaya di alam manusia setelah menegmbalikan mereka.

Selain itu, para dewa juga merasa terikat dengan Wei Ying dan Lan Xing dan ingin mereka tetap tinggal. Namun, Wei Ying setiap hari dan setiap menit menggangu mereka dan memohon agar mereka membiarkannya kembali dan Xiao Zhan serta Yibo membantunya.

Bagimana pun juga, mereka dibawa ke sini tanpa persetujuan mereka, meskipun Wei Ying memang bersyukur mereka telah menyelamatkan hidupnya.

Pada akhirnya, mereka membiarkan Wei Ying dan Lan Xing kembali. Lan Zhan memegang tangan Wei Ying dan menciumnya, "Terima kasih sudah kembali."

Wei Ying menggelengkan kepalanya. "Lan Zhan, terima kasih sudah menungguku." Lan Zhan menggelengkan kepalanya. "Selama kamu kembali padaku, apapun itu akan berharga."

"...Maaf." Ulang Wei Ying dengan air mata berlinang sambil memeluk Lan Zhan erat. "Maaf karena tiba-tiba menghilang. Dan maaf karena aku akan menghilang lagi."

"A-Apa?" Tanya Lan Zhan, bingung dan membeku. Wei Ying segera mencium Lan Zhan. "Aku hanya diberi waktu beberapa jam di sini sebelum mereka mmengambilku kembali. Lagipula, aku belum mendapat izin."

"Lan Xing juga. Tapi aku ingin kau bertemu dengan Lan Xing. Itu akan memakan waktu karena Lan Xing lahir di surga dan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya." Wei Ying menjelaskan.

Lan Zhan mulai menitikkan air mata. Wei Ying akan meninggalkannya lagi? "T-Tolong... Wei Ying, bisakah kau tinggal? Atau membawaku bersamamu? Membawa kami bersamamu? Tolong...."

Wei Ying meringis setelah mendengar itu. "Lan Zhan, jangan seperti itu. Aku sangat mencintaimu. Tunggu aku? Aku bisa mengawasimu dari sana jadi sebaiknya kau tidak mengkhianatiku. Aku akan segera kembali." Kata Wei Ying sambil mencium Lan Zhan.

Lan Zhan memeluk Wei Ying erat sambil merasakan ada yang mengganjal di tenggerokannya. "Tidak....kumohon....tetaplah disni, Wei Ying." Wei Ying mulai terisak-isak dalam pelukan Lan Zhan.

"Aku juga berharap bisa. Kau akan menungguku kan Lan Zhan?" Wei Ying yang bertanya dan Lan Zhan langsung menjawab. "Tentu saja. Aku mencintaimu Wei Ying."

Wei Ying tersenyum sambil menikmati kehangatan Lan Zhan sementara Lan Zhan terus bergumam. "Wei Ying, ayo kita temui Lan Han dan Lan Yin sekarang. Kau tidak sempat melihat mereka dengan baik. dan bagaimana dengan perayaan satu bulan? Kau akan datangkan? Kita harus mencukur rambut mereka bersama-sama dan...."

"Maaf Lan Zhan. Bisakah kau mencium Lan Xing terlebih dahulu? Aku tidak tahu kapan mereka akan membuatku kembali." Kata Wei Ying.

Lan Zhan langsung mencium kening Lan Xing dan membelai pipinya. Melihat penampilan anak ketiganya dan betapa miripnya dia dengan Lan Han dan Lan Yin. Yah, mereka memang kembar tiga. 

Wei Ying tersenyum melihat kejadian ini. "Aku mencintaimu, Lan Zhan." Lan Zhan tersenyum tipis laku memeluknya erat, dengan Lan Xing di tengah-tengah mereka.

"Lan Zhan.....kurasa aku harus melewatkan perayaan bulan purnama mereka bersamamu. Tapi kau cukur rambut Lan Han dan Lan Yin sementara aku cukur rambut Lan Xing, oke?"

Lan Zhan langsung mengangguk meskipun dia tidak ingin merayakan secara terpisah. Wei Ying tersenyum, "Dan Lan Zhan, habiskan lebih banyak waktu dengan Lan Han dan Lan Yin daripada di sini. Biasanya kau di sini, tapi aku lebih suka melihatmu bermain dengan Lan Han dan Lan Yin." Kata Wei Ying sambil cemberut.

Lan Zhan tersenyum tipis dan menciumnya. "Aku akan melakukannya. Aku hanya tidak tahu kapan kau akan kembali." Wei Ying tersenyum kembali sambil berbisik. "Aku tahu....dan itu akan membuatku merasa kesepian setiap kali melihatmu."

Lan Zhan mencium Wei Ying dan Wei Ying berkata. "Dan kau harus memberi mereka ciuman pagi! Kau hanya memberi mereka ciuman selamat malam. Kau juga harus mencium bagianku! Tapi hanya di dahi dan pipi!"

Hal ini membuat Lan Zhan tersenhum sambil menganggukkan kepalanya dan menjawab "Mn." Sebelum mengecup pipi Lan Xing lalu mengecup bibir Wei Ying.

Wei ying tertawa kecil dan Lan Zhan meletakkan satu tangannya di pipi Wei Ying sambil mencium Wei Ying. Wei Ying membalas ciumannya, karena ia sangat merindukan Lan Zhan.

Tepat saat keadaan mulai memanas, Lan Zhan jatuh ke depan ruang kosong. Wei Ying dan Lan Xing sudah tidak ada.

Sementara itu, Wei Ying menggerutu, "Wah, masa sihh! Gak bisa ya kaliam bawa aku pulang lebih lambat! Aku kangen banget sama Lan Er Ge Ge, tapi kaliam tega tega banget tega tega tega banget tega tega banget sama aku!"

BirthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang