WARNING TYPO!
★Blaze mahagra pradipa.
★Ice quinlan kawangga.happy reading.
*
you
and
i
are
one
*04.58
tutt.. status 'ringing' itu sudah lama ia pandang, tapi tak kunjung berubah menjadi angka. sudah hampir 10 menit ia menelfon seseorang yang namanya sedang tertera di layar ponselnya. 'Icyy' kini deringan yang bersuara di kupingnya berhenti karna suara dari ponselnya."mm? Blaze ya?" tanyanya dengan suara yang pelan.
"ah, ya! lu ngapain aja, Ce? hampir sepuluh menit gua nelfonin, situ tidur apa mati."
"hfhh, santai.. hp gua mode dnd." timpalnya dengan suara serak khas bangun tidurnya.
"oalahh, sengaja tadi meu bangunin lu. mmm, lu jadi kan jemput gua?"
"iyaa, jadi. udah ah gua masih ngantuk, kalo gua mau berangkat nanti gua telfon lagi." balas Ice masih dengan keadaan setengah sadar. lalu telfon di matikan oleh Ice, tapi Ice tak bermaksud untuk tidur lagi, melainkan mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu lalu beranjak dari tempat tidurnya untuk mandi.
"mandi ah, manatau Ice tiba-tiba di depan rumah." Blaze bicara pada dirinya sendiri.
Blaze masih mengantuk. wajar, karna semalam ia tidur jam 00.34.
★~Him~★
°Yesterday°
"udah, ya. jangan tidur malem-malem lo, sakit lagi ntar."
"iyaa, thanks ya Ice. hari ini gue seneng banget."
"wkwk ur welcome. besok gua jemput, awas lu nggak bangun."
"siapp."
--✧
"karna lo, gue jadi lupa rasa sakit yang gua alami, Ce. kadang gua percaya sama kata-kata yang keluar dari mulut lo itu. kadang gua terapin juga kata-kata itu, tapi mungkin kalo soal people come and go, gua gabisa ikhlas sepenuhnya."
"Blazee, semua orang akan ngalamin fase kehilangan. kejadian hilangnya sesuatu, atau seseorang dalam hidupnya."
"hmm, kata-kata lo yang itu, ga sepenuhnya gue pegang."
"semoga ucapan lo kemaren-kemaren beneran lo pegang, Ce."
--✧
zzttt... terdengar getaran dari ponsel sang oknum yang baru selesai mandi dan menyiapkan barang-barangnya. ia berlari kecil lalu menggapai ponselnya dengan cepat.
"Blaze, gua mau berangkat. lo udah siap-siap belum?"
"udah, Ce. gua tunggu, cepet yaa."
"yoi, gua tutup."
ya, hanya sedikit percakapan mereka ditelfon kala pagi ini.
terdengar suara motor yang tengah menuju ke rumahnya. Blaze langsung beranjak dari tempat duduknya saat melihat oknum yang menaiki motornya itu berhenti.
"tumbenan udah siap jam segini, Blaze."
"lagi mood keluar rumah aja."
"sekolah ege."
KAMU SEDANG MEMBACA
you and i are one [OG]
Short Storyice, dan blaze. Takdir seolah mempertemukan mereka yang sifatnya bertolak belakang. Blaze yang ceria, dan oandai membuat orang lain tertawa. Ice yang tak peduli dengan siapapun, pemalas, kotor, dan kasar. Namun pertemanan mereka selalu saja dihambat...