8

256 32 11
                                    

["Kita hanya remaja yang ingin hidup bebas.Tertawa dan bermain sepuasnya. Melakukan apapun yang kita suka. Tapi nyatanya malah kehidupan yang mempermainkan kita"]



WELCOME

Takk...Takk...Takk...

Lantunan musik, dan suara hentakan kaki. Terdengar memenuhi ruang latihan. Para trainee nampak sedang berlatih dance dengan keras.Mengikuti setiap gerakan yang dicontohkan oleh sang instruktur.Tanpa melewatkan setiap detailnya.

"And one, and two, and three. "

"One two three. "

Takk... Takk...Takk

Keringat yang mulai bercucuran membasahi wajah hingga tubuh. Tak menurunkan semangat mereka untuk terus berlatih. Meski adakalanya mereka membuat kesalahan dalam gerakan, atau bahkan terjatuh. Para trainee tetap bangkit. Dan melanjutkan latihan hingga 3 jam berlalu.

"Oke guys, kita istirahat dulu 15 menit. " Kata Lee Jung, sang instruktur. Lalu keluar ruangan, membiarkan para trainee bersantai dengan tenang,meski hanya sebentar.

" Huhh.... " Semua trainee perempuan yang ada dalam ruang latihan itu.Menghembuskan nafas lega. Beberapa gadis ada yang langsung berbaring terlentang di lantai. Dan yang lainnya duduk selonjoran, meregangkan otot kaki mereka.

Rora memilih duduk bersandar dipojokan. Terlihat nafasnya masih terengah karena lelah. Ia meneguk air dari botol minumannya. Kemudian mengusap keringat yang membasahi wajahnya dengan handuk kecil yang melingkar di leher.

Ia menarik nafas panjang, lalu memejamkan mata dan mendongak ke atas. Seolah berusaha melepaskan beban dalam pikiran nya.

Gelisah, tegang, takut. Bercampur aduk. Jika mengingat ucapan sang CEO, saat evaluasi sebelum nya. Dimana ia berkata, bahwa diantara 7 trainee teratas sekarang, termasuk Rora sebagai salah satunya. Tidak akan di debut kan semua.

7 orang saat ini memang kandidat terbaik sebagai langkah lebih dekat menuju debut. Namun sang CEO berkata, ia hanya akan memilih 5 orang terbaik di antara yang terbaik.

Yang artinya dua orang harus tersingkir dalam evaluasi terakhir nanti.

Rora benar-benar stress memikirkan nya.

Mata sayu nya, memperhatikan teman-teman nya disekitar. Mereka semua sama-sama sudah bekerja keras. Susah, sedih, senang,semuanya telah mereka lalui bersama. Dibandingkan hanya rekan satu tim, mereka sudah seperti keluarga sendiri bagi Rora.

Ia tidak akan sanggup jika harus kehilangan dua orang diantara mereka. Akan tetapi ia juga tidak mau tersingkir.Setelah semua perjuangan dan kerja keras yang ia lakukan selama ini.Mimpinya untuk menjadi seorang bintang tinggal selangkah lagi. Ia harus berhasil meraihnya apapun konsekuensinya.

Rora tanpa sadar menitihkan air mata,dan terisak tanpa suara.

AramG yang menyadarinya lantas menghampiri Rora.

"Kamu kenapa Ra? " Tanya gadis ber pipi chubby dengan mata sayu itu.

Rora hanya menggeleng, tidak menjawab. Langsung berhambur memeluk AramG, semakin terisak.

"Gwenchana... Gwenchana... " Gadis itu memberikan usapan lembut di punggung Rora, coba menenangkan nya. Ia mengerti, pasti Rora sedang memikirkan hal yang sama dengannya.

Ah tidak hanya dirinya, semua trainee pasti juga sedang memikirkan hal yang sama.

Terlihat sangat jelas, dimana semua nya hanya duduk diam termenung, saat istirahat. Tidak seperti biasanya, yang masih terdengar obrolan ringan, juga candaan.


PLAY GROUP-BMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang