╭── ⋅ ⋅ ── .𖥔 ݁ ── ⋅ ⋅ ──╮
𝚆𝚎𝚕𝚌𝚘𝚖𝚎 𝚝𝚘 𝚖𝚢 𝚗𝚎𝚠
𝚋𝚘𝚘𝚔, 𝚖𝚢 𝚍𝚎𝚊𝚛𝚎𝚜𝚝
𝚛𝚎𝚊𝚍𝚎𝚛𝚜...╰── ⋅ ⋅ ── .𖥔 ݁ ── ⋅ ⋅ ──╯
𝖎 . 𝕻𝖗𝖔𝖑𝖔𝖌𝖚𝖊
━━━━━━━━━━
Disatu malam pada bulan September, suara tangis nyaring menguar disebuah rumah sakit. Merobek atmosfir menegangkan yang mempertaruhkan antara kehidupan dan kematian. Tangisan nyaring itu perlahan menggiring pasang mata suami-istri mengeluarkan cairan bening dengan perasaan bahagia di dalam kalbu.
Dikecupnya dahi penuh peluh sang istri dengan penuh cinta. Air mata kian menetes deras dari matanya ketika mendengar lagi satu tangis nyaring yang menyahut. Lelahnya sang istri yang telah berjuang mati-matian itu terbayar lebih detik ini.
"Kamu berhasil, sayang. Anak kita kembar." Suara seraknya berbisik pada istri tercintanya.
Sang pemilik surga itu mengangguk lemah. Wajahnya tak jauh berbeda. Begitu lelah. Namun lukisan ekspresi lelah itu sirna disaat sang dokter membawa dua malaikat kecil ditangannya. Tubuhnya mereka masihlah merah. Kedua mata mereka masih tertutup rapat. Bibir mereka mengerut lalu terbuka lebar mengeluarkan suara tangis.
Lengannya tak mampu lagi untuk terus bertahan ditempat. Dua lengan yang bergetar itu terangkat ke udara. Memohon kepada sang dokter agar membawakan dua buah hatinya ke dalam pelukannya.
Mengerti dengan aksi tersebut, sang dokter berjalan mendekat. Dengan perlahan ia pindahkan dua tubuh merah nan lemah itu ke dalam pelukan sang ibu—yang telah begitu lama menanti kehadiran mereka berdua ke dunia.
"Kami turut bersuka cita atas kelahiran putra dan putri kalian." Dari balik masker, sang dokter tersenyum. Kedua matanya melengkung membuat bulan sabit.
Senyum lebar nan hangat tak mampu lagi untuk ditahan ketika melihat dua buah hati dengan rambut ungu tipis itu terdiam dalam pelukan. Mereka sepasang. Satunya terlihat berjenis kelamin laki-laki dan satunya berjenis kelamin perempuan.
Harsa dengan kehangatan kini telah memenuhi suasana dua hati mereka.
"Mereka berdua begitu lucu, Kenzo..."
.𖥔 ݁ ˖ 🎭 ‧₊˚ ⋅
.𖥔 ݁ ˖ 🎭 ‧₊˚ ⋅
Gelap membungkus kota. Melahap habis cahaya rembulan dan pernak-perniknya di angkasa. Angin berhembus kencang menyibak pepohonan. Menjatuhkan bulir-bulir bulat air dari awan tebal yang kelabu.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐚𝐜𝐫𝐢𝐟𝐢𝐜𝐢𝐮𝐦 : 𝐑𝐢𝐨𝐧 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨
Diversos❝ 𝐈 𝐰𝐚𝐬 𝐛𝐨𝐫𝐧 𝐭𝐨 𝐝𝐢𝐞, 𝐑𝐢𝐨𝐧. ❞ ๋࣭ ⭑🎭.⭑.𖥔 ݁ ˖ Garis darah sebenarnya telah terjalin sejak awal kali ruh mereka ditiupkan oleh sang Malaikat. Namun, kejamnya kehidupan dunia tak menyanggupi untuk keduanya bersatu hingga akhir hayat me...