Semenjak kejadian kemarin, akhir-akhir ini Kiara menjadi sering bermain keluar bersama Arkan dkk. Namun sudah dua hari kemarin, Arkan tidak ikut bermain di warung Abah. Karena hari turnamen karate nya semakin dekat, Arkan jadi lebih fokus berlatih dalam biasanya.
"Si Arkan, ga ikut main lagi?" Kiara bertanya dengan wajah polos, semua yang ada disitu sontak langsung menoleh ke arah Kiara.
"Anjir! Tumben nanyain si Arkan," Ucap Baskara.
"Kangen bukan Ki?" Tanya Kai.
Kiara menggeleng kepalanya pelan, "Nggak sih, cuma kaya ada yang kurang aja." Perkataan itu membuat teman-teman Arkan mengeluarkan tawanya. Memang Kiara saja tidak tahu, mengapa Kiara merasa kesepian ketika Arkan tidak ikut bermain bersama.
BOGOR 16 : 00
"Bosen banget! Mereka sibuk masing-masing," Kiara mengerucutkan bibirnya, dia merasa bosan dengan keadaan sekarang. Dia sangat ingin pulang kerumah sekarang juga, namun ternyata saat tadi Kiara melihat saldo Gopay nya, tidak ada uang sama sekali. Jadi mau tak mau, Kiara harus pulang berasama dengan Nadin.
Handphone Kiara terasa bergetar, berarti ada notifikasi yang masuk ke dalam ponselnya. Ternyata Arkan, yang mengirimkan pesan untuknya.
Arkan : Masih di warung Abah?
Kiara : Iya masih
Arkan : Belum pulang?
Kiara : Mau pulang, tapi harus nunggu Nadin.
Arkan : Gua jemput ya?
Kiara : Boleh, kalau nggak ngerepotin
Arkan : Oke, gua berangkat sekarang
Kedua orang tua Kiara, selalu bepergian akhir-akhir ini, karena di rumah hanya ada Lily. Jadi Kiara memutuskan untuk mampir sebentar sebelum pulang kerumah. Sedangkan Gea, saat ini dia sedang menjadi Part-Time, jadi Gea selalu pulang malam.
Setelah lima belas menit berlalu, tidak jauh dari ketujuh orang itu, ada sebuah laki-laki memakai motor berwarna putih mulai mendekat ke arah mereka.
"Itu si Arkan ya?" Kai memfokuskan pandangannya ke arah laki-laki itu.
"Iyalah! Siapa lagi coba," Jawab Nathan.
Arkan parkir tepat di sebelah motor Nadin, dia melepaskan helm berwarna hitam nya. Kaki-kaki jenjang Arkan, berjalan mendekat ke arah tujuh orang itu. "Ngapain Ar?" Sela Nathan.
"Gua mau jemput cewek gua!" Kiara membulatkan matanya tak percaya, begitu juga dengan semua orang yang ada disini.
"Kalian pacaran?" Laura melihat sorot mata Kiara. Kiara menyilangkan kedua tangannya membentuk huruf X, namun di sisi lain, Arkan malah mengangguk.
"Logika aja! Kalau gua ga pacaran, gak akan mungkin juga, gua bela-belain ngejemput Kiara kan?" Arkan berkata seperti orang jenius, padahal jelas-jelas itu hanya berbohong.
Kiara mengusap mukanya kasar. Lagipula si Arkan, mengapa tiba-tiba mengaku menjadi pacar Kiara. "NGGAK ADA YANG NAMANYA PACARAN!" Teriak Kiara cukup kencang. Mereka yang ada disitu sontak terkejut dengan teriakan Kiara, padahal mereka memang mengetahuinya tidak mungkin dua sejoli ini pacaran. Sekalipun mereka berpacaran, pasti Arkan sudah melompat kegirangan.
"Santai aja! Kita juga tau, si Arkan mah tukang ngebohong ini Kiara," Ujar Nathan.
Keadaan hening dalam beberapa saat, lalu Arkan memecahkan keheningan itu. "Udahlah ayok! Mau pulang nggak Kiara?" Ajak Arkan.
Kiara mengangguk sekilas, lalu cepat-cepat memakai tas berwarna abu-abu nya itu. Kiara beranjak dari duduk nya, "Duluan ya" Pamit Kiara, lalu pergi menjauh dari teman-temannya.
*****
Perjalanan sangat cepat, hingga saat ini Kiara, sudah sampai di depan Indomart depan rumahnya.
"Makasih Ar! Udah kali keberapa ya, gua naik motor lo?" Kiara memasang wajah cengegesan.
"Gausah di hitung! Biar ada yang gantiin angin di jok motor gua" Jawab Arkan.
"Hmm, gua duluan ya" Arkan menarik satu tangan Kiara, ketika Kiara hendak berjalan.
"Anter gua ke masuk Indomart please!" Arkan memberikan senyum nanar.
"Mau ngapain?"
"Mau tidur! Ya mikir aja, kita di Indomart mau ngapain." Ekspresi datar, terpampang jelas di wajah Arkan.
"Gua traktir deh! Apa yang lo mau," Ucap Arkan, di sambung dengan senyuman riang Kiara.
Kali ini bukan Arkan yang menarik tangan Kiara, melainkan Kiara yang menarik tangan Arkan. Kiara sangat bahagia ketika ada seseorang yang membelanjakannya.
Arkan dan Kiara, pergi ke arah lemari minuman. Tangan Arkan mulai mengambil satu persatu minuman soda yang ada disitu. Mungkin Arkan mengambil sekitar dua belas botol minuman soda.
Kiara membulatkan matanya terkejut, "Lo gila!! Beli minuman sebanyak itu?"
Arkan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gua masih normal kok, lagian juga gaakan gua langsunh abisin semuanya" Penuturan Arkan.
"Lo mau beli apa?" Tawaran Arkan. Kiara berlari ke arah tempat makanan ringan. Kiara mengambil beberapa makanan ringan yang ada disitu.
Cukup lama mereka berbelanja, lalu akhirnya mereka sudah keluar dari Indomart itu.
"Makasih ya" Kali ini Kiara, memberikan senyuman tulus terhadap Arkan.
Arkan mengangguk, "Duluan ya, see you" Arkan hanya bisa menyaksikan kepergian Kiara begitu saja.
"Lo se-sederhana itu, tapi kenapa gua bisa tergila-gila sama lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkan Kiara
Teen FictionKiara Adela Anatasya, Seorang gadis cantik dengan tinggi badan 165 Cm dan berat badan seberat 50Kg. Di umur Kiara yang ke-17 Tahun, dia sama sekali tidak mempunyai minat untuk yang nama nya Percintaan. Di pikiran Kiara saat ini, dia hanya memikir ka...