4

10 1 0
                                    

Setelah renjun sembuh, mereka semua melatih renjun untuk mengetahui keberadaan musuh, step langkah kaki, hingga hal-hal tidak penting melalui suara sekecil mungkin.

Bahkan mereka juga melatih bela diri pada renjun yang buta, membiarkan dirinya menggunakan tongkat sebagai penunjuk arah dan alat pembelaan diri jarak jauh.

Bukan hanya renjun, keenam lainnya juga belajar menguasai bahasa isyarat agar tidak hanya mengandalkan renjun.

Mengantisipasi jika seandainya mereka berpencar, mereka semua mengerti bahasa isyarat yang renjun gunakan.

Dan mereka membutuhkan waktu dua bulan untuk bisa menguasai keahlian masing-masing.

Menyiapkan diri hingga pantas untuk kembali memasuki makam yang membuat renjun buta, dimana renjun selalu di panggil setiap harinya hingga renjun merasakan sakit kepala luar biasa menekan.

Makam yang memiliki bunga darah dan pemilik cincin yang tidak sengaja renjun bawa.

" kembalilah dengan selamat... " ujar ningning memeluk erat sang tunangan.

" aku akan kembali..... " pamit renjun menyatukan dahinya dan dahi sang tunangan, lalu mengecup dahinya penuh kasih sayang.

" dengar aku tidak peduli kamu dalam keadaan apapun, aku hanya ingin kamu tetap hidup... itu cukup... jangan memaksakan dirimu... " ujar ningning membuat renjun tersenyum manis.

" meski aku berakhir di kursi roda? Apa tidak masalah? "

" tidak masalah! Aku mencintai dirimu, bukan fisikmu! Pokoknya tetap hidup! " ucap ningning memasangkan gelang keberuntungan pada lengan renjun.

" kami akan menjaga tunanganmu ini, tenang saja... hati-hati selama kami pergi... " ujar mark yang dibalas anggukan oleh ningning.

Wanita itu memastikan mobil yang di tumpangi sang tunangan tidak lagi terlihat sebelum ia beranjak pergi.

......

" enaknya pulang ada yang menunggu... " ujar jeno membuat renjun mendengus.

" menikahlah jika ingin kepulanganmu di sambut... " ujar renjun menggunakan bahasa isyarat yang dibalas bahasa isyarat juga oleh jeno.

" hati-hati ningning aku rebut... "

" hyung, renjun hyung mana bisa ngelihat sih... " ujar jisung menepuk jidatnya lelah melihat kelakuan hyungnya itu.

" dia kan gila... " ujar renjun.

" menikah itu harus dipikirkan dengan matang... " ujar mark si duda anak satu.

" kau sudah matang hyung hanya salah memilih istri saja.... sudah jelas kau mengatakan padanya nyawamu bisa mati kapan saja karena pekerjaanmu sebagai penjarah makam... dia bilang sudah menerima pekerjaanmu, taunya selingkuh... padahal suami lagi mati-matian berusaha pulang dengan selamat untuk ngelihat anak-istri.... gara-garamu, aku jadi malas menikah hyung... " julid haechan membuat mark meringis.

" jangan begitu, tidak semua perempuan sama... lihat kekasih jaemin, saking setianya mereka menjarah makam kuno bersama... " ujar mark mengingatkan.

" jangan samakan kekasihku hyung... dia pecinta uang dan petualangan mana mungkin dia melewati penjarahan makam... jika saja dia tidak sedang diluar negeri, dia sudah pasti merengek minta ikut.... "

" aku suka wanita yang seperti itu jaem, susah senang bersama... tapi sulit bagiku menemukannya... " keluh jeno membuat chenle menatapnya julid.

" sok-sok susah, padahal banyak yang ngantri... tinggal milih.... "

" gak segampang itu ya le, milih gorengan aja gue lama karena bingung apalagi milih pendamping... enak kalo kayak renjun di jodohin... " ujar jeno membuat renjun kesal.

" jangan bawa-bawa namaku! " protes renjun yang tidak di hiraukan oleh mereka.

" ingat kita kembali kesana hanya untuk mengembalikan cincin yang renjun bawa ke tempat semula... tidak untuk mencari bunga darah... aku tidak ingin ada resiko apapun... " ujar haechan membuat renjun protes.

" rugi dong kalo udah nyampe sana tapi gak dapatin bunga darah.... "

" udah dibilang bunga darah cuman mitos hyung, ngeyelan banget bocah! " gerutu chenle membuat renjun menggeplaknya hingga si empunya mengaduh.

" nyesel ngajarin renjun hyung untuk sensitif dengan suara, gua udah sembunyi di belakang jisung aja dia masih bisa geplak kepala gue... " gerutu chenle.

" gue bisa nyium bau farfum lo ya dodol! Jangan lupa gue masih bisa nafas! "

" sudah jangan berantem... " ujar jisung lelah.

" ngelihat renjun yang biasanya ngomel-ngomel berisik sambil melotot sekarang cuman bisa pake bahasa isyarat dengan tampang kesel... jadinya lucu ya... coba aja dari dulu begitu... " ujar jaemin membuat renjun membunyikan jari-jarinya.

" ampun hyung... " ringis jaemin.

" kita yakin hanya pergi bertujuh aja? Gak mau bawa orang? " tanya jeno siap memanggil orangnya untuk ikut turun kelapangan.

" enggak usah.... sedikit lebih mempermudah pergerakan...  " jawab haechan siap untuk tidur.

Ia bergadang semalaman mempelajari bahasa isyarat hingga kini ia benar-benar tidak dapat mempertahankan matanya untuk tetap terjaga.

" kalian tidurlah, perjalanan akan jauh... jika aku mengantuk, aku akan membangunkan salah satu dari kalian untuk bergantian... " ujar mark

Mereka tentu saja tidak akan membiarkan kesempatan itu hilang begitu saja, mereka membutuhkan istirahat yang cukup bahkan berlebih.

Karena ketika di dalam makam, mereka mungkin tidak dapat mengenali apa itu arti sebuah istirahat.

Selain beristirahat selamanya...

Bloody Flower~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang