End

14 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Bunga di tangan para pengantin layu hingga menjadi debu, para pengantin yang awalnya berdiri terdiam kini mulai bergerak kaku sebelum perlahan mulai menyerang mereka berenam.

Mereka kewalahan dengan jumlah, belum lagi para pengantin itu sangat sulit di jatuhkan. Meski mereka terluka, mereka akan bangkit kembali untuk menyerang.

" cepat buka petinya! Pasti ada petunjuk! " teriak haechan memukul mundur pengantin yang mengerumuninya lalu melompat ke arah peti, mendorong tutup peti yang sialnya sangat berat.

Seberat dosa mimin, eh?

" jangan lakukan itu! Bagaimana jika lebih buruk! " ujar mark mengingatkan.

" kita tidak akan tau jika belum mencoba! " ujar jaemin membantu haechan mendorong tutup peti agar terbuka.

" bantu kami! Ini sangat berat! " teriak jaemin mengeluh.

" renjun bantu mereka! " ujar jeno mendorong renjun hingga menubruk peti mati, mengambil alih tugas renjun melawan pengantin.

Renjun menggerutu dalam hatinya, memikirkan banyak hukuman buruk bagi jeno karena telah dengan kejamnya membuat punggungnya terbentur peti cukup kuat.

( pasti lebam... ) inner renjun meringis.

" njun! Cepat bantu! " teriak haechan menyadarkan renjun dari mengeluhnya.

" mereka terlalu banyak! " gerutu chenle menubrukkan pengantin satu dengan lainnya sebelum menendang keduanya sekaligus.

" ini tidak ada habisnya! Sialan! " keluh jisung.

Haechan, jaemin dan renjun mendorong tutup peti sekuat tenaga mereka, seolah hidup dan mati di mereka di perjuangkan disana. Membuat tutup perlahan bergeser dan akhirnya terjatuh berdebum keras seisi ruangan.

" ada pengantin pria disini! Apa yang harus dilakukan! " ujar jaemin bingung.

" cincin! Pengantin membutuhkan cincin sebagai bentuk pernikahan sakral! " ujar mark ketika ia melihat cincin di tangan zombie pengantin wanita.

" renjun cincin itu! " ujar haechan menarik kalung berbandul cincin dari leher renjun begitu saja, membuat leher renjun tergores dan mengeluarkan darah.

Renjun merintih kesakitan, berdesis marah pada haechan.

" maaf njun! " ujar haechan memasukkan cincin tersebut pada jari pengantin laki-laki.

Hingga tak lama cincin itu bersinar, memantul kelangit dimana terdapat cermin kecil di beberapa sisi, memantulkan cahaya cincin ke lampu bening paling besar di tengah-tengah ruangan hingga cahaya berkumpul dan menyorot di tengah-tengah ruangan membuat para pengantin yang terkena cahaya tersebut kembali kaku.

" iring mereka ke cahaya! " teriak jeno mendorong salah satu pengantin ke bagian tengah ruangan.

Begitupun dengan chenle, mark dan jisung yang dengan cepat membawa para pengantin wanita ke tengah. Membuat mereka semua berkumpul disana.

Bloody Flower~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang