Bab 3

2 1 0
                                    

Penguasa Laut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penguasa Laut

"Jangan-jangan apa!" bentakku.

"Penguasa hutan ..." suara Duma melemah ketakutan. Dia menatapku dan memegang balik pundakku. "Nona, Nona ha ...."

"Hmh .. hmmh!" Aku mengendus bau makanan lezat. Tak lama kemudian aku berubah menjadi rubah. Baju yang tadi kukenakan sudah jatuh berada di lantai. Jendela terbuka sendiri. Seakan tahu bahwa pemilik kamar akan segera berburu. Jasmine Nyx, kini sudah lompat ke arah hutan mencari sumber bau yang menggugah indra penciuamnnya.

Duma teriak sekencang mungkin. "Nona!!!" tetapi dia tak bisa melakukan apa-apa selain pasrah nonanya pergi ke arah hutan. "Kuharap kali ini Nona tak bertemu dengan penguasa hutan. Memang sifat bebalnya sudah mendarah daging." Wajahnya panik bercampur takut.

Jauh dari kastil, rubah yang tadinya melompat tanpa ragu itu sudah kegirangan karena ada santapan yang akan memenuhi ruang dalam perutnya. Bunyi krasak-krasak bulu yang menyenggol dedaunan pun riuh memenuhi hutan yang asri. Bulu-bulu rubah menjadi basah karena menyerempet daun yang masih basah karena embun. Ini sungguh menyenangkan dan juga menyegarkan.

Langkahnya makin lama makin melambat karena semakin dekat dengan buruannya. Jadi makin hati-hati agar buruannya tidak kabur. Begitu dekat ia memelankan langkah yang hampir tak menimbulkan suara apapun.

GREB!

Kaki kelinci itu meracau tak karuan. Tak ingin berlama-lama di hutan. Jasmine Nyx dalam wujud rubah itu kembali berlari. Kali ini tujuannya adalah tempat favoritnya. Lari lagi, tubuh hewan makin melesat meninggalkan hutan.

Akhirnya sampai juga di tempat yang paling membuatnya tenang. Ia menikmati buruannya di atas pasir putih. Bulu-bulunya tersisir angin pantai. Darah dari kelinci santapannya mengotori area mulutnya. Tapi itu bukan masalah besar. Karena Jasmine saat menjadi rubah yang sedang lapar pasti akan makan dengan lahap tanpa peduli apapun.

"Emm ... aem ..."

"oy! Begini rupanya kelakuanmu. Berburu di hutan lalu membawanya ke wilayahku dan mengotorinya? Cih, benar-benar makhluk menjijikan."

Aku menoleh pada sumber suara berasal. Ya dia tepat di belakangku.

"Menjijikan?!" tanyaku dengan nada sedikit tinggi. "Buset! Ganteng bener." Mataku berubah berninar.

Pria itu langsung mengalihkan pandangannya. "Astaga! Kau ini!" dia melepas jubah dan melemparkannya padaku.

Aku mengambil jubah yang baru saja dilempar makhluk ganteng sialan itu. Dia melihat ke arahku lagi. "kenapa tak kau pakai!" bentaknya dengan memalingkan wajahnya lagi.

"Memang kenapa aku harus memakainya?" tanyaku heran.

Pria itu menyugar rambutnya kasar. "Ya karena kau sedang telanjang!"

Mataku langsung menunduk. "Mampus! Kok bisa bugil begini, sih?! Aish!" buru-buru aku memakai jubah pemberian pria itu.

Sadar banyak darah ditanganku aku teriak kencang. "Aaaaaa! darah!" aku panik. "Kenapa bisa banyak darah begini?" tanyaku pada pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FOX IS MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang