"PESAWAT REV LINE AIR DENGAN NOMOR PENERBANGAN JX-237 DINYATAKAN HILANG."
Siaran berita tentang jatuhnya pesawat Rev Line Air menjadi trending topic di berbagai belahan dunia. Bandara ramai oleh wartawan dan keluarga yang mencari tahu tentang informasi terkini.
Seorang Ibu yang harusnya menjemput Sang Anak tiga jam kemudian, kini tengah menangis dan berteriak pada petugas bandara, "Tolong temukan putraku. Kumohon tolong temukan Jenoku."
Petugas bandara dengan penuh rasa bersalah hanya bisa menjawab, "Maafkan kami, Bu."
Pada dasarnya, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Para petinggi bahkan masih membahas tentang masalah ini, sehingga belum ada instruksi yang diberikan pada petugas bandara selain meminta mereka untuk menenangkan massa.
Hal itu membuat bandara kacau. Banyak keluarga yang menangis meminta kepastian. Pengunjung lain turut hadir sebab merasa simpati. Para media gencar sekali membuat narasi, menyiarkan berita terkini.
Semua orang, sedang bersedih karna hilangnya pesawat Rev Line Air. Semua orang sedang berusaha untuk mencari pesawat Rev Line Air. Dan semua orang tengah berharap agar segera ditemukannya pesawat Rev Line Air.
•
5 hari sebelum kecelakaan pesawat.
"Saat itu, Kamu berkata akan bertanggung jawab." Jeno menangis, duduk di atas sofa sembari memegang alat tes kehamilan.
Sudah beberapa hari kebelakang Jeno merasakan mual yang sangat luar biasa. Setiap kali Jeno mengkonsumsi makanan, perutnya akan bereaksi, menolak apapun yang ia makan. Tubuh Jeno selalu lemas, karna hal itu. Jeno bahkan tidak punya cukup tenaga, jika harus melakukan pekerjaan berat.
Awalnya, Jeno berfikir jika dirinya hanya kelelahan. Namun ketika mengingat beberapa bulan lalu dirinya pernah melakukan hubungan intim dengan Sang Kekasih, Jeno gugup. Ada rasa takut jika Tuhan akan menitipkan makhluk lain padanya. Meski pada nyatanya, ketika Jeno melakukan tes kehamilan dan mengetahui jika Tuhan benar-benar menghadirkan janin dalam dirinya, Jeno menangis haru.
Rasa bahagia hadir begitu saja. Pun, rasa cinta itu tumbuh begitu cepat. Sayangnya, kebahagiaan yang Jeno miliki, hancur. Dihancurkan oleh kekasihnya yang tidak bertanggungjawab.
"Kamu terlalu naif, Jeno. Setiap lelaki yang menginginkan tubuh seseorang, dia akan mengatakan hal yang sama sepertiku." Kekasihnya tertawa, dan kembali berkata "'Aku akan bertanggungjawab.' 'Aku akan menikahimu jika dirimu mengandung.' atau berbagai kata lain, sejenisnya."
Jeno menatap Sang Kekasih dengan tatapan tak percaya. Netranya jelas sekali menunjukkan kekecewaan. Hatinya terluka sebab janin yang ia kandung tidak mendapat pengakuan dari Sang Kekasih. Bibirnya ingin mengumpat. Sayangnya, hanya ada ucapan lirih yang keluar dari mulutnya.
"T-tapi dia buah hati ki—" ucapan Jeno terpotong, "Pergi! Aku sudah tidak membutuhkanmu lagi!" Sang Kekasih menarik paksa Jeno untuk keluar dari kediamannya, lantas mendorong Jeno hingga terjatuh.
Pintu yang berdebam menyadarkan Jeno jika dirinya telah dibuang. Dibuang oleh seseorang yang ia cintai. Dibuang karna dirinya yang sudah rusak. Dibuang.. Dibuang bersama janinnya yang coba ia pertahankan.
•
Tes ombak dulu guyss hehe..
•
Oh yaa. mungkin "Jatuh dan Berlabuh" upnya gak akan sesering "He's A Liar". [minta maaf di atas materai] 🙏
Doain aja ya semoga aku bisa buat cerita ini sampe selesai.
•
Dipublikasikan : 4 Agustus 2024

KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh dan Berlabuh [Renno]
FanfictionTentang takdir yang mempertemukan mereka dalam keadaan traumatis -sebuah kecelakaan pesawat. Perjuangan mereka tidak bisa dikatakan mudah, kesedihan, kehilangan, kebahagiaan, menemani perjalanan yang mereka tempuh. • Bxb! • Mpreg! • Renno! • Ren...