Paman Pemberi Nintendo

3 0 0
                                    

~☆~





     Bel pulang sekolah baru saja berbunyi ketika Katsuki mulai berteriak marah kepada Kaminari yang lagi-lagi usil mengganggunya. Kaminari ini, nyawanya ada banyak dan nyalinya cukup besar. Tiada hari terlewati tanpa mengganggu Katsuki, bahkan ketika hari libur sekalipun. Gagang sapu yang patah dua hari lalu sudah Katsuki angkat tinggi-tinggi untuk kemudian dia lemparkan sekuat tenaga ke arah Kaminari. Dan kena. Kaminari jatuh terjungkal dengan dahi merah sedikit benjol. Kirishima dan Sero sudah memekik panik dan mencoba menyadarkan Kaminari yang masih mengawang, terjerembab di lantai kelas.

     Berbeda dengan Katsuki, Izuku saat ini sedang merapihkan buku-bukunya ke dalam tas sambil berbicara dengan Iida dan Shoto. Ketiganya tengah membahas hal random seperti olimpiade nasional, game terbaru sampai membahas film Sherlock Holmes yang baru saja mereka tonton tadi ketika jam kosong. Pemandangan yang sangat kontras dalam satu kelas, hal itu sudah makanan sehari-hari bagi teman-teman yang lain. Sebenarnya, ada cerita mengenai awal mula mereka masuk SMA. Hampir tidak ada yang percaya kalau Katsuki dan Izuku adalah saudara. Dan parahnya adalah saudara kembar. Bahkan Shoto yang merupakan teman masa kecil keduanya pun tidak membuat teman-temannya yakin kalau mereka kembar. Kaminari, di awal mereka masuk sudah mengantarkan nyawanya pada Katsuki dengan berkata bahwa mungkin saja Katsuki anak pungut. Entah bagaimana akhirnya, justru saat ini Kaminari merupakan salah satu anggota squad Katsuki.

     Jika ada yang bertanya bagaimana kelanjutan nasib Katsuki setelah meneriaki ayahnya di telpon, dia langsung diikat saat itu juga begitu Aizawa telah tiba di kantor guru. Tidak hanya kaki tangan yang diikat ke kursi, tetapi mulutnya juga langsung diselotip oleh Aizawa. Izuku lagi-lagi tertawa canggung dan meminta maaf atas keributan yang dibuat oleh Ayah dan Saudaranya. Hidup Izuku sebenarnya sangat berwarna berkat Katsuki. Dia selalu mengucapkan rasa syukur dan terima kasihnya pada Katsuki setiap mereka ulang tahun, tetapi Katsuki selalu membalas dengan nada sombongnya dan kelakuan tsunderenya. Izuku tak masalah. Baginya, hidup seperti ini sudah sangat ia syukuri.

     "Hoy, Deku! Kak Hitoshi sudah menunggu di parkiran. Sebaiknya segera kau selesaikan beberesmu itu, dasar lelet!" Ujar Katsuki yang sudah berada di pintu kelas

     Izuku yang mendapat peringatan dari Katsuki pun langsung mempercepat gerakannya dan pamit lebih dulu kepada Iida dan Shoto, lalu berlari kecil menyusul Katsuki. Keduanya masih jalan berdua dengan percakapan ringan dan letupan kecil emosi Katsuki, sampai begitu mereka tiba di jalan menuju parkiran, sebuah suara menahan langkah keduanya.

      "Hai, nak"

      Mendengar suara yang tidak asing, Izuku menoleh dan mendapati Paman Pemberi Nintendo tengah menatapnya dan Katsuki. Izuku tersenyum canggung sambil menimbang haruskah ia segera pergi atau bagaimana. Kepalanya penuh pertimbangan yang pada akhirnya membuatnya kebingungan setengah mati. Paman itu mendekat dengan senyum ramahnya seperti sebelum-sebelumnya. Katsuki berhenti di jarak yang agak jauh dari Izuku dan menatap keduanya dengan wajah merengut kesal andalannya.

     "Ah... Ada apa, Paman? Apakah ada sesuatu?" Tanya Izuku

   "Bagaimana dengan nintendonya? Apa kau menyukainya?" Tanya Paman itu

   "Ah! Terima kasih banyak, paman! Kami menyukainya. Tapi tetap saja, aku masih merasa tidak enak menerima barang mahal seperti itu"

    Paman itu hanya tertawa menanggapi ucapan Izuku dan kemudian menepuk pundak Izuku, "Tidak perlu sungkan seperti itu. Aku senang memberinya untukmu dan saudaramu itu"

   Baru saja Izuku akan membuka mulutnya, suara Shoto dan suara sepatunya yang berlari mengurungkan niat Izuku.

    "Oh, Izuku, Katsuki. Kalian masih di sini?" Sapa Shoto

AnantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang