00 New Life

248 39 5
                                    

Diantara bangunan-bangunan kosong suara deru sepeda motor membelah sepinya suasana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diantara bangunan-bangunan kosong suara deru sepeda motor membelah sepinya suasana. Decitan rem kemudian mengundang banyaknya bola-bola ungu tak di undang yang telah menguasai dunia yang seharusnya damai.

"Yeon Bora!" Suara sang pengendara lantang memanggil sang kawan tanpa takut pada dengan bola bola yang mulai berdatangan dari arah sebaliknya.

Ya untuk apa takut, toh tugasnya hanya duduk manis dan mengendarai sepeda motor.

Sementara untuk menyerang ada partner merokoknya yang baru saja berlari keluar dari gedung.

Bunyi tembakkan yang sudah biasa didengar oleh rungu mereka mulai merebak.

Bora dengan duduk di jok belakang, ia menembak dengan lihai satu persatu bola yang mendekat.

"Sial, mereka banyak sekali." Umpat Ilha sang pengendara sepeda motor.

Ilha menatap ke atas gedung, di mana ada Wang Taeman, Aesol dan Jangsoo yang berperan sebagai pelindung. Menembaki bola-bola yang tak sempat mendekat ke arah mereka.

Setelah bola-bola telah habis mereka tewaskan, Ilha menyeringai senang, lantas melajukan sepeda motornya.

Bersorak senang di tengah situasi bahaya, Ilha terus menarik gas. Melajukan motor tanpa sim dengan ugal ugalan.

"Yeon Bora, apa kau siap?!" Teriaknya dengan ekspresi bahagia yang sedikit tertutup helm batok yang dipakainya. Entah apa yang dipikirkan lelaki itu, yang jelas ia tampak santai dengan runtutan bola-bola ganas yang tengah mengejar. Berbeda sekali dengan awal pertemuan mereka.

"Cepatlah. Mereka banyak sekali," sahut Bora jengkel. Batinnya menjerit harus berpatner dengan lelaki gila ini.

"Ayo!"

Benar 'kan. Gila!

Sepasang Nayanika mulai berkedip-kedip pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang Nayanika mulai berkedip-kedip pelan. Memperjuangkan kesadaran diri yang hanya tersisa sekitar lima belas persen. Entah sudah berapa kali ia mengangakan mulut dengan mengeluarkan napas sebab rasa kantuk. Di tengah cuaca dingin dan senyap nya kota kemudian dipadukan dengan posisi yah lumayan nyaman dalam gendongan seseorang, tidak harus susah payah berjalan menyusuri aspal dingin.

DAS: Until The Spring Snow Coming (S2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang