"Guys, gua ga tau gimana, tapi tolong,"
"-Gua ketempelan."
-Mark
Merinosheep
Proudly present:
Semua bermula dari Mark yang iseng berjalan-jalan ke salah satu perumahan kosong. Ia memang sengaja ingin tahu seperti apa perumahan kosong di sekitar area kampusnya. Tidak sekitar sih, tapi sedikit jauh lagi, pinggiran kota memang.
Mark berjalan santai dengan sepedanya, mengagumi indahnya material bangunan yang terbengkalai.
"Kalo gua ambil rangka atapnya, gua kilo ke orang madura, untung banyak ni gua. Tajir nih, bisa beli motor." Ujar Mark dengan kekehan.
"Developernya gimana sih? Masa kayak gini ga laku?" Mark berhenti disalah satu bangunan rumah, masih nampak bagus tanpa tanda akan runtuh.
Memarkirkan sepedanya dengan asal, Mark mulai memasuki diri ke dalam rumah itu. Sedikit menarik napas, dan bergumam tanda izin.
Bagi Mark, rumah ini yang paling aman untuk ia masuki.
"Uh, ada orang..."
Mark langsung memejamkan kedua matanya tapi, rumah ini keren, sudah terdapat barang yang sepertinya di tinggalkan begitu saja.
"Dia ngapain?"
Mengabaikan suara yang ditangkap indra pendengaran berlebihnya, Mark mulai memasuki area dapur. Berdecak kagum karena sudah terdapat kulkas.
Iseng, Mark membuka kulkasnya. Terdapat sisa produk makanan yang sudah membusuk menimbulkan bau tidak sedap. Oh, listriknya sudah tidak ada, berarti saat malam hari kemungkinan perumahan ini gelap gulita.
Drap
Drap
Drap
Mark sedikit terkekeh mendengar derap langkah di lantai 2,
Dia pemalu.
'Maaf ganggu waktu mainnya ya, saya cuma mau liat bentar, saya gak ganggu dan gak ada maksud lain.' Inner Mark sembari melihat terdapat oven yang terbengkalai juga.
Rumah ini, hebat. Sepertinya sudah pernah di tinggali beberapa tahun. Mark pun berjalan ke arah jendela di ruang tamu rumah tersebut, menatap ke arah rumah di luar.
Ah, perumahan ini sempat ramai tapi, itu dulu sekali. Mungkin sekitar 20 tahun yang lalu?
Melihat ke arah perumahan yang tampak ramai, sangat tentram dengan penghuni yang ramah satu sama lain. Mereka berasal dari luar daerah, Mark yakin ini merupakan salah satu perumahan elit di jamannya.
Yang menjadi pertanyaan, kenapa di tinggal?
Masih menjadi pertanyaan, Mark beralih untuk menaiki lantai 2. Suara derapan kecil kembali terdengar seolah menghindarinya. Ya, tidak apa-apa, toh ia juga tidak sedang ingin berinteraksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketempelan (Pending)
FanfictionMark, si anak kuliahan yang ketempelan. "Guys, gua ga tau gimana, tapi tolong," "-Gua ketempelan." -Mark