The Apartment We Wont Share

274 16 4
                                    

- MF x RS.

Oneshoot

. . .

Maret 28, 2025.

Ia masuk ke dalam bangunan tinggi yang menjadi hunian beberapa orang.

Naik ke lantai 7 hingga akhirnya sampai di unit yang dituju.

Dirinya tidak masuk ke dalam unit melainkan menunggu kedatangan orang lain lebih dahulu.

"Rafa" bahunya di tepuk oleh seseorang, ia menoleh "Justin."

"Maaf telat, udah daritadi?" Justin merasa bersalah, Rafael menggeleng "enggak baru sampai."

Justin bernafas lega, "mau masuk sekarang?" Rafael bertanya, Justin mengangguk "boleh."

Rafael membuka pintu putih di depan mereka. "Silakan masuk" ujar Rafael kepada Justin.

Rafael masuk ke dalam unit setelah Justin.

Ia setia berdiri di belakang tubuh Justin. Membiarkan mata Justin menjelajahi ruangan.

"Lemari?" Justin menoleh ke arah Rafael. "Lemari sepatu" Justin membuka lemari berbahan kayu jati tersebut.

Justin mengangguk paham, "gue kira unit lo yang ini masih kosong" tutur Justin, Rafael hanya tersenyum.

"Lo bisa ganti kalau gak suka sama barang-barang di sini"

Justin menggeleng, "gue suka sama rak sepatu ini" Justin menunjuk rak sepatu tanpa kaca tersebut "minimalis"

Rafael mengangguk setuju, "selera lo boleh juga" Justin melirik Rafael.

Rafael berdecak, namun tetap diam.

Juni 27, 2024.

"Kita perlu beli rak sepatu sayang"

Dahi Rafael berkerut, "tapi ini kekecilin buat di walk in closet" pemuda di depan Rafael menggeleng "bukan di walk in closet tapi di sebelah pintu masuk."

"Jadi kalau habis keluar kita bisa langsung taruh sepatu di sana, kamu juga bisa taruh sepatu daily di tempat itu."

Rafael mengganguk setuju, "cerdas juga kamu" pemuda itu tersenyum "jelas dong, calon suami kamu" pemuda itu mencubit pipi Rafael.

"Kamu suka yang mana?" pemuda itu bertanya "aku suka yang putih, kalau kamu?"

"Lebih bagus yang kayu coklat, tertutup dan warnanya masih cocok sama interior kita."

"Kamu kan mau warna hangat" pemuda itu menatap Rafael, ia tersenyum "ya udah kita beli yang itu."

Justin masuk lebih jauh ke dalam unit.

Pemuda itu berjalan ke arah ruang televisi, terdapat satu dinding di sebrang televisi yang di isi oleh lukisan besar.

"Gila lukisan Starry Night asli nih Raf?" Justin terpukau, Rafael menggeleng "itu bukan Starry Night"

Justin berkerut, "lah terus apa?" pemuda itu bertanya "Starry Night Over The Rhône."

"Lo ambil langsung dari museum di Paris?" tanya Justin "enggak lah goblok."

Tawa Justin mengudara, "gue gak nyangka lo udah beli banyak miniatur" Justin memperhatikan benda-benda kecil di atas lemari pendek di bawah lukisan.

Justin mengangkat satu miniatur kecil, "cinta mati lo sama Ronaldo?" goda Justin. Rafael hanya tertawa "jangan salah gue beli itu di Paris."

Extra Time. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang