Bab 4 : Ares & Jesslyn

5 0 0
                                    

              Setelah mengantar Tari pulang ke rumah, Ares kembali menuju kantornya. Ia baru saja menapaki anak tangga terakhir menuju lantai tempat ruangannya berada disaat Naila, gadis yang bertugas di meja resepsionis di lantai bawah menelpon ke ponselnya, memberi tahu jika ada seorang gadis yang tengah mencarinya.
Dengan terpaksa Ares berbalik kembali. Langkah yang sedang menuruni anak tangga ke lantai bawah terhenti di anak tangga terakhir ketika sang manik mata tertuju pada sosok gadis yang tengah berdiri menunggunya.
Jesslyn Amara ada disana dengan senyum yang tetap menawan seperti dahulu. Gadis itu melangkah mendekati Ares yang diam mematung.

"Apa kabar, Res?" sapa gadis itu.
Ares menelan salivanya. Berusaha tampak tenang, meski hatinya sedang berkecamuk parah.
Senyum tipis terukir dibibir Ares, "kabarku baik. Bagaimana denganmu?"
Alin, nama panggilan yang akrab untuk gadis bernama lengkap Jesslyn Amara itu memperhatikan Ares dari atas ke bawah.
"Aku merindukanmu," ujar Alin, berhasil membuat Ares kian mematung.
Beberapa menit telah berlalu hanya dengan keheningan diantara kedua insan yang berdiri saling berhadapan tersebut. Mereka terdiam, hanya bertarung dengan hati nurani mereka yang tengah berkecamuk setelah bertemu kembali setelah sekian lama.

"Ada yang ingin kukatakan padamu," Alin mengurai keheningan diantara dirinya dan Ares.
Ares mengangguk.
"Tunggu sebentar. Aku akan minta izin pada kepala divisi ku terlebih dahulu."
"Baiklah."

oo00oo

               Manik mata Alin tak lepas dari sosok Ares yang duduk berhadapan dengannya. Pria itu terfokus pada pemandangan lalu lalang orang-orang di luar gedung restoran tempat mereka saat ini.

"Bagaimana gadis itu? Kau menikahinya?"
Saliva yang terasa pahit di kerongkongan dengan susah payah berusaha ditelan oleh Alin.
Ares beralih menatap wajah cantik yang sudah berubah sendu itu.
Tidak hanya Alin, karena sejatinya Ares juga tengah menahan sesak yang sudah menghujam dada sejak sosok Alin muncul di kantornya tadi.
Helaan nafas terdengar dari Ares.
"Kami sudah menikah sejak aku membawanya keluar dari rumah waktu itu. Sudah hampir empat bulan," ujar Ares.
Alin mendongakkan kepalanya, menahan agar airmata yang sudah tertahan di ujung kelopak tidak jatuh dihadapan Ares.

Alin mengulum senyum.
"Kau terlihat bahagia dengan pernikahanmu," ujar gadis itu.
Hatinya berdenyut nyeri.
Ares balas tersenyum.
"Bagaimana denganmu? Oh ya, ku ucapkan selamat untuk pertunanganmu. Dan maaf karena sempat mengacaukannya kemarin," tutur Ares.
Alin mengangguk. Jujur saja, hatinya sungguh terganggu dengan kata-kata Ares, namun itu ia sembunyikan dibalik senyumnya.
Gadis cantik itu menyeruput jus strawberry didalam gelasnya.
"Pernikahan akan digelar bulan depan," Alin menatap wajah Ares yang tampak tenang.
"Sekali lagi selamat untukmu, Lin. Aryann adalah lelaki yang baik. Dia juga mencintaimu, bahkan lebih baik daripada aku."
Ada yang menusuk kedalam hati Alin, meninggalkan sakit yang entah berapa lama akan sembuh.

"Res, aku," kata-kata Alin tertahan diujung lidahnya saat menatap Ares yang sudah bangkit dari tempat pria itu duduk sebelumnya.
Ares menatap Alin yang bagi pria itu mungkin adalah terakhir kalinya ia menatap gadis yang pernah lama menjadi bagian kisah terindah didalam hidupnya.
"Lupakan semua masa lalu itu, Lin. Masa depanmu adalah bersama dengan Aryann," ujar Ares.
Dengan langkah perlahan pria itu meninggalkan Alin yang terus menatapi punggungnya sampai benar-benar menghilang diantara lalu lalang orang-orang di luar restoran.

(Flashback on)

"Ares,"
Panggilan dari seorang gadis kecil dengan rambut panjang hitam yang dikepang dua membuyarkan keasyikan bocah kecil dengan garis wajah rupawan yang sedang fokus mewarnai buku bergambar dihadapannya.
Ares berdiri dengan senyum lebar yang terkembang, menyambut gadis cantik berbalut dress dibawah lutut berwarna biru cerah yang sudah berlari kecil menuju kearahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ares untuk Mentari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang