01. Shevara Valorie

8 0 0
                                    

Berjalan tergesa, gadis dengan rok selututnya itu menampilkan ekspresi panik yang kentara sekali dengan langkahnya yang terburu-buru.

Shevara Valorie---atau yang kerap di panggil Vara itu terengah ketika sudah sampai di lantai yang di tuju. Menoleh, lalu berjalan kembali dengan napas yang tak beraturan.

Vara berhenti sejenak, memandangi pintu ruangan yang sudah tertutup---menyiratkan jika dosen yang mengajar sudah berada di tempatnya untuk memulai kelasnya. Menetralkan napas lalu di hembuskannya perlahan.

Setelah dirasa sudah cukup teratur, Vara mengangkat kepalan tangannya, bersiap mengetuk pintu bercat coklat kayu yang mengkilap.

Tok! Tok! Tok!

Tiga kali ketukan, Vara menurunkan kembali kepalan tangannya sembari menunggu dengan harap-harap cemas.

Cklek.

Suara pintu dibuka dari dalam membuyarkan pikiran gadis itu, lalu mendongakkan kepala guna menatap sang pelaku yang kemungkinan besar adalah dosennya.

"Tumben lo telat?" Dahi Vara membentuk kerutan, karena yang berada di hadapannya saat ini adalah Sipen atau Si Penanggungjawab kelas.

"Gue tadi malem ada acara keluarga, terus tidurnya kemaleman." Tidak sepenuhnya berbohong, karena Vara memang ada kumpulan bersama keluarganya. Tapi tidak sampai selarut itu hingga memotong jam tidurnya. Itu tidak ada sangkut-pautnya dengan kumpul keluarganya.

Angga, Sipen kelas itu mengangguk, memaklumi. "Oke deh, lo juga jarang-jarang telatnya."

Vara menghembuskan napas lega. Memang sih, lagi pula untuk apa ia telat? Ia tidak sesibuk itu. Justru kesibukannya berkaitan dengan semua tugas kuliahnya.

"Eh, Mrs. Aliana enggak masuk ya?" Tanya Vara penasaran ketika memasuki kelas yang begitu hening dengan kebanyakan mahasiswa yang fokus pada sketchbook ataupun macbook masing-masing.

Angga menoleh sebentar lalu mengambil macbooknya seraya menjawab pertanyaan Vara tadi. "Iya, Mrs. Aliana cuma ngasih tugas buat bikin dress panjang plus kasih
warna. Tema warnanya putih sama biru langit."

"Konsepnya itu kayak gaun pesta gitu, lo ngerti gak maksud gue?" Lanjutnya bertanya.

Vara mengangguk paham. "Gue paham. Kalo gitu gue juga mau ngerjain dulu."

Vara mengambil duduk yang berada di belakang lalu membuka totebag miliknya dan mengeluarkan macbook serta sketchbook.

Vara yang menggemari menggambar design memutuskan untuk memasuki jurusan tata busana atau yang biasa di sebut fashion design.

Kelas itu begitu hening dengan kegiatan masing-masing yang mengerjakan tugas dari Mrs. Aliana yang memiliki tenggat waktu sampai malam hari. Itu waktu yang cukup singkat, mengingat jika mendesign pun tidak asal-asalan.

Detik demi detik berlalu hingga tak terasa, Vara sudah mengabiskan waktu satu jam untuk menggambar design yang akan ia kumpulkan malam nanti.

Vara menghembuskan napas lelah ketika sudah menyelesaikan separuh designnya yang hanya tinggal memberi sedikit sentuhan agar sempurna.

"Vara, udah belum?" Suara lembut seorang gadis membuat Vara menoleh sejenak lalu kembali pada aktifitasnya.

"Tinggal dikit lagi." Jawab Vara sekenanya.

Gadis dengan bando kain berwarna krem itu tampak berfikir sembari mengusap dahinya pelan. Kemudian dia menoleh, "Gimana kalo lanjutinnya abis pulang kuliah? Kita nongki dulu gak sih, di kafe? Sekalian lanjutin bikin ini tugas."

Kopi dan Cerita KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang