Billiard, Heeseung dan Sunghoon

1.1K 88 11
                                    

Chapter ini aku buat untuk tepatin janji yang aku tulis di chapter 10 who am i (2), mimpi. Ceritanya udah aku unpub tapi, SELAMAT MEMBACA.

*****

"Sunghoon main billiard mau nggak?"

Sunghoon menolehkan kepalanya ke arah si kakak tertua yang juga kekasihnya yang sedang menyenderkan badannya ke meja billiard yang berada di ruang tunggu mereka.

"Tiba tiba banget?" Ucap Sunghoon sambil berjalan ke arah Heeseung.

"Pengen aja main billiard bareng kamu, liat kamu tadi main sama Jake jago juga. Coba lawan kakak"

"Kalau aku menang dapet apa memangnya?" Tantang Sunghoon pada Heeseung sambil mengambil tongkat billiard.

"Apapun yang kamu mau, tapi kalau kakak yang menang kamu harus turutin satu permintaan kakak" Heeseung menyeringai ke arah Sunghoon yang masih membelakanginya.

"Irit banget cuman satu?" Sunghoon berbalik lalu berjalan ke arah Heeseung.

"Tapi berbagai gaya".

"Hah?".

Heeseung terkekeh kemudian menggeleng "nggak, pokoknya kita main aja dulu"

Sunghoon menggedikan bahunya kemudian menyiapkan bola billiard yang berantakan bekas bermain dia dan Jake tadi. "Kakak aku duluan yang main oke"

Heeseung hanya mengangguk sebagai jawaban, dia membiarkan Sunghoon yang melakukan stop shoot lagi pula dia yakin kalau dia bakal menang. Liat aja.

Permainan terus berlanjut sampai Sunghoon jadi orang yang pertama berhasil memasukan bola. "See, aku emang jago kakak"

Heeseung hanya mengangguk kemudian lanjut bermain, nggak bisa dia juga harus masukin bola. Pokoknya malam ini harus jadi. "Liat kan kakak masukin dua bola sekaligus kecil. Siap siap yah"

Entah ini hari keberuntungan Sunghoon atau bukan tapi kenapa dari tadi dia hanya berhasil memasukan satu bola, berbeda saat dia bermain dengan Jake tadi. Sunghoon menatap Heeseung yang tengah mengusapkan kapur ke ujung tongkat billiard, dengan alis mengkerut dan bibir yang mengerucut.

Sunghoon cemberut karena, kenapa Heeseung tidak mengalah seperti biasanya, dia keliatan lebih gigih untuk menang. Padahal biasanya dia akan mengalah dengan senang hati untuk Sunghoon.

"Kenapa bibirnya maju gitu sayang?" Heeseung memandang Sunghoon dengan senyuman yang terpatri di wajahnya, Sunghoonnya lucu sekali.

"Kakak sepengen itu kah sama permintaan kakak itu, kenapa nggak ngalah sama aku sih ish" bibir Sunghoon makin maju ke depan dengan kaki yang di hentak pelan.

"Iya sepengen itu, makannya kamu harus siap siap poin kakak udah jauh di atas kamu" Heeseung terkekeh saat melihat alis Sunghoon yang semakin menekuk.

"Udahan aja ah, aku udah males. Aku ngaku kalah aja" Sunghoon menyimpan tongkat billiard yang dia gunakan tadi dan berjalan ke arah sofa dengan kaki di hentak hentakan.

"Yakin mau udahan aja? Nggak akan nyesel nih? Kakak sih seneng seneng aja kalau gitu" Heeseung ikut menyimpan tongkat billiard nya kemudian menyusul Sunghoon duduk di sofa.

"Ya udah apa permintaan kakak" Sunghoon mengubah duduknya menghadap Heeseung.

"Nanti malem sayang, sekarang masih ada jadwal kan? Nanti kakak di marahin kalau kamu nggak bisa jalan"

Sunghoon mengangkat sebelah alisnya saat mendengar perkataan Heeseung, memang apa hubungannya sampe dia nggak bisa jalan.

"Ya udah kalau gitu" Sunghoon menggedikan bahunya tidak perduli.

"Bang Heeseung jadi nggak? Kalau jadi biar sekalian gue booking sekarang" suara Jay menginterupsi mereka berdua.

"Jadi Jay booking aja, tapi kalau bisa jangan sebelahan yah" Heeseung menyeringai sambil memandang ke arah Sunghoon yang sedang fokus dengan handphone di tangannya.

"Iya lah, jadi lomba siapa yang paling kenceng entar" Heeseung dan Jay tertawa setelahnya, mengundang tatapan heran dari Sunghoon.

"Kalian berdua ngomongin apa sih?" Sunghoon memandang Heeseung dan Jay secara bergantian.

"Nggak sayang, kamu mau makan apa cantik? Biar aku pesen sekarang"

"Sama aku aja pesennya, mana hp kakak" Heeseung menyodok handphone ke tangan Sunghoon.

"Sinting emang kalian berdua inget jadwal woy" Niki menepuk pundak Jay setelah sedari tadi mendengar percakapan kedua kakak tertuanya itu.

"Bilang aja lo mau gabung ki" ucap Jay tanpa menolehkan kepalanya.

"Kalau bisa mah nggak akan banyak cing cong bang. Masalahnya pacar gue nih masih menganggap kalau gue ini masih kecil, dia nggak tau aja"

"Emang lo masih kecil anjir" Jay mendorong kepala Niki pelan.

"Tapi lo sama gue tinggian gue tuh" setelah mengatakan itu Niki berlari menjauh dari Jay.


*****


Nanti lanjut part 2 yah hehe, kira kira bakal gimana tuh🤭

Who Am I  •HeeHoon• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang