kerkel pt 2.

692 72 5
                                        

Kala ketukan pintu terdengar, mereka semua mengalihkan pandangan mereka kearah pintu. Dengan sigap Hasya berdiri dan membuka pintu tersebut. Menampilkan Zee dengan senyumnya seraya mengangkat 2 kantong berisi makanan untuk teman teman Hasya yang lain

Hasya menarik lengannya untuk masuk kedalam, ia membantu Zee membawa 1 kantong itu dan mereka berdua meletakkan nya pada meja makan disana. Hasya memanggil yang lain dan mereka semua menghampiri Hasya

"Yess makan, thanks ya kak zee." Olla berterimakasih

"Iya sama sama, gih dimakan keburu dingin." Zee mempersilahkan, lalu mereka semua duduk pada kursi

Posisinya sekarang Zee duduk disamping kanan Hasya, Olla disamping Lulu, Freya disamping Flora, dan Amanda berada di kiri Hasya

Hasya menyiapkan piring, gelas dan sendok ditengah meja makan, ia mengambil dua alat makan untuknya dan Zee. Menyiapkan makanan itu untuk dituangkan di piring Zee dengan telaten, dan untuk dipiringnya juga.

Amanda melirik pada dua insan disebelahnya, ia melihat betapa perhatian Hasya pada kakaknya dan Zee yang terus memandangi wajah Hasya.

"Udah dedel, makasi ya." Zee tersenyum

Mereka memakan makanan tersebut dengan lahap sesekali melempar candaan untuk mengisi obrolan, entah menertawakan jokes Olla yang absurd atau kelakuan konyol dari Lulu

Amanda yang ingin mencari perhatian terhadap Hasya, berpura pura tersedak, tentunya Hasya yang berada tepat disebelahnya menyodorkan minuman guna membantu Amanda.

"Eh man minum dulu, makannya pelan pelan jangan buru buru. Lo gapapa?" Setelah memberikan minuman ia menepuk punggung Amanda

Amanda mengangguk dan tersenyum kemenangan, "Ah iya maaf Sya, gua gapapa kok."

Makanan Zee masih tersisa setengah, namun ia sudah mendorong piring tersebut menjauh dari nya, nafsu makannya seketika hilang melihat Hasya yang begitu perhatian kepada Amanda. Ia berniat bangun dari sana mengambil air lalu kembali ke kamar tetapi ditahan oleh Flora

"Eh Kak Zee, mau kemana? makanan lo belum abis tuh." Flora

"Engga flo, ga nafsu lagi." Zee beranjak dari sana, Hasya menahan lengannya

"Kenapa zi? abisin dulu." Zee menggeleng tak mau menatap Hasya

"Jangan maksa." Hasya menariknya untuk kembali duduk dikursi

"Makan. Aku suapin aja sini." Hasya mengambil piring dan sendok itu, menyuapkan Zee satu sendok makan yang berisi nasi beserta lauknya. Zee pikir jika ia menerima itu, dia dapat membalas perbuatan Amanda

Zee menghabiskan sisa makanannya, meminum air putih yang telah disediakan oleh Hasya sedari tadi. Walau ia menerima suapan dari Hasya, mood nya tak kunjung kembali. Zee sedang badmood sekarang, sehingga ia memutuskan untuk kembali kekamarnya "Guys, duluan ke kamar ya. Sorry gabisa nungguin sekarang." Yang lain mengangguk.

Hasya bangun dari duduknya kala melihat Zee pergi, ia ingin mengemaskan semua piring

"Sya, gausah. Biar gue aja ya? itu kayanya kakak lo lagi badmood deh, serem banget. Lo bujuk aja ya." Flora menahan lengannya, Hasya mengangguk dan menyusul Zee yang sudah kembali ke dalam kamar nya.
_____________________________

"Zii, kenapa?" Tanya Hasya seraya menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Zee. Gadis yang lebih tua itu enggan menunjukan wajah cemberut nya dihadapan sang Adik.

Hasya memeluk perlahan badan Zee yang membelakangi nya, meletakan tangan nya di pucuk kepala milik Zee lalu mengelus nya lembut, sesekali ia menyingkirkan rambut rambut yang menutupi wajah gadis yang lebih tua. Hasya menenggelamkan wajah nya pada punggung lebar milik Zee, memeluk tubuh itu dan terus mendusel

"Zii, kamu kenapa? Dedel ada buat salah?" Tanya nya

Merasa tak mendapatkan jawaban, Hasya semakin menarik sang empu untuk menghadap diri nya. Hingga sekarang, mereka sudah bertatapan. Dapat dilihat mata Zee yang sehabis menangis dan bibir nya yang di tekuk ke bawah dengan cemberut.

Hasya mengelus pipi tembam itu, "Kamu kenapa Zi?"

Zee berhamburan masuk ke dalam pelukan Hasya, "Dedel ga sayang Zizi lagi ya? Dedel lebih sayang Amanda ya?" Dengan terisak

Hasya menenangkan nya dengan sabar, mencoba untuk terus mengelus punggung sang Kakak. "Engga Zi, kenapa mikir kesana? gamungkin lah aku ga sayang kamu lagi."

"Tadi Dedel perhatian banget sama Amanda, Zizi gasuka, nanti Amanda suka sama Dedel." Hasya menggeleng tak habis pikir.

"Yakan dia temen aku Zi, kasian kalau aku biarin. Lagian kenapa dipikirin sih, biarin aja, gamungkin dia suka aku."

"Nggak, Zi tau ya kalau Amanda udah suka sama Dedel sejak satu tahun lalu. Dedel gaboleh deket-deket sama dia, awas aja." Ancam Zee yang malah mempererat pelukan

"Hah? tau darimana? kalau aku jauhin gimana, kan ini kerja kelompok." Tanya Hasya bingung

"Gaperlu tau. Biar Zizi awasin, Zi mau nimbrung disitu pokok nya." Hasya menggeleng pasrah, "Yaudah deh,"

"Lepas dulu, ayo turun. Nanti yang lain nunggu, kasian kemaleman."

"Gamau lepas, cium dulu."

"Dih? gamau, gaboleh."

"Deedeewwllllll" Zee merengek bak seorang anak kecil

Cup

Satu kecupan di bibir Zee dari Hasya membuat Zee mematung, padahal minta nya di pipi... TAPI GAPAPA

Ia berjingkrak kegirangan dengan pipi yang memerah, sangat kesenangan. Padahal mereka adek kakak (katanya), aneh, kan?

Dengan segera Zee menetralkan senyum nya, agar muka nya tak terlihat begitu merah. Dia pergi menuruni tangga menghampiri Hasya dengan teman teman nya.

"Hai, gua boleh gabung ga? pengen liat, atau bantuin kalian." Gabung nya duduk disamping Hasya dengan memegang pinggang nya posesif, karna ada Amanda disebelah Hasya. Kali ini posisi duduk mereka dilantai.

"Wuih boleh banget dong, kak Zee."
_______________________________









kalau ada salah yamaaf, nulis jam 3 pagi..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Infrunami (ZeeDel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang