Chapter 22 [21+]

35K 173 4
                                    

"Makasih banyak ya, Mas." Lula mengulas senyum begitu mobil yang dikendarai mereka menepi tepat di depan rumahnya.

Gadis itu terlihat cantik dalam balutan ruffle lengan pendek dengan rok selutut. Rambutnya dibiarkan tergerai dengan kepangan kecil di sisi. Meskipun bukan penampilan terbaiknya, namun Lula terlihat cukup mempesona.

Ia dan Billy baru saja menghadiri pesta ulang tahun Omanya. Jadi mendengar ucapan Lula barusan, Billy lantas mengulas kekehan kecil. "Harusnya Mas yang makasih, Lula. Makakasih ya udah mau nemenin,"

Gadis itu menipiskan bibir sambil tersenyum. "Sama-sama, Mas. Well then, see you tomorrow,"

Billy lantas mengangguk. "Have a good night."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Lula hanya membalasnya dengan anggukan sebelum berjalan masuk. Sebenarnya Lula malas sekali untuk menemani Billy. Namun hanya ini satu-satunya cara supaya ia bisa menghindari sang Papa malam ini.

Sedangkan dari arah jendela dapur, tanpa lula sadari ada sepasang mata yang memperhatikan. Sutan asik meminum segelas air dingin sembari berdiri menatap interaksi mereka berdua.

Ia terbangun karena haus, lalu mendapati sang putri yang baru tiba pukul sebelas malam. Begitu menikmati waktu dengan sang pacar baru, rupanya.

Ini tentu tak bisa diacuhkan. Sutan harus menjaga Lula baik-baik. Karena begitu mengenal kenikmatan dari penis pria, gadis itu pasti akan terus terobsesi untuk kembali menikmatinya.

Tak lama kemudian perhatiannya teralihkan mendengar Lula bersenandung kecil dari arah ruang tengah. Putrinya tersebut mematung begitu sampai di ambang pintu dapur.

Lula sempat terlihat canggung untuk sesaat sebelum berlalu mengacuhkannya. Ia mengambil gelas dari laci kabinet, membuka pintu kulkas lalu menuangkan minuman isotonik ke atas gelasnya.

"Have fun ya Kak abis keluar sama Billy?" Tanya Sutan sambil berjalan mendekat.

Lula hanya mendelik lewat ujung matanya sebelum kembali tak acuh. Ia membuka kotak Pocky dari dalam kulkas lalu melahapnya satu persatu.

Sutan kemudian berdiri di samping kulkas. Ia menyenderkan bokongnya di tepian kabinet kitchen set di depan Lula. Tatapannya terpaku sebelum punggung tangannya terulur menyusuri pipi gadis itu.

"Kakak seneng ya deket sama Billy? Seneng Mama jodoh-jodohin kaya tadi pagi?" Katanya dengan suara yang rendah. Terdengar seperti bisikan langsung ke telinga Lula.

Kali ini gadis itu bereaksi merasakan sentuhan Sutan yang mengalirkan gelenyar aneh. Ia menghempaskan lengan sang Papa sebelum menatapnya tajam. "Get off of me." Tandasnya penuh penekanan.

Sutan sempat tertegun sebelum menguarkan kekehan kecil. "Oh c'mon Kak, jangan kaya gini lagi. Papa juga tau Kakak suka dientotin kaya kemarin. It's fun, right?" Bisik Sutan sambil menarik dagu Lula.

***

Nextnya di KaryaKarsa ya. Linknya ada di bio gue.

After HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang