Begin

235 24 3
                                    

Pagi yang cerah di mansion keluarga Vorarit Vaijiaran rupanya tidak secerah sinar mentari yang mulai bergerak menunjukkan kemegahannya. Pagi ini putra mahkota  keluarga Vaijiaran tampak tidak senang setelah sang kepala keluarga memberikan wejangan di meja makan. 

Sudah beberapa kali  Vorarit menyinggung rencana pernikahan putra semata wayangnya, Pavel, dengan putra kolega bisnisnya Khun Asre. Sudah bukan rahasia lagi jika putranya tidak menyukai wanita,oleh karena itu Vorarit ingin menjodohkannya dengan putra Khun Asre.

Saat pertama melihat putra sulung Khun Asre di sebuah jamuan makan malam perusahaannya, Vorarit melihat sebuah kecocokan untuk karakter putranya yang tidak bisa dikendalikan. Putra Khun Asre begitu tenang dan dewasa, walapun usianya belum cukup matang,baru 21 tahun. Namun bukan hanya itu yang membuatnya tertarik, di usia 21 tahun putra khun Asre sudah memegang hampir separuh tampuk kekuasaan CEG Grup. Jika dibandingkan dengan Pavel, pencapaiannya yang sekarang butuh kerja keras dan paksaan. Pavel baru mendapatkan kepercayaannya memegang posisi CEO di usianya yang ke 26,itupun dia harus mati-matian mendisiplinkan putranya.

"Pavel..pha tidak mau tahu, kau tidak bisa menolak perjodohan ini. Jika sampai kau menolak, maka kesepakatanmu dengan Khun Phan akan pha batalkan." 

"Tidak bisa demikian Pha..aku dan Khun Phan memiliki pejanjian tersendiri,lagi pula aku tidak menyukai wanita.."

"Siapa yang mengatakan anak Khun Asre adalah seorang gadis?"

"ha?? maksud pha..dia ...dia seorang pria?"

"hmm"

"Meskipun demikian...tidak semudah itu pha..dia belum tentu mau"

"pha sudah bicara dengan ayahnya"

"Lalu?"

"Tidak ada masalah dengan itu"

Pavel menghembuskan nafasnya berat. Bagaimana harus menjelaskan semua pada ayahnya, yang semula menentang disorientasi-nya. Setelah sekian tahun akhirnya ayahnya mau menerima keadaanya dengan lapang dada.

Jauh direlung hatinya, dia mengharapkan adanya keajaiban, seandainya saja orang yang akan dijodohkannya adalah putra Khun Nath yakni Way tentu dia tidak akan menolak. Sudah lama Pavel memendam perasaan pada putra rekan bisnisnya. Namun Pavel tahu jika kedua orang tua mereka tidak pernah sepakat bahkan cenderung bermusuhan, sedangan Way sendiri sudah bertunangan dengan Khun Pete,relasi bisnis sekaligus teman masa kecilnya.

"Aku harus bertemu dengannya terlebih dahulu"jawab Pavel acuh

"Pha akan menyuruh  Prim mengantarkan berkasnya ke kantor mu" ucap Vorarit seraya berdiri dari kursinya, menandakan cara sarapan telah usai.

Pavel membanting lap makan yang baru saja digunakan membersihkan mulutnya.

.

Pooh menatap layar IPad-nya dengan wajah berkerut. Neraca yang ditampilkan pada layar tidak sesuai dengan hasil perhitungannya semalam. Ya, ini mungkin adalah akibat kelalaiannya dalam satu bulan ini. Bulan ini, dia terlalu sibuk dengan tugas kuliahnya, ada tambahan mata kuliah yang ternyata bisa di raihnya semester ini, sehingga dia mengambil peluang agar beberapa bulan mendatang dia sudah bisa mulai mengerjakan tugas akhirnya. Dia harus bicara pada seseorang nanti, setelah rapat dewan direksi. 

Pooh melirik alrojinya yang sudah menunjukkan hampir pukul delapan. Pagi ini, dia ada kelas pukul setengah sembilan, sedangkan jalanan Bangkok cukup padat pada jam-jam kerja seperti sekarang. Dia mematikan  IPad-nya dan bergegas keluar kamar.

Saat turun di ruang makan, dia melihat Mae dan nong-nya sedang asyik mengobrol.

"P'Pooh bisakah aku ikut mobilmu hari ini ?" tanya Pon

My ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang