Mereka hanya tertawa dan suaranya begitu rakus tak ada pembungkaman yang padat di sana. Keheningan hutan itu lenyap ditelan mentah-mentah yang tamak tak ada yang santai selain memakan atau dimakan atau dimangsa dikemudia hari.
Orang itu mati dalam keadaan penuh darah dimangsa spesies tak tertulis oleh penelitian namun tak ada yang tahu penyebabnya yang hanya menyisakan korban tak beridentitas. Korban itu tergeletak mulutnya membuka dan matanya nyalang satu arah ke langit-langit biru yang surama akan rintikan hujan yang penuh Gentur dan angin itu mendatang.
Korban itu ialah dirinya sendiri. Bagaimana seseorang bisa tergeletak seperti ini? Orang ini siapa? Dia siapa? Teo berpikir dia tak sendirian di sini dia tak ada di sini atau mimpi halusinasi sleep paralisis yang mutlak terjadi pada dirinya hidup 22 tahun dalam dunia modern.
Tapi ini siapa?
Seorang pria bahkan Teo mengenalnya. Dia, orang itu, dirinya sendiri tergeletak di tengah hutan. Apa dia sudah mati? Atau dirinya yang kini dirundung pertanyaan saat ini. Berdiri dan memeriksa tubuh orang itu yang 100 persen kloningan dirinya sendiri.
Teo bahkan hampir menelan oksigen itu dengan sedikit-sedikit dia tak mampu mencerna keadaan saat ini. Teo menurunkan badannya dengan berjaga jarak mengamati tubuh orang itu, mata dia mengalami rabun kacamata itu hilang dan dia memaksakan untuk melihat dengan dekat.
Teo mengamati terus namun kloningan dirinya tak kunjung bergerak. Dia beringsut ke belakang tak habis pikir dengan kejadian tak beretika ini. Bagaimana kembaran dia di hutan ini? Dia tak punya kembaran.
Teo meraih dahan kayu kering dari sisi ia arahkan ke lengan pemuda itu yang kenyal berisi daging sehat.
"Manusia," lirih Teo takjud dan ragu melihat pemuda itu dengan tatapan yang benar-benar ingin kabur dari suasana seram.
Namun, baru sejenak menghembuskan napas, pemuda tergeletak itu malah menggerakkan kepalanya melihatnya datar lalu menyunggingkan senyumannya yang tak enak dilihat. Hampir saja Teo terbawa kebawa ke belakang karena terkaget.
Teo berusaha bangun namun sosok itu secepatnya menarik pantat Teo hingga dia tak mampu berdiri apalagi kakinya bekas tertancap kayu. Sosok itu bangun merangkak dan bunyi badannya bergemeretak seperti bunyi tulang. Saat itu pemuda itu merangkak kian mendekatkan dirinya ke Teo yang berusaha bangun dan kabur namun dicegat oleh tangan yang memegang pantatnya.
Sosok itu pelan masih senyum seram matanya bahkan tak berkedip seperti patung tak berekspresi datar. Dia merangkak dan merangkul tubub Teo yang telungkup bahkan dia menangis mengucap ibunya yang menyesal dia anak yang pembangkang. Seketika kenangan ibunya muncul di kenangannya.
Sosok itu sudah duduk di punggung Teo memaksanya untuk menatapnya membalikkan badannya namun Teo berteriak lalu dia hajar menggeliat sekuat-kuatnya menendang sosok itu. Ketika akan dihajar balik dengan tangan, Teo langsung menendang tangan itu hingga terputus.
Teo terbelalak kaget. Tangan manusia putus! Sosok itu melihat tangan kanannya putus namun datar seperti bertanya balik soal tangannya hilang. Dia menatap bodoh Teo yang kehabisan oksigen untuk menghirup napas. Namun dikesempatan itu dia membalikkan badan menghajarnya dengan batu ke wajahnya yang membuatnya tersungkur ke belakang.
Teo berlari mendengar sosok itu meringis. Dia tak peduli sekalipun sosok itu mirip atau kloningan dirinya.
Teo berhenti sejenak melihat hutan di matanya yang luas. Hanya pepohonan dan kabut tebal dan Teo menahan tangisnya walaupun gagal. Dia memegang kedua lututnya berusaha menenangkan keadaan yang rancu lalu memegang kedua pelipisnya terasa pening dan suara dengung di kepalanya muncul.
Teo sempoyongan dibuatnya mencari pohon untuk jadi sandaran badannya.
"Teo?"
Teo terkesiap disela itu mendengar ibunya memanggil tepat di depannya. Teo begitu senang mungkin saja itu adalah tim pertolongan dari gunung. Baru senang sejenak dengan senyuman sosok ibunya ada di hadapannya dengan wajah khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Positif
HorrorMenceritakan tentang Teo, seorang mahasiswa sekaligus karyawan shift yang hidup dalam intropert. Dia pembenci keadaan dengan dirinya sendiri yang berbeda dan menjadi intropert. Rasa ketakutan dia dan rasa bencinya kecewanya menjadi satu. Dia penakut...