01. The Youngman

82 6 0
                                    

🍑🍑🍑

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍑🍑🍑

Akhir bulan November dimana musim gugur akan segera usai. Hawa mulai dingin dengan suhu udara yang turun mendekati Desember. Seungwan hampir meraih pintu Brick Lane Caffe & Eatery, tempat dia akan bertemu teman kencannya sore ini.

Gadis berambut pendek itu tidak langsung masuk, ia sedikit mengintip dirinya pada pantulan pintu kaca. Sedikit gugup, sehingga ingin memastikan sekali lagi apakah dirinya terlihat cocok memakai gaun biru sebatas bawah lutut yang ia pilih dengan tergesa-gesa itu.

Kling

Lonceng yang ada di atas pintu berbunyi ketika Seungwan membukanya. Ia mengedarkan pandangan keseluruh sisi ruangan, dan rupanya orang yang dicarinya mengangkat lengan dengan senyuman; tengah bangun dari duduknya di kursi dekat jendela.

"Nuna!" Serunya tidak begitu keras, tetapi cukup untuk Seungwan dengar.

"Sudah lama?" tanya Seungwan kepada laki-laki yang sedang menarik kursi untuknya itu.

"Baru 5 menit," jawabnya sembari tersenyum. Giginya yang rapih dan bintik-bintik di wajahnya itu membuatnya terlihat menawan. Lalu, dia memanggil pelayan yang membawakan buku menu, "Signature Pasta satu dan Lemon Tea," katanya memilih dengan cepat.

"Baik, pesanannya atas nama siapa?"

"Lee Felix. Nuna mau pesan apa?"

"Euung..." Seungwan melepas mantelnya sembari berpikir. Felix tersenyum lagi, "Mau pesan seperti punyaku?" Ya, kalau tidak begitu maka Seungwan akan mengahbiskan semalaman untuk berpikir akan makan apa. Itulah perempuan.

"Iya, sama saja."

"Kalau begitu, semuanya 2 porsi. Pembayaran dimuka?"

Felix lalu meneken bill. Seungwan memperhatikan pria yang 2 tahun lebih muda darinya itu, memakai kaos dan jaket, serta celana jeans juga. Terlihat sangat menyatu dengan pesonanya.

Suara orang-orang yang berbincang terdengar seperti lebah, tetapi tidak berisik. Menyatu dengan alunan musik Right Here Waiting for You yang tengah mangalun. Suasana yang begitu manis, dia tampak bersinar lembut di tengah-tengah lampu ruangan yang temaram dan sinar cuaca sore yang agak mendung. Sorot matanya mengamati orang-orang yang berlalu lalang di jalanan dari jendela. Nampak sekali bahwa Felix sangat menikmati euforia musim gugur yang tenang.

Ketika ada pelanggan lain masuk, angin dari luar berhembus ke dalam. Wangi parfum Felix juga terbawa partikel udara yang bergerak, kemudian tercium indra penghidu Seungwan. Aromanya seperti campuran bunga aster dan buah segar dimusim semi.

Pelayan itu meminta mereka untuk menunggu sebentar kemudian pergi.
"Kamsahamnida," ujarnya sembari menundukkan kepala.

Dia pemuda yang sopan, itulah yan

Dia pemuda yang sopan, itulah yan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tears In Heaven (Bromance & Romance)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang