prolog

147 45 51
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ✩
.
.
.

Apa yang akan kalian lakukan saat hari buruk itu benar benar tiba?

Bertubi-tubi masalah bergantian datang, bagai dihantam ribuan anak panah. Disaat pikiran ingin menyerah, ada hati yang ingin mempertahankan.
.
.
.

Itu yang tengah di alami oleh seorang gadis yang kini tengah berdiri di depan
Apotik. Memandang lurus kedepan, memperhatikan obat-obatan yang berjejer rapi di sana.

Vellysha Stevania perempuan cantik dengan rambut sepunggung miliknya. Berdiri mematung dengan pakaian motif sapi yang dipakainya.

"Huhh" terhitung sudah sepuluh kali dirinya menghela napas.

Tak ingin di anggap orang gila yang berdiri sendiri di sana, akhirnya vellysha memutuskan untuk duduk di kursi taman samping toko apotik itu.

Hari sudah malam, angin bertiup menerpa wajahnya. Memejamkan mata menikmati hembusan angin yang menenangkan.

"Permisi..."

Mata yang tadi terpejam kini mulai terbuka, memperlihatkan seorang pria paruh baya yang berdiri di depan nya. Dengan stelan jas hitam mengkilap dipadukan dengan celana hitam beserta sepatu pantofel menatap penuh kearahnya.

Di lihat dari pakaian yang dipakainya, bisa di simpulkan dirinya berada dari orang kalangan atas. Walaupun pria tersebut sudah berumur, tak dapat menutup kemungkinan dirinya memiliki pahatan wajah yang sempurna.

"Hey..." Ucap nya lagi

"Ah, iya... Ada apa ya pak?" Tanya vellysha di iringi dengan senyum manis miliknya.

"Boleh saya duduk?" Ucap nya menunjuk tepat di samping tempat duduk vellysha

"Emm silakan" ucapnya mempersilahkan.

"Saya tau apa yang tengah kamu alami" ucapnya memandang lurus kedepan menatap jalan raya yang ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang.

Mendengar itu pandangan vellysha sepenuhnya menatap kearah pria itu. Apa maksud dari perkataan nya?.

"Kamu tidak perlu bingung, saya bisa membantumu. Asal dengan satu syarat" ucap nya lagi. Kali ini tatapan mereka berdua bertemu, saling memandang satu sama lain. Terdiam sejenak sampai vellysha memutuskan kontak mata dan memandang lurus kedepan.

"Bapak ngomong apasih?, saya gak paham." Vellysha memandang sinis kearah pria itu. Bukanya marah pria itu malah terkekeh geli mendengarnya.

'lucu' batinnya

"Bertunangan Lah dengan putraku, maka kubantu keluarga mu"

Next✩

GAVRIVELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang