02. Janji

103 16 0
                                    

Anna duduk di sofa ruang tamu, menggendong Ranasya yang kecil dalam pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anna duduk di sofa ruang tamu, menggendong Ranasya yang kecil dalam pelukannya. Botol berisi ASI yang sudah dipanaskan perlahan mendekati bibir mungil putrinya. Musik klasik mengalun lembut dari speaker di pojok ruangan, memberikan irama yang menenangkan bagi jiwa dan pikiran lelah Anna.

Ranasya mengisap botol dengan tenang, matanya yang besar menatap Anna dengan polos. Anna menatap wajah mungil putrinya dengan penuh cinta dan kegetiran. Di saat kebanyakan bayi lain mendapatkan kasih sayang dari orang tua yang lengkap, Ranasya justru hanya mendapatkannya dari Anna.

“Maaf ya, Nak,” bisik Anna dengan suara bergetar. “Maaf, kamu cuma punya Mami sekarang.”

Air matanya mulai menetes, tapi ia buru-buru menyekanya sebelum jatuh ke wajah Ranasya. Anna menatap putrinya dengan tekad yang kuat. “Mami janji akan jadi mami yang baik buat kamu, Sayang. Mami akan selalu ada buat kamu, kasih sayang Mami akan cukup buat kita berdua. Meskipun tanpa papi Matteo.”

Ia mengelus pipi Ranasya dengan lembut, berusaha menyampaikan seluruh cintanya melalui sentuhan itu. Bayi kecilnya terus mengisap botol dengan tenang, seolah mengerti kata-kata yang diucapkan ibunya.

Anna menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. “Kita bisa, Sya. Kita pasti bisa. Mami nggak akan biarin kamu merasa kekurangan kasih sayang. Mami akan selalu ada buat kamu.”

Saat itu, Lina masuk ke ruang tamu dengan senyuman. “Bu, ada yang bisa saya bantu?”

Anna tersenyum kecil, “Nggak, Lin. Aku cuma lagi bicara sama Ranasya.”

Lina mendekat dan melihat Anna dengan penuh simpati. “Bu, Ibu adalah ibu yang hebat. Ranasya beruntung punya Ibu.”

Mendengar itu, hati Anna sedikit lega. “Makasih, Lin. Aku cuma pengen yang terbaik buat dia.”

Setelah selesai memberi susu, Anna menyandarkan diri di sofa, merasa sedikit lebih ringan. Musik klasik masih mengalun, membawa ketenangan yang sangat dibutuhkannya. Ia tahu jalan di depan tidak akan mudah, tapi demi Ranasya, ia siap menghadapi apa pun.

“Mami sayang kamu, Sya. Lebih dari apa pun di dunia ini,” bisik Anna, mengecup kening putrinya. Dengan tekad dan cinta yang kuat, Anna berjanji dalam hati bahwa ia akan memberikan yang terbaik untuk Ranasya, meskipun dunia seolah telah menentangnya.

Hari demi hari akan menjadi tantangan baru, tapi Anna yakin bahwa dengan kasih sayang dan ketulusan, ia dan Ranasya akan mampu melewati segalanya. Mereka adalah tim, dan cinta mereka akan menjadi kekuatan terbesar yang tidak bisa dikalahkan oleh siapa pun, bahkan oleh Matteo sekalipun.

---

Sore pun tiba. Anna sedang duduk di sofa kamar tidurnya, memandangi Ranasya yang tidur nyenyak di boksnya. Bel pintu tiba-tiba berdering, memecah keheningan sore itu.

“Bi Erni, tolong lihat siapa yang datang,” pinta Anna lembut seraya keluar dari kamar, kebetulan bi ErniㅡART di kediaman Annaㅡtengah melewati kamar tidur Anna saat itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hot MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang