🕊️🕊️🕊️
Hari kian berlalu, dan Ruka kembali memasuki ruangan dingin ber-AC putih lengkap dengan tumpukan buku-buku siswa dan beberapa barang penghias sebagai pelengkap.
Ruka melangkah mendekat dengan wajah datarnya dan langsung duduk di bangku hadapan sang pemilik ruangan. Gadis mungil bermata sipit itu menaikkan kakinya keatas meja sembari terus menatap seseorang yang akan menjadi lawan bicaranya nanti.
Mulutnya tertutup rapat, tak ingin menjadi orang pertama yang memulai pembicaraan.
Helaan nafas terdengar, "turunkan kaki mu terlebih dahulu, Kawai Ruka," suara dingin dan tegas itu menggema di ruangan yang hening dengan tenang nya.
Ruka masih mempertahankan posisinya, "dia duluan yang menghina saya, jadi dia perlu diberi hukuman yang sepadan." Mutlak, Ruka mengatakan semuanya tanpa beban, seolah sosok yang terbaring lemas di rumah sakit bukanlah akibat dari perbuatannya.
Seseorang di seberang mengurut pelipisnya pelan, bingung dengan apa yang harus ia lakukan pada Ruka setelah semua yang sudah terjadi satu tahun belakangan. Ia menatap Ruka sekilas, "kamu saya skors tiga minggu, tetap di rumah dan jangan kemana-mana."
Ruka tersenyum senang mendengarnya, akhirnya ia bisa terbebas dari tugas-tugas yang menumpuk. Kakinya turun perlahan dan hendak pergi dari dalam ruangan saat tiba-tiba suara 'bu karen' menginterupsi nya untuk tetap diam di sana.
"Jangan senang dulu, Ruka," ucap bu Karen tenang, tangannya mengotak-atik lembaran di meja nya dengan teliti, mencari sesuatu yang akan ia tunjukkan pada Ruka.
Gadis mungil itu sendiri menunggu dengan alis mengernyit, heran dengan apa yang akan bu Karen lakukan. Saat akhirnya sesuatu yang dimaksud itu ditemukan, bu Karen langsung menyerahkan nya ke arah Ruka.
"Apa ini..?" guman Ruka bingung, namun ia tetap membaca apa yang tertera.Disana, terdapat satu biodata salah satu anggota OSIS yang terlihat sangat 'cantik' dipandangan nya. Matanya melucuti setiap kata demi kata yang tertera seolah ingin memahami lebih jelas apa yang dimaksud dengan guru BK tersebut. Namun tidak ada, itu hanyalah biodata anggota OSIS. Hanya itu saja, tidak lebih juga tidak kurang.
"Seminggu lagi akan ada pelengseran ketua OSIS—" Ruka terdiam, tidak mendengarkan apa yang dikatakan Bu Karen selanjutnya, ia hanya diam sembari menatap lamat wajah gadis di lembar tangannya. Terlalu fokus hingga akhirnya Bu Karen tersadar bahwa gadis dihadapan nya tidak mendengarkan apa yang barusan ia ucapkan.
Bu Karen menghela nafas, memanggil nama Ruka pelan membuat sang empu menoleh cepat, seolah ia tengah dipergoki padahal nyatanya tidak sama sekali.
"Kamu tidak mendengarkan apa yang saya ucapkan..?" tanya Bu Karen tetap tenang.
Dengan cepat Ruka mengangguk, ia tak mau memperpanjang obrolan yang menurut nya tidak penting, "iya Bu, denger kok. Ya udah ya Bu Karen cantik, saya keluar dulu," ucap Ruka langsung melengos pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam. Bu Karen menghela nafasnya kasar, terlihat sudah sangat lelah dengan apa yang Ruka lakukan di sekolah.
🕊️🕊️🕊️
Derap langkah pelan dari Ruka terasa berat setelah keluar dari ruang BK dan hendak menuju kantin belakang sekolah yang senantiasa sepi, pundaknya semakin memberat saat melihat beberapa siswa yang menatapnya tak suka.
Bahkan ada yang terang-terangan memberikannya ucapan menghina juga melempari nya batu-batu kecil.
Ruka mengacuhkan semua yang dilakukan siswa-siswi itu kepadanya, tujuannya satu kali ini, yakni kantin hijau. Dikarenakan jaraknya yang jauh dari gedung maka tak banyak siswa atau siswi yang mau makan di sana. Meskipun begitu, Ruka adalah satu diantara sepuluh orang yang suka menyibukkan diri di sana dengan para sahabat-sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad girl & Good girl [ rupha ]
Teen FictionKawai Ruka, gadis kecil dengan segala tingkah nya yang selalu membuat keributan di sekolah dengan aksi-aksi nya yang gila. Beberapa kali kerap dipanggil BK, namun, tak kunjung insaf.. bad girl nya, Darexa High School. Namun, semuanya berubah saat ke...