05: sekamar

536 44 9
                                    

🕊️🕊️🕊️

Ruka berjalan menuju lantai dasar dengan langkah enteng, hari ini ia sudah resmi sembuh dari demam nya kemaren yang membuat dirinya seakan-akan sudah dekat dengan kematian. Gadis mungil itu melangkah ke-arah dapur dan mulai memasak mie instan kesukaan nya, wajahnya sumringah dan senyum manis terus terukir sejak tadi, menunjukkan kebahagiaan tanpa lewat kata.

Entah mengapa akhir-akhir ini Ruka merasa suasana hati nya cukup membaik. Entah karena skorsing yang membuat nya bebas atau mungkin kehadiran sosok lembut yang masuk kedalam kehidupan nya. Tutur katanya yang manis dan cara dia menatap dirinya, sialan, Ruka tak bisa fokus dalam pembuatan mie nya.

Setelah selesai dengan pekerjaannya Ruka langsung membawa mangkuk yang berisikan mie kesukaan nya itu menuju ruang tengah, menyalakan televisi sebagai background dibalik sunyi nya keadaan, lalu mulai melahap makanannya dengan tenang.

Berisik televisi membuat Ruka sesekali menoleh, tuk sekedar melihat berita apa yang ditayangkan kali ini. Setiap suara yang terdengar, Ruka langsung merasa terpanggil, seolah ada sesuatu yang sedang ia perhatikan.

Ketukan pintu terdengar saat gadis mungil itu selesai dengan makan nya, ia menoleh ke arah pintu dan berteriak, "masuk aja, pintunya gak dikunci!" ucapnya memberitahu.

Tak lama pintu terbuka, menampilkan Pharita yang datang lengkap dengan seragam sekolah nya dan almamater OSIS. Gadis cantik itu melangkah mendekat dan duduk di samping Ruka, menatap nya dengan senyuman manis yang senantiasa lembut.

Ruka tersenyum, "baru balik?" tanya nya hendak membereskan bekas makan nya namun langsung ditahan oleh Pharita.

Gadis mungil itu menoleh, menatap dengan tatapan bertanya. Namun Pharita justru melakukan hal tak terduga, gadis cantik itu melepaskan tas nya dan  mengambil alih mangkuk kotor yang ingin ia bersihkan. Membawanya pergi menuju dapur dan mulai membersihkan nya di wastafel, membuat Ruka yang masih terduduk di ruang tengah tertegun.

Ia tak mengira gadis itu akan melakukan hal seperti itu, pasalnya Pharita baru saja pulang sekolah dan Ruka yakin gadis cantik itu pasti lelah, terlebih lagi jabatan nya sekarang adalah ketua OSIS.

Ruka hendak beranjak namun suara lembut Pharita menghipnotis nya seketika, "di situ saja, biar saya yang beresin semua nya."

Ruka mengangguk perlahan, entah kenapa juga ia selalu merasa lemah di saat bersama Pharita. Kata-kata gadis itu selalu bisa membuat nya tunduk dan menurutinya, tidak seperti para sahabatnya yang harus banting tulang agar Ruka mau mendengarkan ucapan mereka, itupun hanya sepuluh persen.

Pharita selesai dengan pekerjaannya, ia langsung berjalan menuju Ruka dan duduk di samping gadis mungil itu.

Suasana terasa hening dengan acara tivi sebagai background suara, mengisi kekosongan yang ke-dua nya buat untuk sementara waktu. Ruka melirik Pharita, wajah gadis itu terlihat sangat kelelahan dengan tatapan nya yang sedikit sayu.

Ruka berinisiatif mengambil minum, namun saat hendak berdiri tangannya langsung dicegah Pharita. Ia menoleh, mendapati Pharita yang menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Di sini saja," ucap Pharita pelan, nyaris berbisik.

Ruka melepaskan genggaman tangan gadis cantik itu, wajahnya menunjukkan senyum simpul yang indah, "mau ambil minum dulu bentaran," ujar nya lantas bergegas mengambil minum, ia tak mau Pharita menunggu lama dirinya di ruang tengah sendirian.

Ruka kembali, dengan satu botol air dan satu kaleng fanta, ia meletakkan nya di atas meja sebelum kembali ke tempat nya semula. Pharita memerhatikan, ia menoleh ke arah Ruka sekilas lalu mulai mengambil air tersebut sebelum meminumnya hingga setengah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad girl & Good girl [ rupha ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang