3. Serigala Iblis

163 21 10
                                    

  Desa Sienna, malam sebelum penyerangan oleh sosok misterius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  Desa Sienna, malam sebelum penyerangan oleh sosok misterius.

  "Kak Oline, main yuk? Trisha bosen nihh," pinta seorang gadis kecil kepada kakaknya.

  "Gak bisa, Trisha. Kamu gak liat Kakak lagi sibuk ngerjain tugas?"

  "Sebentar aja kok. Trisha janji gak akan lama-lama."

  "Kalau Kakak bilang gak bisa ya gak bisa!" ucap Oline yang mulai emosi. "Kamu main sendiri kan bisa. Kemarin mama juga udah beliin kamu boneka."

  "T-tapi Trisha maunya main sama Kakak ..." cicit Trisha sambil memasang ekspresi memohon.

  "Jangan manja, Trisha. Main sendiri apa susahnya sih? Lagian memangnya kamu mau nilai Kakak jadi jelek gara-gara gak fokus ngerjain tugas?"

  Trisha tertunduk. Meski sedih, tapi yang dikatakan Oline benar. Ia harus mandiri, tidak boleh mengganggu kakaknya yang sedang belajar.

  "Kalau gitu Trisha main sendiri di teras. Kakak fokus belajar aja."

  "Bagus." Oline mengangguk puas. "Inget, jangan main jauh-jauh. Udah malem."

  "Iya, Kak."

  Dengan membawa boneka teddy bear miliknya, akhirnya Trisha pun bermain di teras sendirian. Lima menit baru berjalan, tapi gadis itu sudah mulai bosan.

  "Huft ... bosan sekali," keluh Trisha.

  Srekk!

  Srekk!

  Trisha terkejut dengan suara yang berasal dari semak-semak depan rumahnya.

  "Diego? Apa itu kamu?" tanyanya. Trisha mengira suara itu dibuat oleh anjing peliharaannya yang bernama Diego.

  Srekk!

  Srekk!

  Karena penasaran, Trisha berjalan menuju semak-semak dan melupakan larangan Oline. "Diego? Kenapa kamu sembunyi di semak-semak?"

  "..."

  "Diego?"

  "..."

  "Diego, kamu jangan bersembunyi la— aakhhh!"

  "Trisha?!" Mendengar teriakan Trisha, sontak membuat Oline langsung berlari menuju jendela kamar untuk melihat situasi di luar rumah.

  "T-Trisha ..." Seketika tubuh Oline menegang, kedua lututnya lemas, dan napasnya tercekat.

  Karena saat ini, dengan kedua mata kepalanya sendiri, Oline melihat tubuh mungil sang adik yang sedang dicabik-cabik dengan beringas oleh kawanan serigala iblis.







.

.

.







  Ruang Kepala Akademi Adamas.

THE GUARDIANSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang