Kebanyakan manusia mengeluh pada sang pencipta, ntah itu karena persahabatan, keluarga, atau bahkan percintaan
Mereka bilang mereka tidak kuat, Mereka bilang ujian nya terlalu berat. Padahal yang sebenarnya, mereka bisa, sang pencipta tidak sejahat itu sampai memberikan suatu ujian yang melebihi batas masing masing manusia
Jaman sekarang, sudah banyak aksi bunuh diri dari manusia itu sendiri, mereka bilang mereka tidak tahan.
Padahal itu salah, sangat. Manusia itu semua nya lelah, tidak ada yang tidak. Saat di beri cobaan, kebanyakan dari mereka hanya memikirkan bagian dari rasa sakit nya, padahal sakit dari ujian itu sendiri bisa di jadikan pembelajaran, manusia bisa mengambil sisi sisi positif dari ujian yang Tuhan berikan
Saat ujian Tuhan datang, mereka melupakan hari kemarin, mereka melupakan apa yang telah mereka lalui, yang mereka pikirkan adalah ujian yang begitu berat
Stress sampai pikiran pikiran buruk terbayang dalam benak, manyakiti diri sendiri sampai membunuh diri mereka sendiri
Hancur, semua harapan, masa depan, impian.. Semua nya hancur karena kematian
Tidak ada lagi harapan, tidak ada lagi impian, tidak ada lagi masa depan, semua sudah berakhir bersamaan dengan hembusan nafas terakhir.
Huhhh..
Hembusan asap rokok keluar dari mulut seorang gadis yang duduk di salah satu kursi warung kopi
Dia Raruka, gadis yang sering berkunjung ke tempat ini
"Jaman makin gila" kekeh nya sambil tersenyum miring, mulut gadis itu tidak ada henti nya menghisap rokok yang sudah menjadi setengah
Satu kaki Ruka di naikkan ke atas kursi tempat nya duduk, sedangkan mata nya fokus melihat tv yang akhir akhir ini tengah banyak berita aksi bunuh diri
Tiba tiba benda pipih pintar yang berada di atas meja berdering, menandakan ada panggilan masuk dari seseorang
Dengan cepat gadis itu mengambil benda pintar miliknya dan menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan itu
"Halo"
"..."
"Hei kamu kenapa?"
"..."
"Aku ke sana"
Panggilan itu di matikan sepihak, kaki yang tadinya berada di atas kini di turunkan, rokok yang semula di hisap kini ia matikan dan di jatuhkan begitu saja, Ruka dengan gerakan terburu buru menuju kasir untuk membayar pembelian nya
Ia menaiki motor miliknya dan menjalankan nya dengan kecepatan tinggi, raut wajahnya khawatir mendengar suara tangis dari balik telfon tadi
Dalam batin nya, Ruka berharap tidak ada sesuatu buruk yang terjadi