tiga

42 4 0
                                    

PRANG PRANG PRANG PRANG

"bagus pangeran, latihan kita lanjut besok siang."

"Terima kasih panglima yan" Aku bernafas lega, akhirnya selesai juga. Badanku sedikit pegal akibat berlatih, tapi ini adalah kewajiban seorang pangeran bukan?

Aku bertekad akan membunuh orang yang menculik adikku, adik yang tidak pernah aku lihat sebelumnya. Bahkan untuk mencarinya sangat sulit karna tidak ada tanda kerajaan yang melekat pada dirinya. Aku sangat yakin bahwa adikku masih hidup entahlah apa yang membuatku berfikir seperti itu.. rasanya mustahil seorang bayi yang hilang 10tahun lalu maih hidup di tangan penyihir jahat bernama Denisa.

"Pangeran, baginda ratu memanggil anda di ruang peristirahatannya." Aku menoleh, ternyata itu adalah vena. Salah satu pelayan istana

"Baiklah. Aku segera ke sana"ku langlahkan kakiku ke kamar ibundaku sambil berfikir,apa yang ingin ibu lakukan sampai memanggilku. Biasanya jika ibu ingin melalukan sesuatu ia akan bertanya padaku. Aku membuka pintu besar itu dan menghampiri ibundaku.

"Salam hormat ibunda, ada apa ibunda memanggilku?"

"Shaoran"

"Ada apa ibunda, ibunda merindukan putri shinaa?"

"Ibu tidak pernah berhenti memikirkannya shaoran, naah syaoran mendekatlah ibu ingin menunjukan sesuatu." Ibu mengambil kotak merah berlapis emas dan memberikannya padaku."bukalah"

Aku menatap ibu bingun dan membuka kotak itu perlahan. Itu sebuah mahkota emas putih di balur lima permata berukuran besar yang berkilauan, sangat indah

"Apa ini mahkota baru ibunda?"

"Tidak shaoran. Ini adlah mahlota milik adikmu, indah bukan? Ibu tidak sabar ingin melihatnya menggunakan mahkota ini"

"Itu sangat indah ibunda.. tapi maaf hari sudah mulai gelap, aku belum membersihkan diri."

"Oh maaf syaoran ibu memotong waktumu, bersihkanlah dirimu dan jangan lupa makan malam."

"Baik ibunda"
*
*
*
Aku menutup pintu kamarku dan duduk di pinggir ranjangku. Aku tidak bisa membiarkan ibundaku seperti ini. Aku harus melakukan sesuatu. Oh ya, mungkin aku bisa meminta saran pada panglima yan. Dia orang yang bijaksana, Aku akan menemuinya setelah latihan besok.

unforgettableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang