Bab 1 Pendewasaan

27 9 1
                                    

Hari ini langit begitu cerah. Matahari terbit dengan sinarnya yang indah. Tapi tidak dengan keadaan hatiku. Aku masih anak-anak, aku harus melihat orang tuaku bertengkar setiap hari karena hal-hal sepele. Karena terlalu sering mendengar mereka bertengkar telingaku sampai sudah kebal dengan suara keras.

Keadaan keluarga ku dari depan nampak harmonis tapi dalamnya begitu menyakitkan. Aku terlahir dari dua orang yang hanya mementingkan ego mereka sendiri-sendiri tanpa memperdulikan keberadaan ku.

Setelah tiga tahun aku alami kenyataan ini. Mereka berdua berpisah, di saat aku sangat membutuhkan mereka berdua. Setelah berpisah mereka berdua sibuk dengan dunia mereka sendiri. Aku dititipkan di rumahnya nenek. Di rumahnya nenek mengajarkan aku dewasa sebelum waktunya. Di saat anak-anak lain bermain. Aku sudah membantu nenek untuk jualan. Di saat anak-anak lain di layani seperti raja oleh orang tuanya. Aku menyiapkan keperluan ku sendiri. Dari mulai cuci baju, masak, cuci piring, dan membersihkan rumah. Semua aku lakukan sendiri.

Saat seorang anak kecil bermain dengan riang gembira, aku tidak bisa. Aku sangat membenciku mereka orang tuaku. Membenci kedua orang tuaku yang lebih mementingkan kehidupan mereka sendiri tanpa memikirkan aku. Aku anaknya sendiri.

Masa kecilku pun hilang. Hilang dengan keadaan menyakitkan bukan dengan keindahan. Aku bertambah dewasa. Tapi aku belum bisa menerima dan mengerti tentang kondisi mereka orang tuaku. Sekarang mereka sudah berkeluarga sendiri-sendiri. Aku diajak ikut oleh ayahku, tapi aku tidak mau. Aku lebih nyaman dan senang hidup sama nenek. Meskipun berbagai drama kujalani seperti di sinetron.

Seiring berjalannya waktu nenekku sudah tua. Tidak kuat untuk berjalan lagi. Sekarang giliran ku untuk mencarikan nafkah buat nenek. Kasihan nenek setelah ditinggal kakek meninggal, dia harus banting tulang buat mencukupi kebutuhan ku.

Ibuku tidak pernah menemui ku. Kalau ayahku masih sering ke rumah karena nenek adalah ibunya. Ibuku pergi ke luar kota untuk mendapatkan laki-laki yang lebih kaya dari ayah. Setiap bertengkar dengan ayah, ibu menginginkan hidup yang mapan yang bergelimang harta. Sedangkan ayahku tidak bisa mencukupi kemauannya ibu. Sehingga ibu meninggalkan aku dan ayah. Mencari mimpinya sendiri.

Aku sekarang sudah mendapatkan pekerjaan di sebuah toko pakaian. Gajinya lumayan buat menghidupi kebutuhan ku dan nenek. Meskipun kehidupan ku menyebalkan. Tapi aku masih bersyukur bisa mempunyai nenek. Karena nenekku sangat menyayangiku. Inilah kehidupan ku, kehidupan yang menurut ku tidak selalu baik-baik saja.

Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang