COFFE BREAK ( Nomin )

Mami Tau?

Jevano Lee.
Nol banget dia kalo urusan cinta-cintaan.

Mas Jean.
Dia tuh paling gak suka dibilang cantik, gak ngaca dia. Padahal wajahnya emang dominan cantik meski ya tetep ganteng. Bingung kan? Ya udah sama.

VOTE.

Giselle melamun, memikirkan kata-katanya yang mungkin menyakiti Jevano tadi pagi. Hingga siang sampai sore harinya ia merasa tidak tenang, mungkin setelah ini ia harus meminta maaf. Biar bagaimanapun sepupunya itu benar, apa yang mau di salahkan dari perasaan yang timbul begitu saja? Asalnya dari hati, mana bisa di sebut tidak waras?

Mungkin itu pula yang membawa Jevano padanya, dia bingung pada perasaannya sendiri dan berakhir takut di cap tidak waras dan memilih pendapat dari seorang psikiater.

Benar atau tidaknya Giselle akan bertanya sekali lagi pada Jevano, rencananya nanti malam ia akan mampir ke kedai. Mami bilang kalau anak semata wayangnya itu sedang hobi menghabiskan waktu disana. Giselle bahkan tidak berani menghubungi sepupunya langsung, sorot matanya tadi pagi kelewat sendu. Dirinya betulan merasa bersalah.

Sementara itu di kedai, setelah menemui Giselle tadi pagi, Jevano langsung kembali dan tidak pernah keluar dari kantor. Makan siang saja ia lewatkan bahkan hingga kini waktu menunjukkan pukul delapan dirinya tidak berani memesan makanan. Takut kalau ia pesan dan Jean yang mengantar. Jadi pada akhirnya ia memilih diam di dalam sampai semua orang sudah pulang.

Agak lain.

Tok tok tok

Jevano tegang, siapa itu di balik pintu? Jangan-jangan Jeandra?

"Vano, ini Giselle. Kamu ada di dalam kan?"

Jevano menarik nafas lega, ternyata itu sepupunya.

"Masuk."