Selamat membaca guys~
💌💌💌
/Chapter Sebelumnya/
Aku terkejut melihat ekspresi Ryu yang menayapku tajam tapi tetap tenang. Aku merasa malu melihatnya. Semburat merah sepertinya mulai muncul di wajahku.
"A-ada ap Ryu? K-kenapa kamu melihatku seperi itu.", Ryu seolah akan berdiri tapi badannya condong ke arahku. Dia mulai mendekat kepadaku dan akhirnya—
~
Akhirnya Ryu tanpa sadar jatuh ke pundakku, ternyata dia tertidur. Mungkin rasa pusing akibat permainan kemarin ditambah luka-luka itu membuatnya tak bisa bertahan lama.
Aku terkejut, mataku melebar melihat Ryu yang tertidur pulas. "Ryu-kun?" panggilnya pelan, tapi Ryu sudah terlelap. Ayane menghela napas dan tersenyum kecil. "Kasihan sekali dia," gumamnya.
Dengan hati-hati, Aku memindahkan Ryu ke lantai yang sudah dialasi karpet tebal. Aku mengambil bantal dan selimut, memastikan Ryu tetap hangat. Setelah itu, Aku duduk di sofa, memperhatikan Ryu yang tertidur.
"Kau benar-benar aneh, Ryu-kun," bisik ku sebelum akhirnya tertidur di sofa.
Pagi harinya, Aku terbangun oleh sinar matahari yang menyelinap masuk melalui jendela. Aku mengucek mata dan menoleh ke arah Ryu, tetapi yang ku temui hanyalah selimut yang sudah dilipat rapi. Di meja, ada sepiring nasi goreng hangat dan sepucuk surat.
Aku membuka surat itu dengan penasaran.
"Maafkan aku karena tertidur di rumahmu, Ayane. Aku harus pulang lebih awal. Terima kasih sudah merawatku. Aku berhutang budi padamu. – Ryu."
Aku tersenyum kecil, merasa hangat di dalam hatinya. Lalu ku makan nasi goreng yang ditinggalkan Ryu.
Seperti biasa, setelah berolahraga, Aku menuju kampus. Saat makan siang, Aku bertemu dengan kedua sahabatku, Harue Okada dan Etsuko Aoki. Aku dan mereka sudah bersahabat sejak SMA dan selalu mendukung satu sama lain.
"Hey, Ayane! Kemarin kenapa nggak bisa ikut nonton film?" tanya Harue dengan nada bercanda sambil melahap sandwich-nya.
Aku menghela napas panjang. "Aku ada kejadian menakutkan kemarin."
Etsuko yang duduk di sebelah Harue memasang wajah penasaran. "Kejadian menakutkan? Ceritakan dong!"
Aku memulai ceritanya tentang preman-preman yang hampir melukai ku dan bagaimana Ryu datang menyelamatkan ku. Harue, sangat protektif, ia terlihat sangat marah.
"Preman-preman itu! Kalau aku ada di sana, mereka pasti sudah habis kutinju!" seru Harue dengan penuh semangat, kepalan tangannya mengeras. Dia memang seorang atlet tinju yang selalu siap melindungi teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepatu Kaca
RomanceAyane, seorang wanita muda yang hatinya rapuh seperti sepatu kaca. Merasa hancur ketika mengetahui pacarnya, Kaeri, berselingkuh dengan seorang wanita yang ditemuinya di game online. Di tengah kepedihan dan keraguan, Ayane bertemu Ryu, pria tampan d...