0th: Space

68 5 0
                                    

"君は孤独な愛心を甘く酔わせる至極の果実酒けれど僕はそれを受け入れる杯にはなれない願わくば神よ...いつかその愛を受け入れる杯が現れんことを."-Escanor

Kegelapan bukanlah hal yang baru didalam hidup Amuro Tooru, dia yang kini dikenal dengan nama aslinya, Furuya Rei atau Zero telah mendapatkan promosi jabatan yang cukup tinggi setelah sekian tahun hidup sebagai agen undercover. Sebelum Organisasi Hitam yang dikenal dengan nama Crow Legion dihancurkan, kegelapan adalah satu satunya tempat paling aman bagi Furuya Rei untuk menyembunyikan identitas, masa lalu, koneksi, bahkan hidupnya.

Kini setelah Organisasi Hitam tersebut dihancurkan dan para cadre dari organisasi tersebut tertangkap dan diadili, serta jejak jejak pengkhianat dalam masing masing organisai pemerintah dihilangkan. Kegelapan menjadi sedikit asing di mata Furuya Rei, terutama tempat dimana dia berpijak saat ini,

"..." Furuya Rei yang mendapatkan identitas sebagai Cadre bernama Bourbon sekaligus bagian penting dalam mengoleksi informasi untuk Organisasi Hitam itu kini tengah merasakan kebingungan yang luar biasa, otaknya bekerja keras mencerna informasi akan keadaan lingkungan di sekitarnya. Jarak pandangnya terbatas dalam tempat yang gelap ini namun dia masih dapat melihat jelas tubuhnya, jas berwarna abu abu, kemeja putih dan dasi biru muda yang dia kenakan saat datang ke kantor Public Security Bureau pagi ini masih terpasang sempurna.

Sejenak, dia mencoba mengingat. Sebelum ini dia sedang membaca laporan dari Kazami Yuya, anak buahnya di Tokyo MPD Public Security Bureau, tentang penawar racun APTX-4869 yang diteliti langsung oleh Sherry, mantan cadre organisasi yang kini mengecil akibat efek samping racun tersebut dan bersikeras untuk meneliti penawarnya bersama dengan MI6 dibawah naungan Sera Mary dan FBI dibawah naungan Akai Shuichi yang merupakan satu satunya anggota keluarga dari gadis kecil itu.

Dia merasa moodnya yang kacau menjadi lebih bahagia mengingat bagaimana wajah Akai Shuichi berubah terkejut saat mengetahui sepupu barunya, Haibara Ai. Memilih untuk tinggal di Jepang dan tidak akan kembali ke Inggris ataupun Amerika sehingga membuat sang ibu memutuskan untuk ikut pindah ke Jepang bersama Sera Mayumi serta Haneda Shukichi, meninggalkan putra sulung keluarga Akai itu merenungkan nasibnya menjadi satu satunya yang kembali ke Amerika dikarenakan kewarganegaraan Amerika Serikat yang dia dapatkan di saat muda untuk memberontak dari sang ibu dulu.

Saat itu dia tengah membaca laporan tentang Kudo Shinichi yang telah sukses kembali ke ukuran tubuh aslinya, serta tidak memiliki sequlae apapun dari efek menjadi anak SD selama dua tahun lebih. Furuya Rei ingat saat sedang membaca follow up dari laporan tersebut, dia merasakan kantuk yang luar biasa sehingga dia pun berdiri untuk membuat kopi sebelum segalanya menjadi gelap dan dia terbangun dengan kegelapan di sekelilingnya.

Furuya Rei mencubit tangannya sendiri, memikirkan kemungkinan bahwa ini adalah mimpi. Tapi warna merah serta rasa sakit yang dia rasakan pada tangannya mengatakan ini bukanlah mimpi. Namun dia juga ragu seseorang atau sekelompok orang mampu menculiknya dari Kantor PSB sehingga dia pun mulai berjalan menyusuri tempat ini berusaha mencari sumber cahaya atau lebih baik lagi jalan keluar.

Waktu terasa berjalan sangat lambat, Furuya Rei tidak tahu berapa lama dia menyusuri tempat ini. Staminanya tidak terasa berkurang, namun dia merasa Lelah secara mental karena tidak sanggup melihat warna bahkan cahaya apapun kecuali kegelapan yang tidak berdasar disekitarnya.

Tiba tiba seberkas cahaya muncul tepat di depan matanya membuat Furuya Rei menutup matanya secara refleks dan begitu matanya sudah mampu beradaptasi dengan cahaya tersebut, dia dikejutkan dengan penampakan layar besar yang menampilkan dirinya sedang tertidur dengan bersandar ke meja kerjanya, Kazami Yuya terlihat menyelimuti dirinya dan membereskan dokumen dokumen yang terjatuh saat dia tertidur sebelum mematikan lampu ruang kerjanya, menyisakan lampu di mejanya menyala untuk memberi sedikit penerangan.

Saat itulah Furuya Rei menyadari adanya sofa besar di depan layar tersebut dan terdengar beberapa suara disertai siluet empat orang yang duduk di sofa tersebut memperdebatkan apa yang mereka lihat.

"Ah Furuya chan pasti kelelahan akibat pekerjaannya sehingga dia langsung tertidur begitu saja di meja kerjanya. Karena itulah mungkin akan lebih baik jika dia meletakkan kasur di ruangannya yang sedikit suram itu~"

"Hei Hagi, Zero tidak mungkin meletakkan kasur di ruangannya itu, dia bahkan lebih memilih untuk tidur di sofa selama satu jam daripada pulang dan kembali ke rumahnya saat operasi pembersihan organisasi itu dilakukan."

"Matsuda, Zero itu bukan robot yang mana dia bisa tidur selama satu jam saja setiap harinya... ah sudahlah, Henchou tolong berikan mereka penjelasan..."

"Ahahaha! Padahal mereka berdua melihat sendiri jika Furuya hanya sesekali tidur seperti itu, Furuya sudah tahu jika kesehatan itu adalah hal yang penting dan selain itu dia pasti tidak ingin meninggalkan rekam medisnya apabila dia sakit dan harus dirawat tim medis organisasi."

Langkah kaki Furuya Rei terhenti, suara suara yang terdengar dari balik sofa tersebut membuatnya seakan kembali terlempar ke masa lampau. Bunga Sakura yang berguguran dari pohonnya, angin yang berhembus lembut disertai cahaya matahari yang tidak terlalu terik, bau seragam baru diiringi wajah wajah antusias membawa topi juga kertas kelulusan. Akademi kepolisian tempat dimana dia bertemu teman teman baru yang dianggapnya sahabat, gugur satu persatu mendahului dirinya. Bahkan dia tidak bisa melihat saat saat terakhir tiga dari ke empat sahabatnya dan mengetahui berita kematian mereka lebih lama.

Furuya Rei merasakan jantungnya berdetak dengan kencang begitu dia melihat siapa saja yang duduk di sofa tersebut. Hagihara Kenji, dengan seragam yang dia pakai saat ledakan yang menewaskannya terjadi. Matsuda Jinpei, mengenakan jas dan kacamata hitam yang dikenakannya pada saat bianglala itu ikut meledak. Morofushi Hiromitsu, masih memakai kemeja dan jaket yang terakhir dia pakai saat menembak dirinya sendiri di hadapan Akai Shuichi. Wataru Date, kaos putih dan mantel berwarna gelap itu masih sama seperti saat dia dibungkam dalam kecelakaan mobil yang menewaskannya.

Begitu sosok Furuya Rei berdiri tepat didepan sofa, keempat sosok sahabatnya itu melotot dengan mulut menganga sebelum mengeluarkan teriakan kaget sekaligus ketakutan melihat sosok yang seharusnya masih tertidur di kantor kerjanya kini berdiri di hadapan mereka berempat.

.

.

.

"ZERO/FURUYA/FURUYA CHAN?!!"

.tbc


Terinspirasi dari novel fiksi penggemar cina yang memiliki ending extra dimana karakter karakter dalam cerita aslinya melakukan reaction to cerita tersebut, jadi saya mencoba membuatnya dalam bentuk afterlife dimana mereka bisa melihat bagaimana kehidupan orang orang tercinta setelah meninggal dunia

da capo - Detective Conan x OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang