𝗦𝗲𝘀𝘂𝗻𝗴𝗴𝘂𝗵𝗻𝘆𝗮

492 43 28
                                    

𝗣𝗮𝗿𝘁 𝗜𝗜

~~

Dai, bodoh! Ia memang sangat bodoh, dan tidak pernah berpikir panjang tentang semua yang terjadi dalam hubungannya dengan Shun. Rasanya ia sekarang benar-benar menyesal, apalagi saat melihat pria cantik yang selalu menarik perhatiannya saat di Green Room itu memasang wajah yang terluka, entah mengapa perasaan Dai menjadi begitu sakit, dan dadanya terasa sesak bahkan hingga saat ini padahal sudah lebih dari 1 minggu berlalu semenjak kejadian tersebut, ia sama sekali tidak bertemu dengan Shun lagi. Pria cantik itu menghindari dirinya, bahkan ponselnya tidak dapat di hubungi lagi dan mungkin nomornya sudah di blokir oleh Shun.

"Huftt.." Dai menghela nafasnya merasa lelah, bahkan pikirannya pun ikut kelelahan karena tak berhenti memikirkan sosok Shun, yang terus memenuhi isi kepalanya. "Shun.. Dimana kau?" ia bergumam pada dirinya sendiri, dan bertanya-tanya kemana perginya pria cantik itu.

~

Keesokan harinya, Dai sedang berada di Cafe tempat biasa dirinya mengobrol dengan teman-temannya, dan tempat dimana Shun mendengar semua kebohongannya.

"Dai-kun.."

Menoleh, "Ikuo?" ia tampak terkejut, karena kehadiran Ikuo di tempat yang ia kunjungi. "Kau disini?"

"Hum.. Kebetulan aku lewat, dan melihat dirimu disini. Kenapa sendirian?"

"Ha-hanya ingin menyendiri saja."

"Kau tampak murung, apa ada masalah?"

Kau lah masalahku. Batin Dai menggerutu.

Menggeleng, "Tidak ada, hanya tidak semangat saja."

"Ohh.." Ikuo menganggukkan kepalanya, "Aku temani ya? Tidak apa-apa kan?"

Ingin sekali Dai menolak permintaan Ikuo, karena entah mengapa ia merasa tidak tertarik dengan pria ini meskipun pada awalnya dia benar-benar membuat Dai merasa istimewa saat bersama dengannya. Namun, setelah kejadian 1 minggu lalu.. Semua pandangan Dai tentang Ikuo sangat berbanding terbalik, dan pria ini benar-benar membosankan tidak seperti Shun yang selalu menarik perhatiannya dalam segala segi pandang, dan bodohnya ia telah membuat kesalahan besar yang mungkin tidak akan pernah di maafkan oleh pria cantik itu (Shun).

"Aku sudah mau kembali, kau tidak perlu repot-repot untuk menemani diriku."

"Yah.. sayang sekali. Tapi, setelah ini kau mau kemana?"

Dai tampak berpikir, "Aku mau pulang. Lagi pula aku hanya mencari udara segar sebentar disini, dan setelahnya akan kembali lagi ke rumah."

"Sebentar sekali.."

"Memang, hm.. Aku sudah selesai." Dai bangkit dari duduknya. "Aku harus pulang sekarang, Ibuku mungkin mencariku karena terlalu lama."

"Tapi, Dai-kun—"

"Dah, Ikuo.. Bye!"

Dai langsung pergi meninggalkan Ikuo sendirian, dan hal itu membuat  Ikuo merasa kesal, karena Dai terus saja menghindari dirinya. Padahal, saat itu Dai bilang jika dirinya bisa menjadi pengganti Shun karena pria itu merasa tidak tertarik lagi dengan Shun, dan sudah merasa puas karena sudah mendapatkannya. Tapi sekarang, Dai malah menghindari dirinya terus menerus, juga sangat sulit di ajak berbicara atau sekedar mengobrol berduaan.

Merasa bebas, dan lolos. Dai akhirnya berhasil menjauh dari Ikuo, karena setiap kali bersama Ikuo ia merasa tertekan, dan dadanya terasa sesak mengingat kejadian dimana ia membuat Shun terluka karena pria cantik itu harus mendengar semua kebenarannya dari mulut Dai sendiri. Sekarang rasa bersalah itu benar-benar menyelimuti diri Dai, bahkan setiap saat ia selalu terpikirkan tentang Shun, dan sepertinya ia benar-benar telah berakhir pada pria cantik yang ia kenal selama 1 bulan di Green Room, dan menghabiskan malam di ranjang bersama dengannya meski baru beberapa kali saja.

𝗦𝘁𝘂𝗰𝗸 𝗪𝗶𝘁𝗵 𝗬𝗼𝘂 [𝗘𝗻𝗱]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang