Pemuda manis itu berdiri di balkon kamarnya. Sinar dari cahaya rembulan masuk menerangi kamarnya yang gelap, menerpa wajahnya yang seindah malaikat, membuat mata ungu bak batu amethys itu memantulkan binar indah yang menghipnotis begitu kontras dengan raut wajahnya yang nampak suram.
Tangannya yang lentik berbalut kulit seputih susu mengangkat gelas yang berisikan cairan berwarna keruh, menatap datar pada cairan itu dan membawanya untuk dapat ia minum. Namun bak ada seseorang yang menyadarkannya, tangannya melemparkan gelas itu hingga menimbulkan suara pecahan gelas yang beradu dengan kerasnya lantai.
Satu tangannya menumpukan tubuh pada pagar tembok yang membatasi balkon, sedang tangan lainnya menyugar rambut biru keperakannya kebelakang dengan raut frustasi yang tercetak jelas di wajahnya yang menawan hingga membuat para dewi di atas langit iri di buatnya.
“Hah, kau ingin membunuh dirimu sendiri hanya demi seorang bajingan sepertinya? Yang benar saja Aquila!” Suaranya yang lembut mengalun namun karena nada bicara yang terdengar begitu rendah mengundang rasa mencekam tersendiri.
Sinar dari matanya yang menyala terlihat menakutkan karena nampak begitu tajam, “aku akan membuat mu membungkuk di hadapan ku. Bahkan akan ku buat kau mencium kaki ku untuk memohon agar diriku kembali pada mu.” Sorot penuh tekad dan ambisi tercetak dengan jelas saat rahang itu mengeras tajam.
“Setelah itu, rasakan lah sendiri apa yang telah aku rasakan selama ini.”
.
.
.Sinar dari mentari menyapa, matanya menatap pada balkon yang lupa untuk ia tutup semalam. Langkah kakinya yang gontai ia paksa berjalan mendekat pada balkon berniat untuk menutupnya sekalian dengan gordennya, pemuda manis itu berniat untuk tidur kembali.
Namun saat baru saja kakinya menampakkan diri di pintu balkon suara ketukan yang berasal dari pintu terdengar, “tuan muda, anda sudah bangun?” Sebuah pertanyaan plat yang selalu ia dengar di setiap pagi untuk membangunkannya.
Neil Wilson, pelayan sekaligus seorang yang menyandang sebagai tangan kanan milik ayahnya itu membuka pintu kamar kala tidak mendapatkan jawaban dengan niat membangunkan sang tuan muda, namun saat matanya melirik arah balkon yang terbuka lebar di mana sang tuan muda berdiri dengan raut datar, lantas Neil pun membungkukkan tubuhnya.
“Maaf tuan muda, saya kira anda belum terbangun.”
Dahi sang pengawal mengernyit bingung saat ia melihat tuan mudanya malah menutup pintu dan gorden balkon, “kenapa anda menutupnya?”
“Aku ingin kembali tidur.”
Jawaban singkat itu membuat Neil semakin mengernyit, “ini waktunya sarapan tuan muda. Tuan Arthur, tuan muda Kairos dan tuan muda Noah sudah menunggu anda untuk sarapan bersama.”
Langkah Neil, ia bawa untuk semakin mendekat pada sang tuan muda yang kini sudah membaringkan tubuhnya kembali di atas ranjang empuk, “katakan pada ayah aku masih mengantuk.” Ujar Aquila acuh.
“Tetapi itu tidak-“ Pandangan Neil tertuju pada pecahan gelas yang berserakan di atas lantai dekat sofa panjang yang ada di sana, “astaga tuan muda, ini berbahaya! Kenapa anda tidak memanggil pelayan untuk membersihkannya?” Neil berujar panik.
Pengawal itu kemudian dengan cekatan membereskan pecahan gelas itu, memanggil beberapa pelayan lainnya untuk membersihkan noda tumpahan yang bercecer mengotori karpet merah yang melapisi lantai kamar.
“Berisik Neil! Aku mau tidur lagi.”
Neil menoleh dimana Aquila menutup matanya berusaha untuk kembali ke alam mimpi, ia merasa heran dengan tingkah sang tuan muda yang terlihat begitu malas hari ini. Kepalanya menggeleng pelan, menarik selimut yang Aquila pakai untuk menutupi tubuhnya, Neil berdecak saat tangan sang tuan muda memegangi selimut itu dengan kuat, “bangun tuan muda. Tidak baik membuat tuan Arthur dan yang lainnya menunggu. Anda bisa melanjutkan tidur anda setelah anda sarapan nanti.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to You?
Random[Content warning: This is BxB area!] . . . Sakit hati saat diselingkuhi oleh orang yang kita cintai pastilah terasa sangat menyakitkan hingga membuat pemuda manis itu berniat untuk mengakhiri hidupnya dengan menegak racun mematikan. Namun entah m...