2. JesGreat

689 50 4
                                    

🧁

Jes pulang dengan lelah, ia sedikit heran melihat pelayannya tak ada yang berani menatapnya bahkan cenderung menghindar.

Saat Maid yang dituakan lewat, ia segera menghentikannya,

"Ada apa?" tanya Jes dingin.

"M-maaf Tuan." Jawab Maid menunduk.

"Bicara yang jelas!" bentak Jes.

"Tuan Great pergi diusir oleh Tuan Beem tadi pagi."

"Sialan!" Jes segera keluar dan pergi dengan mobilnya.

Jes pergi ke kontrakan Great, tapi kontrakan itu kosong. Segera ia pergi ke pemilik kontrakan itu guna menanyakan keberadaan Great.

"Nong Great sudah pindah dari tadi pagi, Tuan." Jawab Ibu pemilik kontrakan.

"Pergi kemana, Bu?" Tanya Jes.

"Keluar kota," jawabnya.

"Kemana?"

"Saya kurang tahu, Tuan."

Jes mengangguk paham dan segera pamit pergi. Ia segera menancap gas menyusuri daerah ini. Bodohnya ia tak terpikirkan meminta sang bodyguard untuk mencari Great.

"Bodohnya kau Jes!" Jes merutuki dirinya.

Ia meminta beberapa bodyguard untuk mencari keberadaan Great, dan singkatnya mereka menemukan Great.

Tanpa menunggu besok, Jes segera pergi ke kota tersebut. Dan kini, Jes sudah berada di depan rumah size standar, tak begitu besar, namun bukan juga mini.

Jes menekan bel rumah, keluar seorang laki-laki yang ia tahu bahwa itu kakak Great.

"Mencari siapa, Tuan?" Tanyanya heran karena ia tak mengenal Jes.

"Great." Jawab Jes singkat nan datar.

"Oh, anda teman Great? Silakan masuk." Sambut kakaknya ramah.

Jes masuk dan duduk di ruang tamu menunggu Great yang sedang dipanggilkan oleh kakaknya.

Saat di tangga, Great tercekat. Bagaimana bisa laki-laki ini ...?

Great ragu untuk turun, tatapan mereka beradu. Jes menatapnya sendu lalu berubah tajam. Sementara tatapan Great yang awalnya terkejut menjadi takut.

"Kemarilah!" Ucap Jes dingin.

Great menelan ludahnya sulit, lalu menuruni anak tangga satu demi satu. Ia tak ingin segera sampai. Sungguh ia benar-benar takut.

Great duduk di sofa yang jauh dari Jes membuat Jes sedikit tersulut emosi, namun segera ia kontrol.

"Mengapa kau pergi?" Tanyanya datar.

Great berusaha menatap matanya, "kekasihmu datang."

"Kau percaya?"

"Eum ... tentu saja."

"Bodoh." Gumam Jes pelan, namun masih terdengar oleh Great.

"Ya, memang." Jawab Great sewot.

"Kembali, aku tak mau menggunakan kekerasan." Pinta Jes lembut menurutnya, tapi menurut Great masih terlihat menyeramkan.

"Tidak, aku mau tinggal di sini."

"Great!" Jes menatap Great tajam.

"Aku tidak mau Khun, kau juga tidak berhak memaksaku!" Great mulai emosi.

"Menurutlah, selagi aku masih baik."

"Tidak mau ya tidak mau!"

"Baiklah, kau memilih opsi yang lain."

I LikeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang