4. Cupcake

187 22 3
                                    

🌦Eunrose🌦


Karena Rosetta sudah tidak tahan lagi dengan keheningan yang kini tengah menerpa mereka, ia langsung berujar, “Sebelum itu mari kita saling mengenal terlebih dulu.”

“Kan udah aku bilang, aku udah kenal kamu.” sahutnya.

Rosetta menghela napas kasar, “Lo yang kenal, gue yang kagak kenal!” ujarnya kesal.

Lelaki itu malah tertawa namun mampu membuat Rosetta terpikat sebentar. “Kamu makan dulu, nanti kita kenalan sambil ngobrol santai.” ucapnya.

Rosetta dengan cepat menyambar makanan tadi, Lagi-lagi lelaki itu terkekeh kecil melihat tingkah Rosetta.

“Kamu tau gak dulu ada lelaki yang hampir aja di pukul pake kayu sama kakak kelasnya sendiri.” ujar lelaki itu,

Rosetta mengernyitkan dahinya, “Dulu? Waktu kelas berapa?” tanyanya bingung.

Lelaki itu berdecak pelan, “Dasar pelupa, dulu waktu SMP.” jawabnya kesal.

“Lo kalau ngomong yang jelas emang SMP kita sama?” tanya Rosetta tak kalah kesal.

“SMP yang ada di Jakarta, udah itu aja cluenya.”

Rosetta mengetuk jemarinya di atas meja sambil mengingat kembali jaman waktu sekolah menengah pertama miliknya, Kalau diingat kembali ia dulu hanya seorang siswi yang tidak terkenal kecuali di juluki sebagai seorang penyanyi gereja, sebab ia sendiri setiap hari minggu mengikuti ibadah gereja dan menjadi bagian dari paduan suara.

“Gue gak inget apa-apa, kecuali gue dijuluki penyanyi gereja. Kasih clue lagi dong.” pinta Rosetta dengan wajah memelas.

Lelaki itu menghela napas lagi kali ini dengan durasi yang lama, “Gadis penyanyi gereja yang gue suka dari dulu.” gumam lelaki itu.

Rosetta yang setengah mendengar dengan ucapan lelaki itu, langsung saja bertanya, “Lo ngomong apaan?”

“Enggak, pokoknya ini waktu istirahat kedua di taman belakang sekolah. Cowok kecil pake kacamata, terus yang mukul itu badannya besar anak paling ditakuti di sekolah.” Penjelasan dari lelaki itu langsung berdampak pada ingatannya dulu.

Flashback

Taman belakang SMP Jakarta

Rosetta kala itu sedang berjalan sambil tersenyum manis sebab permen lollipop yang biasanya sangat cepat habis, kini ia bisa merasakannya ini semua karena ada anak yang tiba-tiba saja datang dan memberikan lollipop ini dengan alasan sudah punya banyak.

Dengan senang hati Rosetta menerima pemberian itu.

Dikala kebahagiaanya saat melintas lewat taman belakang sedang ada perkumpulan anak laki-laki dan bisa ia lihat ada anak yang tengah dikepung ditengahnya.

“Anak yang malang,” batinnya.

Rosetta kala itu enggan berurusan tapi tanpa sengaja matanya bertemu dengan anak lelaki itu, entahlah ia merasa anak lelaki itu meminta bantuan kepadanya.

Short Story of Roses Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang