Hyejin Pov.
Aku berpamitan pada Yoongi dan Jungkook setelah kami keluar dari kedai Tteobokki, tadinya Jungkook dan Yoongi berniat mengantarkanku sampai ke apartemen,tapi kutolak secara halus dengan mengatakan bahwa aku akan pulang sendiri saja.
Aku melirik arlojiku di pergelangan tangan kiriku, sudah mendekati pukul sepuluh malam, apakah Namjoon sudah pulang? aku merogoh ponsel disaku hodieku, ponselku kehabisan daya.
Shit.
Aku melajukan langkah hingga presisi seseorang membuat kakiku terhenti. Mataku mengerjap lambat menatap laki laki besar itu hingga tiba tiba ia membawaku dalam pelukannya, lengan besarnya meraih tubuh mungilku dengan satu dekapan, ia terengah, aku menangkap kecemasan dalam hembusan nafasnya yang tidak beraturan.
" Akhirnya aku menemukanmu Kim Hyejin, aku takut sekali tadi saat pulang ke apartemen tapi kau tidak ada."
Namjoon membelai surai coklatku dengan lembut. Kurasakan nafasnya naik turun ketika mendekapku erat. Layaknya gambaran seorang ayah yang baru saja menemukan putri kecilnya yang hilang dipasar malam karena terlepas dari genggaman tangan sang ayah.
" Kau kemana saja eoh? Kau membuatku takut Sayang."
Ada kecemasan dalam kalimat pertanyaan itu, keningnya agak berkerut dan aku menjadi sedikit merasa bersalah. Pasti ia panik dan mencariku kemana mana.
" Tadi sore aku sudah berencana pulang tapi aku bertemu dengan kedua temanmu Yoongi dan Jungkook, mereka mengajakku melihat festival kembang api dan makan Tteobokki."
Aku menjelaskan pada Namjoon apa yang sebenarnya membuatnya kuatir. Bisa kubayangkan Namjoon pasti panik karena aku tidak ada di apartemen dan ponselku tidak bisa di hubungi karena mati total.
" Kau tau betapa cemasnya aku memikirkanmu?". Aku bahkan terbayang hal hal yang menakutkan. Matanya memandang lembut tapi begitu menggambarkan kekuatiran yang meluap luap.
" Maaf," Ucapku sambil menundukkan kepala.
" Tak apa, aku juga bersalah, sejak kita datang ke kota ini aku belum mengajakmu jalan jalan, kau pasti bosan dan kesepian karena sering kutinggal bertugas di Rumah Sakit dengan jam kerja yang tidak menentu."
" Sudahlah Joon, aku mengerti kesibukanmu, seharusnya tadi aku mengirimmu pesan agar kau tau aku pergi ke tempat ini."
Sekali lagi aku mengutarakan penyesalanku.
" Ayo kita pulang, aku ingin tidur sambil memelukmu."
Kalau sudah seperti ini Namjoon berlakon seperti balita besar. Tapi aku tau begitulah cara Namjoon meredakan perasaannya yang tidak nyaman dengan cara memelukku.
" Aku akan memelukmu sepanjang malam dokter Kim," Ucapku seraya mengelus lengannya yang dibungkus Jaket berwarna Nude.
Aku memasukan tangan ke dalam kantong jaket Namjoon karena udara mulai dingin, tapi tangan besarnya ikut menggenggam tanganku didalam sana. Rasa hangat menjalar sampai ke hatiku. Namjoon memang laki laki yang sempurna dengan segala kekurangannya.
Sesampainya di apartemen aku memutuskan untuk mandi dan mengenakan piyama. Namjoon sedang bersandar di kepala ranjang membaca buku dengan wajah serius di sertai kacamata yang menghiasi hidung mancungnya.
" Tidurlah dokter Kim, kau sudah bekerja keras hari ini, aku tidak ingin kau sakit."
Namjoon mengalihkan pandangan matanya dari buku itu, menatapku lembut dan tersenyum hingga tercetak lengkungan kecil yang indah di pipi pria itu. Ia menutup dan meletakkan buku di atas nakas. Melepaskan kacamata yang hinggap di hidungnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHACKLES OF THE PAST ( HIATUS )
FanficPerkataan Jungkook masih terngiang di telingaku. "Hyung, apakah orang yang sudah meninggal dapat hidup kembali?" "Tentu saja itu tidak mungkin Kook." Tadinya aku yakin akan hal itu, tapi keyakinanku goyah setelah bertemu Kim Hyejin." Min Yoongi memi...