TLS-13

1.5K 139 8
                                    

terbayang-bayang kamu~

༶•┈┈⛧┈♛ The Lil Servant ♛┈⛧┈┈•༶

Lady Valeria berdiri di ambang pintu kamar dengan tatapan sinis yang tertuju pada Taro.
"Oh, belum bangun ya?" Senyumnya penuh dengan mengejek.
"Syukurlah dia belum bangun, aku harap dia pergi untuk selamanya."

Sebastian, yang masih duduk di tepi ranjang, menoleh dengan perlahan, sorot matanya berubah tajam, menyelidik.
"Apa maksud dari ucapanmu, Lady?" suaranya dalam dan tegas, seolah menyiratkan ancaman yang tak terucapkan.

Valeria mendekat, langkahnya mantap dan angkuh. "Aku berharap dia mati!" Dia menekankan setiap kata dengan kebencian yang jelas.

"Bukannya dia berada di sini karena akan kau penggal?" Nadanya berubah tajam dan dingin, penuh tuduhan.

"Lalu kenapa kau biarkan dia hidup?! Jangan bilang kau menyukainya, Bas!"

Sebastian berdiri, tingginya yang menjulang menambah aura menakutkan yang memancar darinya. Wajahnya tidak menunjukkan emosi, hanya tatapan dingin yang menusuk.

"Sudah?" tanyanya dengan nada datar, namun mengandung otoritas yang tak bisa dilawan.

"Dia tidak ada urusannya denganmu. Hidup dan matinya dia berada di tanganku."

"Dan.. kau berkata dia belum bangun? Kau tahu apa yang telah terjadi dengannya?", tanyanya dengan cercaan.

Wajah Valeria berubah menjadi pucat, kedua bola matanya bergulir kesana kemari mencoba berusaha agar tidak gugup.
" A-apa maksudmu, Bas?"

Langkah Sebastian semakin maju memojokkan Valeria ke dinding dibelakangnya.
"Hm? Atau ini semua karena ulahmu?"

Valeria tertegun sejenak, ketidaknyamanan terlihat di wajahnya. Namun, dia segera menutupi kegelisahannya dengan senyum yang dipaksakan.
"Sayang..."

Seringai tercetak di wajah Sebastian, ia tahu semua ini perbuatan wanita itu. Ia akan membalas perbuatannya setelah pemuda kecil miliknya itu bangun.

"Tuan utama, kapan kau akan bangun? Kau tidak mau melewatkan hal ini kan?"

"Bialkan saja, Deus. Gue males bangun, kalo si kaisal sama nenek lampil itu belum pelgi."

"Hentikan panggilan menjijikkan itu," potong Sebastian tajam, membuat Valeria tersentak.

"Untuk apa kau kemari? Dan di mana tata kramamu itu, Lady?" Nada suaranya dingin dan menghukum, seolah kehadiran Valeria di tempat itu adalah sebuah penghinaan.

"Menyelonong masuk ke kamar seorang kaisar tanpa mengetuk pintu?"

Wajah Valeria pucat seketika, tatapannya menghindar dari mata Sebastian.
"Bas, ma-maaf aku..." suaranya terdengar lirih, penuh ketakutan yang kini mulai merayapi dirinya.

Sebastian mendekatinya, setiap langkahnya membuat Valeria semakin mundur, terpojok oleh aura dominan yang dikeluarkan oleh kaisar itu.
"Katakan!" perintahnya, tidak memberinya ruang untuk menghindar.

Valeria berusaha menenangkan dirinya, menelan ludah dengan gugup sebelum akhirnya berbicara.
"Aku... aku ingin mengajakmu pergi ke Rumah Busana Petran Barlis. Untuk hari pernikahan kita minggu depan," jawabnya dengan suara gemetar, mencoba mengumpulkan sisa-sisa keberaniannya.

"Hanya itu?"
Sebastian menatapnya dengan dingin, seolah apa yang baru saja dikatakannya tidak ada artinya baginya.

Valeria merasa semakin kecil di hadapan kaisar yang angkuh itu, namun dia berusaha mempertahankan senyum palsunya.
"Aku ingin kita pergi ke Labe P'Meriele, di sana ada festival makanan! Aku ingin pergi denganmu!" katanya dengan nada yang berusaha terdengar ceria dengan merangkul tangan kokoh milik Sebastian, meski ketakutan masih mencengkeram hatinya.

The Lil Servant (Slow up) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang