|COBRAMA| 01

1 1 0
                                    

MEJA yang seharusnya dijadikan tempat makan berakhir menjadi tempat duduk untuk geng penguasa SMA Rajawali. Bukan hanya duduk tetapi mereka juga terang-terangan merokok dan sebagian ngevape di dalam kelas yang kebutulan jadwal pelajaran mereka lagi kosong.

"Denger-denger ada murid baru cewek kelas sebelah. Kabarnya besok dia mulai masuk." Ujar Galenio sambil menghembuskan kepulan asap berbentuk bulat-bulat di udara.

"Cantik gak Len? Mau gue tambah daftar mantan nih gue," ujar Rivaldo yang aslinya memang sudah banyak cewek. Memiliki handphone 5 yang tiap hari ia bawakan mengantisipasi pacar-pacarnya curiga kalau dia memang selingkuh.

"Cewek saja teros!!!" sembur Halilintar.

"Sirik ba'e daripada situ-situ dicuekin mulu sama mantan," ucap Rivaldo.

Cobrama menghisap vape rasa cake dengan tenang dan menghembuskan asap-asap yang keluar dengan nikmat. Murid baru? Cewek? Tentu ia tertarik. Sudah lama sekolah ini tidak menerima siswa baru dan sudah lama juga Cobrama tak memiliki pelayan.

"Tertarik gak Cob? Mumpung kita butuh pelayan sekarang?" tanya Galenio.

Cobrama berdehem. "Urus dia." Ucapnya lalu kemudian turun dari atas meja berpindah duduk di bangku paling sudut. Ia menyalakan handphone dan beralih ke link dajjal di chrome. Ditatap semua teman-temannya. "Yok nobar!" ajaknya dan langsung diangguki mereka semua.

*

Hari ini hari pertama Aluva memasuki sekolah barunya. Baju baru, sepatu baru, tas baru, semua serba baru termasuk suasana baru. Ia turun dari atas tangga menuju ruang makan. Mengambil duduk di depan Clov―sang mama dan mulai mengolesi roti dengan selai cokelat.

Tidak ada percapakan bahkan terkesan dingin diantara mereka berdua.

"Jangan mama lihat kamu di DO mama pusing ngurus kamu terus yang gak ada ubahnya."

Nasihat dari Clov sama sekali tidak berfungsi di telinga Aluva yang terasa menebal. Sehabis roti yang ia makan habis Aluva beranjak meninggalkan Clov.

"Mama lupa bilang tidak ada lagi motor sama mobil yang bisa kamu pakai. Mama sita semuanya. Kamu sekolah pakai angkot rekening kamu juga mama tahan." Ucap Clov sebelum Aluva menjauh.

Aluva mengepalkan tangannya disisi rok. Ingin melawan tapi terlalu malas mengeluarkan suara menanggapi Clov.

Akhirnya ia melanjutkan langkah kakinya yang sempat berhenti. Menunggu diperempatan jalan angkot warna hijau berhenti. Ia naik dan duduk di dekat pintu mobil. Di dalam hati ia sangat mengeluh menaiki alat transportasi ini, tidak hanya berdesak-desakkan tapi ada ayam, bau keringat bapak-bapak yang duduk disampingnya dan sialnya lagi angkot itu mogok di tengah jalan.

Aluva terpaksa berjalan menuju sekolah. Sepertinya kepindahannya di SMA Rajawali ini merupakan kesialan. Andaikan saja ia tidak ketahuan merokok di dalam kelas mungkin ia masih di SMA Lusia dengan kebebasannya.

Jam juga menunjukkan 07.20 yang dimana ia hanya butuh waktu 10 menit lagi untuk sampe disekolah. Untung ia sudah menghapal jalan kesekolah kalau tidak mungkin ia akan kesasar sia-sia. Langkah kaki yang awalnya berjalan menjadi berlari dan bodohnya ia tidak melihat sisi kiri-kanan dan lebih fokus pada tujuannya. Hingga yang terjadi ia diserempet motor besar dan berujung jatuh tersungkur di atas aspal.

Ia meringis kesakitan sungguh kesialannya berlipat-lipat ganda hari ini.

"Gak punya mata lo nengok gue segede ini?" Aluva yang terjatuh miris diatas aspal mengerang kesal.

cowok yang masih mengenakan helm full face itu tidak merespon melainkan di dalam helm itu ia menatap cewek itu datar.

"Turun lo!" ucap Aluva sambil berdiri dengan kaki terasa perih sebab ada goresan luka dari aspal.

"Punya telinga gak, sih, lo? Apa jangan-jangan lo buta, bisu, tuli makanya gak denger gue ngomong?"

Cobrama membuka helmnya memperlihatkan rambut acak-acakkan berwarna kecoklatan alami, alis tebal yang berlekuk sempurna, rahang tegas, hidung mancung, bibir tipis merah muda dan satu lagi tatapan tajam yang ditujukan pada Aluva.

Aluva terkesima dengan Cobrama. bibirnya terbuka kecil belum pernah melihat cowok seganteng Cobrama disekolahnya dulu. Ada sih tapi masih dibawah cowok yang kini berdiri dihadapannya ini.

"Murid baru?" tanya Cobrama dingin sambil meneliti pakain Aluva yang sama dengannya dan masih baru serta belum pernah melihat kehadiran cewek ini sebelumnya.

"Iya dan lo harus tanggung jawab gara-gara lo nyerempet gue."

Cobrama turun dari atas motor berhadapan dengan cewek yang lebih pendek dan kecil dari dirinya. Tanpa kasihan ia menendang betis Aluva yang tergores.

"Sudah kan?" tanya Cobrama lugu.

"Udah? Lo mau tanggung jawab atau mau buat kaki gue makin parah?" pekik Aluva kesal.

"Berapa M uang buat pengobatan luka sekecil ini sini gue transferin."

"Gue gak butuh duit lo,"

"Atau berapa T?"

"Gue bilang gue gak butuh duit lo! minta maaf sama gue sekarang!"

Cobrama terkekeh tak memperdulikan cewek itu. ia memasang kembali helmnya , namun sebelum helm itu terpasang sempurna di kepalanya tendangan kecil mendarat dibokongnya.

"Dasar cowok sok ganteng, sok keren, gak tau bertanggung jawab, gue sumpahin lo mandul setrilyun turunan."

udah ditendang, dikata-katai, dan disumpahi Cobrama tidak peduli. Ia mengaitkan helm lalu menunggangi motor besarnya. Ia mengacung jari tengah ke Aluva dan berlalu meninggalkan cewek itu merintih kesakitan.


 Ia mengacung jari tengah ke Aluva dan berlalu meninggalkan cewek itu merintih kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cobrama Benjamin

Cobrama Benjamin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aluva Ceife

10 AGUSTUS 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

COBRAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang