03.

563 77 4
                                    

* * *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * *

Pukul enam lewat lima belas pagi Rajevan baru membuka matanya, dia melenguh sambil ngumpulin nyawa buat bangun. Siang lagi. Yaaa, gak begitu buruk lah. Masih terhitung pagi ini.

Dia gak nunggu lama buat segera mandi dan bersiap. Sarapan? Itu urusan belakangan, lagian males banget buat ngangetin makanan sedangkan waktu udah mau mepet.

Ia menggunakan celana abu nya, kemeja seragam nya dikancingkan tanpa dimasukan kedalam celana. Setelah menyisir rambutnya, mencabut ponsel yang dia charge semaleman lalu menyambar tas dan ia langsung pergi keluar.

Tanpa berpamitan, tanpa berbicara. Lagian untuk siapa? Membuka suara dirumah itu gak bakal ada jawaban selain dari mulutnya kembali, karena dia hanya tinggal sendiri.

"Eh, Jevan. Tumben berangkatnya pagi, udah sarapan kamu?" Salah satu tetangga; Bu Mira menyapa nya.

"Pagi Bu, sarapan disekolah aja hehe."

"Loh? Sini aja sarapan dirumah Ibu yuk."

"Ngerepotin banget Bu, makasih tawaran nya tapi gak usah."

"Iya deh, dasar anak bujang. Lainkali kalau butuh apa-apa tuh jangan ragu minta tolong ya nak? Kita ini tetangga, terlebih kamu tinggal nya sendiri. Ibu sering lihat sih ada orang yang masakin sama bersihin rumah tapi kan tetep aja kamu tinggalnya sendiri."

Rajevan tertegun saat tetangga nya itu memperhatikan detail seperti itu, ia terkekeh. Mungkin yang dimaksud si Ibu adalah Bu Ima dan Pak Deden, dua orang tersebut sering datang ke rumah buat ngurusin rumah itu; bersih-bersih dan masak buat Rajevan.

Tapi keduanya tidak tinggal dirumah bersama Rajevan, jadi mereka benar-benar pulang-pergi dengan cepat tergantung selesainya pekerjaan.

"Hehe iya Bu, kalau ada apa-apa nanti saya langsung datangi rumah Ibu deh."

"Iya gitu ganteng, jangan ragu pokoknya."

Karena waktu terus berlalu Rajevan segera berpamitan untuk berangkat sekolah; ia gak mau dihukum lagi. Entahlah rasa males dihukum nya sedang aktif jadi dia berusaha semaksimal mungkin menghindari hukuman.

Dibalik helm nya Rajevan dapat dengan jelas melihat seseorang dengan punggung, tas, perawakan serta motor yang ia kenal. Gak ragu buat menepi dan menghentikan motornya dibelakang motor orang itu.

"Kiw Nana!"

Benar. Cowok manis sejuta pesona yang bikin dua gender bisa sama-sama jatuh cinta. Si cantik yang selalu mendapat perhatian Rajevan dikelas, Nadikta.

Playboy Bucin | nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang